Ilustrasi. californiasecuritypro.com ✈️
Pencuri telah berhasil menembus ke markas militer Prancis di Miramas dan membawa kabur bahan peledak. Pencuri ini mampu menembus benteng pengamanan markas itu yang baru dibangun bulan lalu untuk mencegah serangan teroris.
Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan pihaknya tidak akan menjelaskan secara detail berapa jumlah bom yang dicuri. Tapi salah seorang pejabat menuturkan 150 detonator dan 40 granat hilang.
“Peledak dan detonator yang dicuri. Kalau disatukan, dapat meledak jika berada di dekat kabel listrik,” ucap Jean Vincent Brisset, mantan brigadir jenderal Angkatan Udara Prancis, seperti dilansir New York Times, 7 Juli 2015.
Dia menjelaskan, sangat mudah bagi siapa saja yang ingin membuat bom jika dua bahan tersebut tersedia. “Butuh waktu dua menit saja untuk membuat sebuah bom,” ujar Jean.
Menurut Frédéric Vigouroux, Wali Kota Miramas, markas militer ini adalah depot terbesar yang ada di Miramas. Di dalam markas tersebut, tutur dia, terdapat dua lapisan pagar listrik yang mengelilingi bangunan. Markas pun berada di bawah pengawasan 24 jam. Jadi saat ini dipertanyakan bagaimana seseorang bisa masuk tanpa terdeteksi.
“Padahal setiap hari selalu ada orang yang berpatroli. Ini sangat mengejutkan untuk kami,” kata Jean.
Jean berujar, pencuri yang mengambil peledak ini sudah memiliki banyak informasi tentang markas besar ini. Sebab, ucap dia, orang-orang tidak akan tahu tempat diletakkannya bahan peledak tersebut.
“Bahan peledak yang dicuri dapat menarik banyak orang. Orang-orang dapat menggunakan ini untuk melakukan kejahatan dan bahkan dapat dijual di pasar gelap,” tutur seorang ahli.
Pencuri telah berhasil menembus ke markas militer Prancis di Miramas dan membawa kabur bahan peledak. Pencuri ini mampu menembus benteng pengamanan markas itu yang baru dibangun bulan lalu untuk mencegah serangan teroris.
Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan pihaknya tidak akan menjelaskan secara detail berapa jumlah bom yang dicuri. Tapi salah seorang pejabat menuturkan 150 detonator dan 40 granat hilang.
“Peledak dan detonator yang dicuri. Kalau disatukan, dapat meledak jika berada di dekat kabel listrik,” ucap Jean Vincent Brisset, mantan brigadir jenderal Angkatan Udara Prancis, seperti dilansir New York Times, 7 Juli 2015.
Dia menjelaskan, sangat mudah bagi siapa saja yang ingin membuat bom jika dua bahan tersebut tersedia. “Butuh waktu dua menit saja untuk membuat sebuah bom,” ujar Jean.
Menurut Frédéric Vigouroux, Wali Kota Miramas, markas militer ini adalah depot terbesar yang ada di Miramas. Di dalam markas tersebut, tutur dia, terdapat dua lapisan pagar listrik yang mengelilingi bangunan. Markas pun berada di bawah pengawasan 24 jam. Jadi saat ini dipertanyakan bagaimana seseorang bisa masuk tanpa terdeteksi.
“Padahal setiap hari selalu ada orang yang berpatroli. Ini sangat mengejutkan untuk kami,” kata Jean.
Jean berujar, pencuri yang mengambil peledak ini sudah memiliki banyak informasi tentang markas besar ini. Sebab, ucap dia, orang-orang tidak akan tahu tempat diletakkannya bahan peledak tersebut.
“Bahan peledak yang dicuri dapat menarik banyak orang. Orang-orang dapat menggunakan ini untuk melakukan kejahatan dan bahkan dapat dijual di pasar gelap,” tutur seorang ahli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.