Putra Abu Jibriel Dikabarkan Tewas di Suriah Ilustrasi pertempuran sengit di Suriah. (REUTERS/Thaier Al-Sudani)
Anak Abu Jibril, Ridwan Abdul Hayie dikabarkan tewas saat berperang di Suriah. Ridwan tewas diterjang peluru dari tank pasukan Suriah saat bertempur Kota Idlib, Suriah.
Tewasnya anak keenam Abu Jibril ini dinyatakan oleh putra sulung Jibril, Muhammad Jibril Abdul Rahman dalam laman Facebooknya. "Adikku Ridwan terbunuh syahid Insyaa Allah akibat peluru tank syiah nushairiyah," kata Jibril dalam statusnya.
Ridwan menurutnya tewas saat merebut kota Idlib, Suriah dari pasukan Syiah Nushairiyah. Keluarga menurutnya tidak terlalu meratapi kepergian Ridwan.
"Ummi dan Abah adalah orang yang paling bahagia saat ini, karena beliau telah mempersembahkan salah satu dari anaknya untuk Allah. Semoga Allah memberikan Al Firdaus untuk kita semua," ujarnya.
Sementara itu pengamat terorisme Al Chaidar juga membenarkan bahwa Ridwan, putra Abu Jibril, telah tewas di Idlib, Suriah dalam laman Facebooknya.
Dikutip dari Arrahmah.com, pertempuran untuk merebut jantung Kota Idlib dilancarkan dari tiga sisi. Sisi selatan dan barat daya oleh Jabhah An-Nushrah, sisi utara dan barat laut oleh Jundul Aqsa, dan sisi Timur sepenuhnya oleh Ahrar Syam.
Sementara jalan penghubung dari kota Idlib menuju kota Ariha dijaga oleh gabungan faksi-faksi lain untuk memutus jalur bantuan musuh dan dari upaya mereka melarikan diri. Serangan dibuka oleh tembakan para sniper.(sur)Kala Muhammad Jibriel Mengenang Ridwan yang Tewas di Suriah ilustrasi sengitnya pertempuran di Suriah. (REUTERS/Wsam Almokdad)
Laman facebook Muhammad Jibriel mengantar kabar duka bagi keluarga dan kerabat. Adiknya yang bernama Ridwan dikabarkan tewas saat ikut dalam barisan sebuah kelompok militan di Suriah.
Status facebook Jibriel sekitar 11 jam lalu memuat kabar yang menceritakan soal detik-detik dirinya dan keluarga menerima kabar dan bagaimana ia mengenang Ridwan sebagai putra ke enam dari keluarga Ustad Abu Jibriel, mantan pentolan Majelis Mujahiddin Indonesia.
“Ummiku tadi bertanya, Abang, apa bener Ridwan telah tiada (syahid Insyaa Allah)? Akupun menjawab, iya ummi, ummi jangan sedih ya. Antara percaya dan tidak, aku dan ummi mulai meneteskan airmata bersama. Aku terdiam sebentar, bayangan-bayangku langsung mengarah pada senyuman adikku ini,” begitu penggalan status Muhammad Jibriel, yang pernah ditahan kepolisian lantaran terlibat dalam mata rantai pendanaan aksi teror.
Menurut status Jibriel, Ridwan merupakan anak ke enam dari sembilan bersaudara. Saat ini umurnya baru menginjak 22 tahun. Dalam ingatan sang kakak, Ridwan adalah seorang yang sederhana, tegas, suka bercanda, dan gemar mengendarai motor besar.
Kabar tewasnya Ridwan juga dikonfirmasi pengamat terorisme Al Chaidar. Menurutnya dari kabar yang ia dengar dari keluarga, putra Ustadz Abu Jibril, telah tewas di Idlib, Suriah. "Saya dapatkan kabar langsung dari keluarga," katanya saat dikonfirmasi CNN Indonesia, Jumat (27/3).
Dikutip dari Arrahmah.com, pertempuran untuk merebut jantung Kota Idlib dilancarkan dari tiga sisi. Sisi selatan dan barat daya oleh Jabhah An-Nushrah, sisi utara dan barat laut oleh Jundul Aqsa, dan sisi Timur sepenuhnya oleh Ahrar Syam.
Sementara jalan penghubung dari kota Idlib menuju kota Ariha dijaga oleh gabungan faksi-faksi lain untuk memutus jalur bantuan musuh dan dari upaya mereka melarikan diri. Serangan dibuka oleh tembakan para sniper.(sip)Catatan Ridwan Berangkat Perang ke Suriah Ridwan Abdul Hayyie. (Dok. Facebook Al Chaidar)
Ridwan Abdul Hayyie, warga negara Indonesia yang tewas di Suriah kemarin tewas saat merebut Kota Idlib, Suriah. Ia tergabung dalam pasukan Jabhat Al Nusra, salah satu pasukan yang selama ini berperang melawan rezim Bashar Al Assad.
Situs Arrahmah.com bercerita banyak soal keberadaan Ridwan di Suriah. Putra keenam Abu Jibriel ini lahir pada 16 Juni 1993. Ia pernah mengenyam pendidikan di Pesantren Tahfidzul Qur’an Isykarima Karangpandan, Solo.
Bersama sembilan orang temannya, Ridwan pergi ke Suriah pada Juli 2014 lalu sebagai relawan kemanusiaan Majelis Mujahidin.
Meski bertujuan menjadi relawan, Ridwan ternyata tidak hanya membantu pengungsi di Suriah. Di Kota Idlib, Ridwan juga ikut bertempur melawan pasukan rezim Bashar Al Assad.
Pertempuran terakhir Ridwan melawan pasukan Bashar Al Assad dilakoninya kemarin sore. Pertempuran untuk merebut jantung Kota Idlib dilancarkan dari tiga sisi.
Dari selatan dan barat daya pasukan Jabhah An-Nushrah di mana ada Ridwan didalamnya meringsek masuk. Sementara dari arah utara dan barat laut pasukan Jundul Aqsa yang masuk. Desakan dari sisi Timur sepenuhnya dilakukan oleh pasukan Ahrar Syam.
Dalam perang kali ini, Ridwan tewas diterjang peluru tank pasukan Al Assad. Kabar tewasnya Ridwan ini sudah dibenarkan oleh keluarga.
"Adikku Ridwan terbunuh syahid Insyaa Allah akibat peluru tank syiah nushairiyah saat merebut kota Idlib, Suriah," kata kakak Ridwan, Muhammad Jibriel Abdul Rahman dalam akun Faceboknya.(sur)Dikenang, Ridwan yang Tewas di Suriah Berdebat Soal Jodoh Laman facebook Muhammad Jibriel Abdul Rahman, pendiri situs berita Arrahmah, bercerita banyak soal sosok Ridwan Ridwan Abdul Hayyie. Sang adik yang dikabarkan tewas dalam sebuah pertempuran di Suriah itu, menurut status Jibriel sekitar 14 jam lalu, merupakan sosok yang tegas, sederhana, dan periang.
Muhammad Jibriel mengenang sebuah perdebatan yang lakukan dengan adiknya, Ridwan beberapa waktu lalu. Temanya: Jodoh.
“Pernah beberapa waktu dia berdebat denganku masalah jodoh. Cantiknya wanita Suriah membuat siapapun anak muda kepengen menjadikan mereka istri. Tapi aku sedikit menolak dan marah. Ku katakan kepadanya untuk istiqomah dan fokus membela kaum muslimin yang tertindas. Dan paling penting dia bisa mendapatkan pahala dari amal jihadnya dan bidadari surga,” kata Muhammad Jibriel dalam statusnya.
Muhammad Jibriel dikenal sebagai orang yang pernah ditahan kepolisian lantaran terlibat dalam mata rantai pendanaan aksi teror.
Menurut Jibriel masih dalam status facebooknya, kedua orang tuanya kini adalah orang yang paling berbahagia. Sebab mereka telah mempersembahkan anaknya untuk perjuangan.
Ridwan Abdul Hayyie, pemuda asal Indonesia berusia 22 tahun dikabarkan tewas dalam sebuah pertempuran untuk merebut jantung Kota Idlib, Suriah, pada Kamis lalu. Ia merupakan anak ke enam dari sembilan bersaudara dari Abu Jibriel, seorang pentolan Majelis Mujahiddin Indonesia.
Menurut kabar yang diperoleh CNN Indonesia, Ridwan bergabung dalam sebuah kelompok pasukan Jabhat Al Nusra. “Tertembak peluru tank pasukan Bashar Al Assad (Presiden Suriah)," kata pengamat terorisme Al Chaidar yang menerima langsung kabar kematian Ridwan dari keluarga Abu Jibriel kepada CNN Indonesia, Jumat (27/3).
Al Chaidar menyatakan, di Suriah Ridwan bukan bergabung dengan ISIS. Ia bergabung dengan pasukan Jabhat Al Nusra. Al Nusra adalah pasukan yang selama ini memerangi rezim Al Assad di Suriah.
Al Nusra juga kerap disebut sebagai Al Qaeda di Suriah. Al Nusra adalah cabang Al Qaeda di negara yang tengah berkonflik itu.
Tokoh penting di Al Nusra menurut Al Chaidar adalah Ayman Al Zawhiri yang juga tokoh Al Qaeda. Pasca kejadian 11 September, pemerintah Amerika Serikat menawarkan hadiah 25 juta dolar Amerika.
Dikutip dari Arrahmah.com, pertempuran untuk merebut jantung Kota Idlib dilancarkan dari tiga sisi. Sisi selatan dan barat daya oleh Jabhah An-Nushrah, sisi utara dan barat laut oleh Jundul Aqsa, dan sisi Timur sepenuhnya oleh Ahrar Syam.
Sementara jalan penghubung dari kota Idlib menuju kota Ariha dijaga oleh gabungan faksi-faksi lain untuk memutus jalur bantuan musuh dan dari upaya mereka melarikan diri. Serangan dibuka oleh tembakan para sniper.(sip)Ridwan Pergi ke Suriah Sebagai Relawan Ridwan Abdul Hayie, pemuda asal Indonesia berusia 22 tahun dikabarkan tewas dalam sebuah pertempuran di Kota Idlib, Suriah, pada Kamis lalu. Ia adalah putra dari Abu Jibriel pentolan dari organisasi Majelis Mujahiddin Indonesia. CNN Indonesia mencoba mencari tahu apa motivasi Ridwan berangkat ke Suriah dan seperti apa detilnya. Kakak kandung Ridwan Muhammad Jibriel Abdul Rahman bersedia menjelaskan dalam sebuah wawancara via telepon dengan jurnalis CNN Indonesia, Sandy Indra Pratama. Berikut petikannya.
Bagaimana cerita awal adik anda berangkat ke Suriah?
Itu berawal pada Ramadhan tahun lalu. Sembilan orang aktivis dan relawan dari Majelis Mujahiddin Indonesia berangkat ke Suriah. Untuk apa? Mereka adalah perwakilan yang diminta untuk menyampaikan bantuan untuk para pejuang di Suriah. Namun rupanya perang berkecamuk dan akhirnya keterlibatan itu tak bisa dipungkiri.
Lantas bagaimana?
Kesembilan aktivis Majelis Mujahiddin Indonesia pulang setelah mereka cukup melihat kondisi di Suriah dan menunaikan tugas mereka. namun Ridwan, adik saya, tinggal di sana. ia tak turut pulang. Apa tujuannya? untuk menjadi semacam perwakilan para relawan Indonesia di Suriah.
Namun perang memang keras di Suriah. Para relawan penyalur bantuan, mau tak mau turut dalam kondisi perang. Beruntung para relawan dari berbagai negara dijaga oleh sebuah kelompok kecil yang merupakan bagian dari Jabath al Nusra.
Lalu seperti apa cerita adik anda saat di Suriah?
Menurut seorang kawan dari Suriah, Ridwan kerap kali berpindah tempat lantaran kondisi perang. Komunikasi pun tak begitu lancar.
Kapan terakhir Ridwan berkomunikasi dengan keluarga?
Secara pribadi kami berkomunikasi sekitar tiga atau empat bulan lalu. Sebenarnya belakangan Ridwan sama sekali tak berkomunikasi. Sudah hampir satu bulan tak berkabar kepada keluarga.
Kabar duka itu lantas datang dari siapa?
Pada Kamis petang waktu Indonesia atau sekitar Kamis pagi buta waktu Suriah, seorang kawan tiba-tiba memberi kabar kalau Idlib sedang digempur. Dia mengatakan Abu Omar dari Indonesia menjadi salah satu korbannya. Saya pikir tak ada lain itu adik saya, Ridwan.
Setelah itu, saya langsung berkabar dengan seluruh keluarga di grup whatsapp. Keluarga tak percaya awalnya. Lantas Ummi telepon saya dan saya katakan berita itu benar adanya. Reaksi keluarga setelah itu sedih tentunya, tapi bercampur bangga juga.
Bagaimana pribadi Ridwan di mata keluarga?
Ia adalah anak kesayangan keluarga. Sebab ia punya sifat yang periang dan mudah mengambil hati orang lain untuk bisa dekat dengannya. Soal firasat, Abah kami pernah bercerita soal Ridwan yang bercerita tentang ia yang pernah bermimpi gugur di medan perang.
Bagaimana rencana setelah ini?
Jika maksudnya pengembalian atau soal pemakaman, kami keluarga berpikir sepertinya tidak. Selain faktor kondisi perang, kondisi terakhir adik kami tidak memungkinkan. Sebab ketika kami meminta foto terakhirnya, kawan di Suriah pun tak tega memberikannya. Ia tewas di tembak peluru tank.
Soal foto yang beredar membawa senjata?
Saya ingin meluruskan bukan artinya semua orang yang mengangkat senjata itu kemudian menjadi ancaman. Kondisi perang memaksa semua orang di Suriah untuk menjaga diri. senjata itu bentuk penjagaan diri. Kami tegaskan juga bahwa adik kami dan keluarga AntiISIS. Jadi jangan disamakan.
Anak Abu Jibril, Ridwan Abdul Hayie dikabarkan tewas saat berperang di Suriah. Ridwan tewas diterjang peluru dari tank pasukan Suriah saat bertempur Kota Idlib, Suriah.
Tewasnya anak keenam Abu Jibril ini dinyatakan oleh putra sulung Jibril, Muhammad Jibril Abdul Rahman dalam laman Facebooknya. "Adikku Ridwan terbunuh syahid Insyaa Allah akibat peluru tank syiah nushairiyah," kata Jibril dalam statusnya.
Ridwan menurutnya tewas saat merebut kota Idlib, Suriah dari pasukan Syiah Nushairiyah. Keluarga menurutnya tidak terlalu meratapi kepergian Ridwan.
"Ummi dan Abah adalah orang yang paling bahagia saat ini, karena beliau telah mempersembahkan salah satu dari anaknya untuk Allah. Semoga Allah memberikan Al Firdaus untuk kita semua," ujarnya.
Sementara itu pengamat terorisme Al Chaidar juga membenarkan bahwa Ridwan, putra Abu Jibril, telah tewas di Idlib, Suriah dalam laman Facebooknya.
Dikutip dari Arrahmah.com, pertempuran untuk merebut jantung Kota Idlib dilancarkan dari tiga sisi. Sisi selatan dan barat daya oleh Jabhah An-Nushrah, sisi utara dan barat laut oleh Jundul Aqsa, dan sisi Timur sepenuhnya oleh Ahrar Syam.
Sementara jalan penghubung dari kota Idlib menuju kota Ariha dijaga oleh gabungan faksi-faksi lain untuk memutus jalur bantuan musuh dan dari upaya mereka melarikan diri. Serangan dibuka oleh tembakan para sniper.(sur)Kala Muhammad Jibriel Mengenang Ridwan yang Tewas di Suriah ilustrasi sengitnya pertempuran di Suriah. (REUTERS/Wsam Almokdad)
Laman facebook Muhammad Jibriel mengantar kabar duka bagi keluarga dan kerabat. Adiknya yang bernama Ridwan dikabarkan tewas saat ikut dalam barisan sebuah kelompok militan di Suriah.
Status facebook Jibriel sekitar 11 jam lalu memuat kabar yang menceritakan soal detik-detik dirinya dan keluarga menerima kabar dan bagaimana ia mengenang Ridwan sebagai putra ke enam dari keluarga Ustad Abu Jibriel, mantan pentolan Majelis Mujahiddin Indonesia.
“Ummiku tadi bertanya, Abang, apa bener Ridwan telah tiada (syahid Insyaa Allah)? Akupun menjawab, iya ummi, ummi jangan sedih ya. Antara percaya dan tidak, aku dan ummi mulai meneteskan airmata bersama. Aku terdiam sebentar, bayangan-bayangku langsung mengarah pada senyuman adikku ini,” begitu penggalan status Muhammad Jibriel, yang pernah ditahan kepolisian lantaran terlibat dalam mata rantai pendanaan aksi teror.
Menurut status Jibriel, Ridwan merupakan anak ke enam dari sembilan bersaudara. Saat ini umurnya baru menginjak 22 tahun. Dalam ingatan sang kakak, Ridwan adalah seorang yang sederhana, tegas, suka bercanda, dan gemar mengendarai motor besar.
Kabar tewasnya Ridwan juga dikonfirmasi pengamat terorisme Al Chaidar. Menurutnya dari kabar yang ia dengar dari keluarga, putra Ustadz Abu Jibril, telah tewas di Idlib, Suriah. "Saya dapatkan kabar langsung dari keluarga," katanya saat dikonfirmasi CNN Indonesia, Jumat (27/3).
Dikutip dari Arrahmah.com, pertempuran untuk merebut jantung Kota Idlib dilancarkan dari tiga sisi. Sisi selatan dan barat daya oleh Jabhah An-Nushrah, sisi utara dan barat laut oleh Jundul Aqsa, dan sisi Timur sepenuhnya oleh Ahrar Syam.
Sementara jalan penghubung dari kota Idlib menuju kota Ariha dijaga oleh gabungan faksi-faksi lain untuk memutus jalur bantuan musuh dan dari upaya mereka melarikan diri. Serangan dibuka oleh tembakan para sniper.(sip)Catatan Ridwan Berangkat Perang ke Suriah Ridwan Abdul Hayyie. (Dok. Facebook Al Chaidar)
Ridwan Abdul Hayyie, warga negara Indonesia yang tewas di Suriah kemarin tewas saat merebut Kota Idlib, Suriah. Ia tergabung dalam pasukan Jabhat Al Nusra, salah satu pasukan yang selama ini berperang melawan rezim Bashar Al Assad.
Situs Arrahmah.com bercerita banyak soal keberadaan Ridwan di Suriah. Putra keenam Abu Jibriel ini lahir pada 16 Juni 1993. Ia pernah mengenyam pendidikan di Pesantren Tahfidzul Qur’an Isykarima Karangpandan, Solo.
Bersama sembilan orang temannya, Ridwan pergi ke Suriah pada Juli 2014 lalu sebagai relawan kemanusiaan Majelis Mujahidin.
Meski bertujuan menjadi relawan, Ridwan ternyata tidak hanya membantu pengungsi di Suriah. Di Kota Idlib, Ridwan juga ikut bertempur melawan pasukan rezim Bashar Al Assad.
Pertempuran terakhir Ridwan melawan pasukan Bashar Al Assad dilakoninya kemarin sore. Pertempuran untuk merebut jantung Kota Idlib dilancarkan dari tiga sisi.
Dari selatan dan barat daya pasukan Jabhah An-Nushrah di mana ada Ridwan didalamnya meringsek masuk. Sementara dari arah utara dan barat laut pasukan Jundul Aqsa yang masuk. Desakan dari sisi Timur sepenuhnya dilakukan oleh pasukan Ahrar Syam.
Dalam perang kali ini, Ridwan tewas diterjang peluru tank pasukan Al Assad. Kabar tewasnya Ridwan ini sudah dibenarkan oleh keluarga.
"Adikku Ridwan terbunuh syahid Insyaa Allah akibat peluru tank syiah nushairiyah saat merebut kota Idlib, Suriah," kata kakak Ridwan, Muhammad Jibriel Abdul Rahman dalam akun Faceboknya.(sur)Dikenang, Ridwan yang Tewas di Suriah Berdebat Soal Jodoh Laman facebook Muhammad Jibriel Abdul Rahman, pendiri situs berita Arrahmah, bercerita banyak soal sosok Ridwan Ridwan Abdul Hayyie. Sang adik yang dikabarkan tewas dalam sebuah pertempuran di Suriah itu, menurut status Jibriel sekitar 14 jam lalu, merupakan sosok yang tegas, sederhana, dan periang.
Muhammad Jibriel mengenang sebuah perdebatan yang lakukan dengan adiknya, Ridwan beberapa waktu lalu. Temanya: Jodoh.
“Pernah beberapa waktu dia berdebat denganku masalah jodoh. Cantiknya wanita Suriah membuat siapapun anak muda kepengen menjadikan mereka istri. Tapi aku sedikit menolak dan marah. Ku katakan kepadanya untuk istiqomah dan fokus membela kaum muslimin yang tertindas. Dan paling penting dia bisa mendapatkan pahala dari amal jihadnya dan bidadari surga,” kata Muhammad Jibriel dalam statusnya.
Muhammad Jibriel dikenal sebagai orang yang pernah ditahan kepolisian lantaran terlibat dalam mata rantai pendanaan aksi teror.
Menurut Jibriel masih dalam status facebooknya, kedua orang tuanya kini adalah orang yang paling berbahagia. Sebab mereka telah mempersembahkan anaknya untuk perjuangan.
Ridwan Abdul Hayyie, pemuda asal Indonesia berusia 22 tahun dikabarkan tewas dalam sebuah pertempuran untuk merebut jantung Kota Idlib, Suriah, pada Kamis lalu. Ia merupakan anak ke enam dari sembilan bersaudara dari Abu Jibriel, seorang pentolan Majelis Mujahiddin Indonesia.
Menurut kabar yang diperoleh CNN Indonesia, Ridwan bergabung dalam sebuah kelompok pasukan Jabhat Al Nusra. “Tertembak peluru tank pasukan Bashar Al Assad (Presiden Suriah)," kata pengamat terorisme Al Chaidar yang menerima langsung kabar kematian Ridwan dari keluarga Abu Jibriel kepada CNN Indonesia, Jumat (27/3).
Al Chaidar menyatakan, di Suriah Ridwan bukan bergabung dengan ISIS. Ia bergabung dengan pasukan Jabhat Al Nusra. Al Nusra adalah pasukan yang selama ini memerangi rezim Al Assad di Suriah.
Al Nusra juga kerap disebut sebagai Al Qaeda di Suriah. Al Nusra adalah cabang Al Qaeda di negara yang tengah berkonflik itu.
Tokoh penting di Al Nusra menurut Al Chaidar adalah Ayman Al Zawhiri yang juga tokoh Al Qaeda. Pasca kejadian 11 September, pemerintah Amerika Serikat menawarkan hadiah 25 juta dolar Amerika.
Dikutip dari Arrahmah.com, pertempuran untuk merebut jantung Kota Idlib dilancarkan dari tiga sisi. Sisi selatan dan barat daya oleh Jabhah An-Nushrah, sisi utara dan barat laut oleh Jundul Aqsa, dan sisi Timur sepenuhnya oleh Ahrar Syam.
Sementara jalan penghubung dari kota Idlib menuju kota Ariha dijaga oleh gabungan faksi-faksi lain untuk memutus jalur bantuan musuh dan dari upaya mereka melarikan diri. Serangan dibuka oleh tembakan para sniper.(sip)Ridwan Pergi ke Suriah Sebagai Relawan Ridwan Abdul Hayie, pemuda asal Indonesia berusia 22 tahun dikabarkan tewas dalam sebuah pertempuran di Kota Idlib, Suriah, pada Kamis lalu. Ia adalah putra dari Abu Jibriel pentolan dari organisasi Majelis Mujahiddin Indonesia. CNN Indonesia mencoba mencari tahu apa motivasi Ridwan berangkat ke Suriah dan seperti apa detilnya. Kakak kandung Ridwan Muhammad Jibriel Abdul Rahman bersedia menjelaskan dalam sebuah wawancara via telepon dengan jurnalis CNN Indonesia, Sandy Indra Pratama. Berikut petikannya.
Bagaimana cerita awal adik anda berangkat ke Suriah?
Itu berawal pada Ramadhan tahun lalu. Sembilan orang aktivis dan relawan dari Majelis Mujahiddin Indonesia berangkat ke Suriah. Untuk apa? Mereka adalah perwakilan yang diminta untuk menyampaikan bantuan untuk para pejuang di Suriah. Namun rupanya perang berkecamuk dan akhirnya keterlibatan itu tak bisa dipungkiri.
Lantas bagaimana?
Kesembilan aktivis Majelis Mujahiddin Indonesia pulang setelah mereka cukup melihat kondisi di Suriah dan menunaikan tugas mereka. namun Ridwan, adik saya, tinggal di sana. ia tak turut pulang. Apa tujuannya? untuk menjadi semacam perwakilan para relawan Indonesia di Suriah.
Namun perang memang keras di Suriah. Para relawan penyalur bantuan, mau tak mau turut dalam kondisi perang. Beruntung para relawan dari berbagai negara dijaga oleh sebuah kelompok kecil yang merupakan bagian dari Jabath al Nusra.
Lalu seperti apa cerita adik anda saat di Suriah?
Menurut seorang kawan dari Suriah, Ridwan kerap kali berpindah tempat lantaran kondisi perang. Komunikasi pun tak begitu lancar.
Kapan terakhir Ridwan berkomunikasi dengan keluarga?
Secara pribadi kami berkomunikasi sekitar tiga atau empat bulan lalu. Sebenarnya belakangan Ridwan sama sekali tak berkomunikasi. Sudah hampir satu bulan tak berkabar kepada keluarga.
Kabar duka itu lantas datang dari siapa?
Pada Kamis petang waktu Indonesia atau sekitar Kamis pagi buta waktu Suriah, seorang kawan tiba-tiba memberi kabar kalau Idlib sedang digempur. Dia mengatakan Abu Omar dari Indonesia menjadi salah satu korbannya. Saya pikir tak ada lain itu adik saya, Ridwan.
Setelah itu, saya langsung berkabar dengan seluruh keluarga di grup whatsapp. Keluarga tak percaya awalnya. Lantas Ummi telepon saya dan saya katakan berita itu benar adanya. Reaksi keluarga setelah itu sedih tentunya, tapi bercampur bangga juga.
Bagaimana pribadi Ridwan di mata keluarga?
Ia adalah anak kesayangan keluarga. Sebab ia punya sifat yang periang dan mudah mengambil hati orang lain untuk bisa dekat dengannya. Soal firasat, Abah kami pernah bercerita soal Ridwan yang bercerita tentang ia yang pernah bermimpi gugur di medan perang.
Bagaimana rencana setelah ini?
Jika maksudnya pengembalian atau soal pemakaman, kami keluarga berpikir sepertinya tidak. Selain faktor kondisi perang, kondisi terakhir adik kami tidak memungkinkan. Sebab ketika kami meminta foto terakhirnya, kawan di Suriah pun tak tega memberikannya. Ia tewas di tembak peluru tank.
Soal foto yang beredar membawa senjata?
Saya ingin meluruskan bukan artinya semua orang yang mengangkat senjata itu kemudian menjadi ancaman. Kondisi perang memaksa semua orang di Suriah untuk menjaga diri. senjata itu bentuk penjagaan diri. Kami tegaskan juga bahwa adik kami dan keluarga AntiISIS. Jadi jangan disamakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.