Pesawat Hercules AURI A1301 (TNI AU) ♣ TNI AU tengah diselimuti duka. Sebuah pesawat Hercules jatuh di Kota Medan. Menewaskan pilot, kru pesawat dan seluruh penumpangnya.
Pesawat Hercules sudah lama jadi andalan TNI AU. Banyak kisah heroik sekaligus tragis yang dialami deretan pesawat bertubuh tambun ini.
Di tengah panasnya konflik dengan Malaysia, Mayor Udara Djalaludin Tantu diberi tugas menerjunkan pasukan di Kalimantan Utara. Bukan soal mudah melewati perbatasan Malaysia saat itu. Radar dan pesawat tempur Inggris siap menyambar pesawat yang masuk ke wilayah Malaysia.
Namun Mayor Djalaludin Tantu bukan pilot sembarangan. Dia pilot yang kenyang makan asam garam pertempuran. Dengan berani tugas ini dikerjakan. Pesawat C-130 Hercules bernomor T-1307 itu terbang mengangkut 47 personel Pasukan Gerak Tjepat (PGT) tanggal 2 September 1964.
Di pesawat juga ikut Komandan Resimen Team Pertempuran PGT Letkol Sugiri Sukani. Perwira senior PGT ini hadir untuk menyemangati anak buahnya dalam perang melawan Malaysia dan Inggris. Pasukan elite TNI AU ini akan menghadapi perang di tengah pedalaman hutan melawan SAS dan Gurkha.
Nahas, pesawat kehilangan kontak dan dinyatakan hilang di perkirakan masuk laut di sekitar perairan Selat Malaka. Seluruh kru dan penumpang dinyatakan hilang.
Keterangan resmi TNI AU menyebut pesawat ini jatuh akibat terbang rendah dalam upaya menghindari tangkapan radar lawan.
Hilangnya Hercules ini masih menjadi misteri. Wikipedia misalnya menyebut Hercules tersebut jatuh karena ditembak pesawat tempur Gloster Javelin milik AU Inggris. Pesawat ini disiagakan untuk mendukung pasukan Federasi Malaysia di front Borneo Utara.
Informasi ini masih disangkal oleh pihak RAF sampai saat ini, karena 'secara resmi' RAF dan Angkatan Bersenjata Inggris tidak terlibat dalam konflik. Meskipun ada laporan intelijen bahwa pesawat Gloster Javelin tersebut mendarat di pangkalan AU Kuching dengan 1 rudal Firestreak-nya tidak ada lagi di tempatnya di sayap.
Untuk mengenang kepahlawanan dari Djalaludin Tantu, pangkatnya dinaikan secara anumerta menjadi Letkol Udara. Namanya diabadikan sebagai nama bandara di tanah kelahirannya Gorontalo.
Sementara nama Sugiri Sukani menjadi nama Lapangan Udara TNI AU Sugiri Sukani di Jatiwangi, Majalengka.
Pesawat Hercules sudah lama jadi andalan TNI AU. Banyak kisah heroik sekaligus tragis yang dialami deretan pesawat bertubuh tambun ini.
Di tengah panasnya konflik dengan Malaysia, Mayor Udara Djalaludin Tantu diberi tugas menerjunkan pasukan di Kalimantan Utara. Bukan soal mudah melewati perbatasan Malaysia saat itu. Radar dan pesawat tempur Inggris siap menyambar pesawat yang masuk ke wilayah Malaysia.
Namun Mayor Djalaludin Tantu bukan pilot sembarangan. Dia pilot yang kenyang makan asam garam pertempuran. Dengan berani tugas ini dikerjakan. Pesawat C-130 Hercules bernomor T-1307 itu terbang mengangkut 47 personel Pasukan Gerak Tjepat (PGT) tanggal 2 September 1964.
Di pesawat juga ikut Komandan Resimen Team Pertempuran PGT Letkol Sugiri Sukani. Perwira senior PGT ini hadir untuk menyemangati anak buahnya dalam perang melawan Malaysia dan Inggris. Pasukan elite TNI AU ini akan menghadapi perang di tengah pedalaman hutan melawan SAS dan Gurkha.
Nahas, pesawat kehilangan kontak dan dinyatakan hilang di perkirakan masuk laut di sekitar perairan Selat Malaka. Seluruh kru dan penumpang dinyatakan hilang.
Keterangan resmi TNI AU menyebut pesawat ini jatuh akibat terbang rendah dalam upaya menghindari tangkapan radar lawan.
Hilangnya Hercules ini masih menjadi misteri. Wikipedia misalnya menyebut Hercules tersebut jatuh karena ditembak pesawat tempur Gloster Javelin milik AU Inggris. Pesawat ini disiagakan untuk mendukung pasukan Federasi Malaysia di front Borneo Utara.
Informasi ini masih disangkal oleh pihak RAF sampai saat ini, karena 'secara resmi' RAF dan Angkatan Bersenjata Inggris tidak terlibat dalam konflik. Meskipun ada laporan intelijen bahwa pesawat Gloster Javelin tersebut mendarat di pangkalan AU Kuching dengan 1 rudal Firestreak-nya tidak ada lagi di tempatnya di sayap.
Untuk mengenang kepahlawanan dari Djalaludin Tantu, pangkatnya dinaikan secara anumerta menjadi Letkol Udara. Namanya diabadikan sebagai nama bandara di tanah kelahirannya Gorontalo.
Sementara nama Sugiri Sukani menjadi nama Lapangan Udara TNI AU Sugiri Sukani di Jatiwangi, Majalengka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.