Rudal C705 |
Indonesia
akhirnya bergerak maju untuk menyongsong industri peluru kendali dalam
negeri. Kerjasama pembuatan Rudal C-705 dengan China, sempat membuat kepala para petinggi Dephan pening, karena tuntutan China cukup tinggi, jika Indonesia ingin memperoleh ToT-nya (transfer of technology). Namun persoalan ini akhirnya terselesaikan, walau persyaratannya cukup berat.
Sebagai
langkah awal TNI Angkatan Laut akan menggunakan rudal C-705 asal Cina
pada kapal cepat rudal (KCR) buatan dalam negeri. Rencananya, sebanyak 16
kapal perang KCR-40 buatan pabrik kapal di Batam, PT Palindo Marine,
bakal dilengkapi dengan peluru kendali tersebut.
“Kontrak sudah diteken, rudal diperkirakan tiba pada tahun 2014,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama, Untung Suropati, kepada Tempo, Senin, 28 Januari 2013.
Teknologi Lapan
Selama ini Lapan telah mengembangkan berbagai tipe roket: RX-550 dengan jangkaun 300 km, RX-122 dengan jangkauan 20 Km, RX-200 dengan jangkauan 40 Km dan RX-320 dengan jangkauan 80-100 Km.
Dengan kerjasama China diharapkan Lapan mampu mengembangan desain untuk mendapatkan konfigurasi roket yang sesuai dengan misinya, antara lain untuk memprediksi fenomena yang terjadi pada sistim propulsi roket seperti erosive burning dalam ruang bakar, karakteristik aliran fluida dalam nosel dan saat terjadi thrust vectoring, maupun sistim pendingin pada engine roket cair.
RX550 LAPAN |
Kerjasama ini juga diharapkan memberi masukan bagi Lapan, untuk peningkatan desain struktur roket, yakni kemampuan memprediksi fenomena aeroelastis dan aerothermoelastis roket, khususnya sirip dan nosecone, sistem peredam getaran dan shock struktur payload serta optimasi berat struktur terhadap beban kerjanya, terutama nosel melalui analisis statis, dinamik dan thermal baik untuk material komposit maupun logam. Perbaikan desain diperlukan agar gerak roket lebih baik sehingga mencegah penyimpangan trayektori roket.
Perbaikan lainnya yang dibutuhkan Lapan adalah peningkatan kualitas produk yang dihasilkan, seperti kenaikan Isp propelan, kehalusan fabrikasi struktur, optimalisasi berat struktur menggunakan material komposit, sesuai dengan roadmap tahun 2014.
PT Pindad
Sementara PT Pindad juga mulai mengembangkan amunisi kaliber besar seperti 105 mm dan 120 mm. Amunisi ini dikembangkan menjadi warhead dan rudal dengan mode proximity fuse. Proximity fuse menyebabkan kepala rudal akan meledak pada jarak yang telah ditentukan dari target. Teknologi proximity fuse ini menggunakan kombinasi dari satu atau beberapa sensor di antaranya radar, sonar aktif, infra merah, magnet, foto elektrik. Tidak hanya itu, PT Pindad juga terus mengembangkan rudal darat.
Rhan 122 |
Sistem Persenjataan Rudal
Apa yang sedang dikembangkan oleh Lapan dan PT Pindad merupakan pijakan bagi pengembangan sistem persenjataan rudal. Istilah kerennya, jika cita-cita itu tercapai maka rudal Indonesia nanti akan menjadi alternatif salah satu penangkal, sehingga Indonesia tidak tergantung dengan banyaknya jumlah kapal perang atau senjata. Targetnya adalah rudal berpangkalan di darat yang mumpuni dan disegani.
● JKGR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.