Sebuah MiG-29 Rusia jatuh pekan lalu. Semakin banyaknya pesawat yang jatuh menimbulkan pembahasan mengenai usia alutsista milik militer Rusia. (ITAR-TASS)
Militer Rusia tampaknya memiliki masalah yang sama dengan Indonesia saat ini. Alutsista tua mereka menyebabkan banyak kecelakaan, terutama pada jet tempur dan pesawat pengangkut.
Pembahasan mengenai usia infrastruktur dan alutsista milik militer Rusia mengemuka setelah Senin 6 Juli pesawat pengebom Su-24M mereka jatuh di wilayah Timur Jauh Khabarovsk dalam sebuah latihan lepas landas dan menewaskan kedua pilotnya.
Sepekan sebelumnya sebuah pesawat tempur MiG-29 juga jatuh di Rusia bagian selatan. Untungnya, pilot pesawat nahas itu berhasil keluar sebelum benturan terjadi.
“Jika membandingkan era Soviet dengan masa Rusia modern, Anda akan melihat bahwa jumlah pesawat yang jatuh mungkin lebih banyak pada era Soviet. Namun, pertempuran saat itu juga jauh lebih banyak. Tentu saja statistik mengenai kecelakaan saat ini menimbulkan kekhawatiran,” kata seorang pilot uji dan pahlawan era Soviet, Magomed Tolboev, sebagaimana dikutip dari Kantor Berita Itar-Tass, Selasa (7/7/2015).
“Penyebab utama kecelakaan-kecelakaan itu adalah infrastruktur yang ketinggalan zaman. Pesawat-pesawat dari 1970-an, berusia 30 tahun, dan bahkan sampai 40 tahun,” paparnya lagi.
Tolboev juga mengingatkan bahwa statistik internasional menunjukkan bahwa kecelakaan biasanya berbanding lurus dengan jumlah penerbangan yang dilakukan. Sebuah laporan mengungkapkan bahwa Angkatan Bersenjata Rusia kehilangan empat pesawat dan tiga prajurit sejak awal 2015. Jumlah itu belum termasuk kecelakaan yang terjadi pada Senin dan pekan lalu. (hmr)
Militer Rusia tampaknya memiliki masalah yang sama dengan Indonesia saat ini. Alutsista tua mereka menyebabkan banyak kecelakaan, terutama pada jet tempur dan pesawat pengangkut.
Pembahasan mengenai usia infrastruktur dan alutsista milik militer Rusia mengemuka setelah Senin 6 Juli pesawat pengebom Su-24M mereka jatuh di wilayah Timur Jauh Khabarovsk dalam sebuah latihan lepas landas dan menewaskan kedua pilotnya.
Sepekan sebelumnya sebuah pesawat tempur MiG-29 juga jatuh di Rusia bagian selatan. Untungnya, pilot pesawat nahas itu berhasil keluar sebelum benturan terjadi.
“Jika membandingkan era Soviet dengan masa Rusia modern, Anda akan melihat bahwa jumlah pesawat yang jatuh mungkin lebih banyak pada era Soviet. Namun, pertempuran saat itu juga jauh lebih banyak. Tentu saja statistik mengenai kecelakaan saat ini menimbulkan kekhawatiran,” kata seorang pilot uji dan pahlawan era Soviet, Magomed Tolboev, sebagaimana dikutip dari Kantor Berita Itar-Tass, Selasa (7/7/2015).
“Penyebab utama kecelakaan-kecelakaan itu adalah infrastruktur yang ketinggalan zaman. Pesawat-pesawat dari 1970-an, berusia 30 tahun, dan bahkan sampai 40 tahun,” paparnya lagi.
Tolboev juga mengingatkan bahwa statistik internasional menunjukkan bahwa kecelakaan biasanya berbanding lurus dengan jumlah penerbangan yang dilakukan. Sebuah laporan mengungkapkan bahwa Angkatan Bersenjata Rusia kehilangan empat pesawat dan tiga prajurit sejak awal 2015. Jumlah itu belum termasuk kecelakaan yang terjadi pada Senin dan pekan lalu. (hmr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.