AS Akan Patroli di Laut Sengketa Kapal perang USS Lassen yang dipersenjatai rudal pemandu memasuki wilayah 12 mil dari perairan yang diklaim China. (Reuters/US Navy/CPO John Hageman) ★
Amerika Serikat menyatakan akan mengirimkan lagi kapal perang mereka ke dekat pulau buatan China di perairan sengketa, kendati mendapatkan protes dari pemerintah Beijing.
Diberitakan Channel NewsAsia, Rabu (28/10), sebelumnya kapal perang USS Lassen yang dipersenjatai rudal pemandu memasuki wilayah 12 mil dari perairan yang diklaim China dan empat negara lainnya di Laut China Selatan kemarin pagi.
Langkah ini membuat Beijing murka dan langsung memanggil Duta Besar AS untuk China dan menyatakan tindakan tersebut adalah pelanggaran kedaulatan.
Pejabat AS mengaku tidak kapok dan akan melakukannya lagi atas nama kebebasan navigasi di wilayah yang diyakini kaya minyak dan gas itu.
"Kami akan melakukannya lagi. Kami berlayar di perairan internasional saat itu dan menetapkan posisi kami," kata pejabat yang tidak disebut namanya itu.
USS Lassen berlayar mendekati Terumbu Karang Mischief di Kepulauan Spratly yang diperebutkan China, Filipina dan Vietnam. China mengirim dua kapal perang untuk membuntuti USS Lassen dalam pelayaran selama dua jam itu.
Menteri Pertahanan AS Ashton Carter kepada Komisi Angkatan Bersenjata Senat mengatakan bahwa militer mereka akan melakukan kegiatan tambahan di wilayah yang diklaim China itu.
"Kami bertindak dengan dasar bahwa kami akan terbang, berlayar dan beroperasi di mana pun hukum internasional memperbolehkannya dan di mana pun operasi kami dibutuhkan," kata Carter.
Tensi meninggi di perairan tersebut setelah China melakukan reklamasi untuk membuat pangkalan udara dan laut serta fasilitas militer lainnya di Laut China Selatan, yang oleh AS disebut ancaman terhadap kebebasan navigasi.
Pemerintah Washington beberapa kali menyatakan tidak mengakui klaim China di perairan sekitar pulau buatan tersebut.
China Tidak Takut Perang dengan AS di Laut Ilustrasi (Sputniknews) ★
Ketegangan di Laut China Selatan antara China dan Amerika Serikat belakangan ini masuk ke ranah media pemerintah Beijing. Dalam sebuah koran disebutkan, China tidak takut berperang dengan AS di perairan sengketa tersebut.
Diberitakan The Guardian, pernyataan ini disampaikan oleh koran pemerintah Global Times dalam editorialnya, Rabu (28/10).
"Menghadapi penghinaan dari AS, Beijing harus menghadapi Washington secara taktis dan bersiap untuk yang terburuk," ujar editorial di koran tersebut.
"Hal ini untuk menegaskan pada Gedung Putih bahwa China, walaupun enggan, tidak takut berperang dengan AS di kawasan itu, dan akan mempertahankan kepentingan dan martabat nasionalnya," lanjut editorial.
Sementara Harian Tentara Pembebasan Rakyat, koran militer China, mengambil tajuk utama tuduhan terhadap AS yang ingin menjadikan China seperti Afghanistan atau Irak.
"Fakta menunjukkan bahwa Amerika Serikat sekali lagi menggunakan kekuatan dan memulai perang, mengacaukan wilayah yang sebelumnya stabil, menyebabkan kegetiran bagi negara-negara yang secara langsung terlibat," ujar koran tersebut yang dikutip Reuters.
Sebelumnya pekan ini, AS dan China bersitegang menyusul berlayarnya kapal perang USS Lassen mendekati wilayah yang diklaim Beijing di Laut China Selatan.
Di perairan yang juga diklaim oleh Filipina dan Vietnam itu, China diyakini membangun pulau buatan untuk pangkalan, landasan pacu dan pelabuhan militer.
AS dalam pernyataannya mengatakan akan rutin melakukan patroli di wilayah tersebut atas dasar asas kebebasan navigasi di perairan internasional. (stu)
Amerika Serikat menyatakan akan mengirimkan lagi kapal perang mereka ke dekat pulau buatan China di perairan sengketa, kendati mendapatkan protes dari pemerintah Beijing.
Diberitakan Channel NewsAsia, Rabu (28/10), sebelumnya kapal perang USS Lassen yang dipersenjatai rudal pemandu memasuki wilayah 12 mil dari perairan yang diklaim China dan empat negara lainnya di Laut China Selatan kemarin pagi.
Langkah ini membuat Beijing murka dan langsung memanggil Duta Besar AS untuk China dan menyatakan tindakan tersebut adalah pelanggaran kedaulatan.
Pejabat AS mengaku tidak kapok dan akan melakukannya lagi atas nama kebebasan navigasi di wilayah yang diyakini kaya minyak dan gas itu.
"Kami akan melakukannya lagi. Kami berlayar di perairan internasional saat itu dan menetapkan posisi kami," kata pejabat yang tidak disebut namanya itu.
USS Lassen berlayar mendekati Terumbu Karang Mischief di Kepulauan Spratly yang diperebutkan China, Filipina dan Vietnam. China mengirim dua kapal perang untuk membuntuti USS Lassen dalam pelayaran selama dua jam itu.
Menteri Pertahanan AS Ashton Carter kepada Komisi Angkatan Bersenjata Senat mengatakan bahwa militer mereka akan melakukan kegiatan tambahan di wilayah yang diklaim China itu.
"Kami bertindak dengan dasar bahwa kami akan terbang, berlayar dan beroperasi di mana pun hukum internasional memperbolehkannya dan di mana pun operasi kami dibutuhkan," kata Carter.
Tensi meninggi di perairan tersebut setelah China melakukan reklamasi untuk membuat pangkalan udara dan laut serta fasilitas militer lainnya di Laut China Selatan, yang oleh AS disebut ancaman terhadap kebebasan navigasi.
Pemerintah Washington beberapa kali menyatakan tidak mengakui klaim China di perairan sekitar pulau buatan tersebut.
China Tidak Takut Perang dengan AS di Laut Ilustrasi (Sputniknews) ★
Ketegangan di Laut China Selatan antara China dan Amerika Serikat belakangan ini masuk ke ranah media pemerintah Beijing. Dalam sebuah koran disebutkan, China tidak takut berperang dengan AS di perairan sengketa tersebut.
Diberitakan The Guardian, pernyataan ini disampaikan oleh koran pemerintah Global Times dalam editorialnya, Rabu (28/10).
"Menghadapi penghinaan dari AS, Beijing harus menghadapi Washington secara taktis dan bersiap untuk yang terburuk," ujar editorial di koran tersebut.
"Hal ini untuk menegaskan pada Gedung Putih bahwa China, walaupun enggan, tidak takut berperang dengan AS di kawasan itu, dan akan mempertahankan kepentingan dan martabat nasionalnya," lanjut editorial.
Sementara Harian Tentara Pembebasan Rakyat, koran militer China, mengambil tajuk utama tuduhan terhadap AS yang ingin menjadikan China seperti Afghanistan atau Irak.
"Fakta menunjukkan bahwa Amerika Serikat sekali lagi menggunakan kekuatan dan memulai perang, mengacaukan wilayah yang sebelumnya stabil, menyebabkan kegetiran bagi negara-negara yang secara langsung terlibat," ujar koran tersebut yang dikutip Reuters.
Sebelumnya pekan ini, AS dan China bersitegang menyusul berlayarnya kapal perang USS Lassen mendekati wilayah yang diklaim Beijing di Laut China Selatan.
Di perairan yang juga diklaim oleh Filipina dan Vietnam itu, China diyakini membangun pulau buatan untuk pangkalan, landasan pacu dan pelabuhan militer.
AS dalam pernyataannya mengatakan akan rutin melakukan patroli di wilayah tersebut atas dasar asas kebebasan navigasi di perairan internasional. (stu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.