Uji coba roket pertahanan R-Han 450 (Detik) 🚀
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut serta dalam pengembangan hingga uji statis roket buatan anak bangsa.
Kegiatan dilakukan di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (BUTPAAG-LAPAN), Garut, Jawa Barat.
Pengujian roket yang dinamai R-Han 450 itu dimaksudkan untuk mengetahui kapasitas pada beberapa bagian roket yang telah dikembangkan sebelumnya.
Kegiatan pengujian dilakukan bersama tim gabungan Puslitbang Alpahan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, PT Dahana, Pusat Riset Teknologi Roket Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA).
Pengujian R-Han 450 Dilakukan pada Oktober Lalu
DR Widyastuti SSi MSi selaku Wakil Ketua Pusat Penelitian Internet of Thing dan Teknologi Pertahanan (IoTTP) Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) ITS menuturkan pengujian statis pada R-Han 450 dilakukan pada Oktober lalu.
Nah, pengujian tersebut berfokus pada bagian tabung dan nosel. Kala itu, roket dikunci statis dan propelan di dalam bagian tabung roket dibakar serta diberlakukan kondisi operasi.
"Dari pengujian tersebut, secara bersamaan perilaku tabung dan nosel diamati," ujar Widya, dikutip dari laman resmi ITS pada Selasa (3/1/2023).
Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian konstruksi, kemampuan kerja, waktu pembakaran, gaya dorong, nilai tekanan, dan kapasitas lainnya dari roket R-Han 450.
Dua Tim dari ITS Terlibat dalam Pengembangan
Peluncuran Roket RX 200 TC Seri 01 di Garut (LAPAN BRIN) 🚀
Di hari berikutnya, dilakukan peluncuran RX200-TC. Sayangnya, karena ada kendala pada detektor yang tengah digunakan, maka uji terbang dari roket eksperimental harus ditunda.
Namun, tes peluncuran kembali dilakukan di Pantai Karang Papak, Garut, pada 21 Desember 2022 lalu. Selain mengikuti jalannya uji coba, sebanyak dua tim dari ITS juga terlibat dalam pengembangan program tersebut.
Tim pertama adalah Riset Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) yang diketuai oleh Widya sendiri. Tim tersebut berfokus pada pengembangan material tipnosecone R-Han 450 yang berbahan Thermal Barrier Coating atau TBC dan tidak mengganggu telemetri.
Sementara itu, tim kedua dari ITS terdiri dari Prof Hamzah Fansuri SSi MSi PhD dan Alief Wikarta ST MSc Eng PhD. Mereka bertanggung jawab atas program Riset Produktif INvitasi LPDP terkait penelitian Extruded Double Base (EDB) Folding Fin Aerial Rocket (FFAR) 70.
Fokus utama dari tim ini adalah pengembangan bahan pendorong dari roket FFAR-70 yang disebut propelan, nantinya pengujian dilakukan pada tahun ketiga penelitian.
Oleh karenanya, tim tersebut turut serta dalam melihat uji statis R-Han 450 dan uji terbang RX200-TC. Tujuannya sendiri untuk mengobservasi proses uji statis dan uji terbang dalam mempersiapkan EDB FFAR-70.
BRIN dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) turut membiayai pengembangan tersebut.
Produk-produk Inovasi Sebagai Produk Pertahanan Keamanan
Usai pengujian roket tersebut, dosen Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS itu berharap ke depannya produk-produk inovasi yang telah diteliti dan dikembangkan ITS dapat diaplikasikan pada produk pertahanan keamanan (hankam) sesungguhnya.
"Semoga dari produk tipescone R-Han 450 yang telah dibuat dan FFAR-70 yang sedang dilakukan penelitian dapat berguna untuk sistem pertahanan Indonesia," pungkasnya. (aeb/nwk)
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut serta dalam pengembangan hingga uji statis roket buatan anak bangsa.
Kegiatan dilakukan di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (BUTPAAG-LAPAN), Garut, Jawa Barat.
Pengujian roket yang dinamai R-Han 450 itu dimaksudkan untuk mengetahui kapasitas pada beberapa bagian roket yang telah dikembangkan sebelumnya.
Kegiatan pengujian dilakukan bersama tim gabungan Puslitbang Alpahan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, PT Dahana, Pusat Riset Teknologi Roket Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA).
Pengujian R-Han 450 Dilakukan pada Oktober Lalu
DR Widyastuti SSi MSi selaku Wakil Ketua Pusat Penelitian Internet of Thing dan Teknologi Pertahanan (IoTTP) Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) ITS menuturkan pengujian statis pada R-Han 450 dilakukan pada Oktober lalu.
Nah, pengujian tersebut berfokus pada bagian tabung dan nosel. Kala itu, roket dikunci statis dan propelan di dalam bagian tabung roket dibakar serta diberlakukan kondisi operasi.
"Dari pengujian tersebut, secara bersamaan perilaku tabung dan nosel diamati," ujar Widya, dikutip dari laman resmi ITS pada Selasa (3/1/2023).
Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian konstruksi, kemampuan kerja, waktu pembakaran, gaya dorong, nilai tekanan, dan kapasitas lainnya dari roket R-Han 450.
Dua Tim dari ITS Terlibat dalam Pengembangan
Peluncuran Roket RX 200 TC Seri 01 di Garut (LAPAN BRIN) 🚀
Di hari berikutnya, dilakukan peluncuran RX200-TC. Sayangnya, karena ada kendala pada detektor yang tengah digunakan, maka uji terbang dari roket eksperimental harus ditunda.
Namun, tes peluncuran kembali dilakukan di Pantai Karang Papak, Garut, pada 21 Desember 2022 lalu. Selain mengikuti jalannya uji coba, sebanyak dua tim dari ITS juga terlibat dalam pengembangan program tersebut.
Tim pertama adalah Riset Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) yang diketuai oleh Widya sendiri. Tim tersebut berfokus pada pengembangan material tipnosecone R-Han 450 yang berbahan Thermal Barrier Coating atau TBC dan tidak mengganggu telemetri.
Sementara itu, tim kedua dari ITS terdiri dari Prof Hamzah Fansuri SSi MSi PhD dan Alief Wikarta ST MSc Eng PhD. Mereka bertanggung jawab atas program Riset Produktif INvitasi LPDP terkait penelitian Extruded Double Base (EDB) Folding Fin Aerial Rocket (FFAR) 70.
Fokus utama dari tim ini adalah pengembangan bahan pendorong dari roket FFAR-70 yang disebut propelan, nantinya pengujian dilakukan pada tahun ketiga penelitian.
Oleh karenanya, tim tersebut turut serta dalam melihat uji statis R-Han 450 dan uji terbang RX200-TC. Tujuannya sendiri untuk mengobservasi proses uji statis dan uji terbang dalam mempersiapkan EDB FFAR-70.
BRIN dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) turut membiayai pengembangan tersebut.
Produk-produk Inovasi Sebagai Produk Pertahanan Keamanan
Usai pengujian roket tersebut, dosen Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS itu berharap ke depannya produk-produk inovasi yang telah diteliti dan dikembangkan ITS dapat diaplikasikan pada produk pertahanan keamanan (hankam) sesungguhnya.
"Semoga dari produk tipescone R-Han 450 yang telah dibuat dan FFAR-70 yang sedang dilakukan penelitian dapat berguna untuk sistem pertahanan Indonesia," pungkasnya. (aeb/nwk)
🚀 detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.