Indonesia baru saja mendapat kiriman delapan dari 61 tank tempur utama Leopard 2A4 yang dipesan dari Jerman. Tapi seberapa ampuh monster baja yang pernah menjadi tulang punggung Bundeswehr ini?
Pemerintah merogoh kocek sebesar 280 juta US Dollar buat membeli tank tempur generasi ketiga dari Jerman. Nantinya TNI akan mendapat tank bekas militer Jerman yang sudah dimodifikasi dengan menambahkan pendingin ruangan. Tank itu kini bernama Leopard 2 RI. [Foto Kaskus]
Transfer Teknologi
Selain tank tempur utama, Indonesia juga mendapat 42 kendaraan tempur infanteri tipe Marder 1A3 yang telah dimodifikasi dan 4 tank penderek jenis Büffel ARV dan 3 tank pengangkut jembatan yang dimiliki militer Jerman. Menurut jurnal militer IHS Jane, pembelian itu juga melibatkan transfer teknologi dari Rheinmetall kepada PT. Pindad. [Foto Pusenkav]
Cuci Gudang Militer Jerman
Leopard 2A4 pernah menjadi tulang punggung militer Jerman pada masa Perang Dingin. Setelah tahun 2000, Jerman menjual semua tank tempurnya ke negara-negara sahabat, antara lain Singapura, Portugal dan Turki. Bundeswehr saat ini sudah beralih ke varian yang lebih modern, yakni tipe A6 dan A7. [Foto altair.com]
Monster Kota
Untuk Indonesia, TNI meminta agar Rheinmetal merombak Leopard 2 agar lebih cocok untuk dipakai di medan tempur perkotaan. Untuk itu monster darat tersebut mendapat lapisan pelindung tambahan di bagian depan dan samping, pengeras suara dan sistem kamera pengawas 360 derajat. Varian ini diberi nama Leopard 2A6 Revolution. [Foto merdeka]
Irit dan Lincah
Secara umum Leopard 2 ditakuti lantaran kemampuan manuvernya yang tinggi. Kendati cuma mampu melesat dengan kecepatan maksimal 70 kilometer/jam, Leopard 2 mencatat konsumsi bahan bakar separuh dari yang dibutuhkan tank utama militer Amerika Serikat, M1 Abrams. [Foto TNI AD]
Minim pengalaman
Namun berbeda dengan M1 Abrams, Merkava (Israel) atau Challengger 2 (Inggris), tank milik Jerman ini masih miskin pengalaman bertempur. Tercatat Leopard 2 cuma pernah dua kali diterjunkan ke medan perang, yakni di Kosovo tahun 1999 dan Afghanistan pada 2007. [Foto Pusenkav]
Baja Tanpa Pelindung
Leopard 2A4 punya reputasi buruk ihwal baja pelindungnya. Dikembangkan sebagai tank tempur bermobilitas tinggi, bobot Leopard sejak awal dipangkas dengan mengorbankan lapisan baja di bagian samping dan depan. Tidak heran jika hampir semua penjualan dibarengi dengan modifikasi sistem pelindungnya.[Foto Pusenkav]
♞ DW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.