BNPB (ANTARANews/Grafis) ○
Badan Nasional Penanggulangan Bencana kembali menaburkan garam untuk mengintensifkan operasi hujan buatan di wilayah kebakaran hutan dan lahan.
"Sebanyak 284,9 ton garam ditaburkan untuk hujan buatan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu.
Dia menambahkan sesuai dengan prediksi BMKG bahwa 26 hingga 31 Oktober 2015 intensitas hujan dan awan-awan potensial mulai meningkat di Sumatera dan Kalimantan.
"Untuk mempercepat dan meningkatkan intensitas hujan, Pemerintah mengintensifkan operasi hujan buatan," katanya.
Presiden Joko Widodo, kata dia, telah memerintahkan operasi hujan buatan terus ditingkatkan.
"Khususnya disaat banyak awan seperti sekarang ini," katanya.
Pemerintah, kata dia, berharap pertumbuhan awan terus meningkat di wilayah Sumatera dan Kalimantan guna mengoptimalkan upaya pemadaman.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Satelit Himawari diketahui bahwa sebaran asap di Indonesia semakin menipis. "Termasuk di wilayah Papua," katanya.
Citra satelit tersebut, kata dia, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Laporan mengenai perkembangan kebakaran hutan dan lahan tersebut, tambah dia, telah dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo.
"BNPB sudah melaporkan setiap perkembangan terbaru terkait kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap kepada presiden," katanya.
TNI kirim Hercules untuk hujan buatan Teknologi Modifikasi Cuaca Petugas menarik konsul garam usai melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Lapangan Udara Palembang, Sumsel, Kamis (6/11). Hercules milik TNI AU yang diperbantukan untuk melakukan penyemaian awan atau hujan buatan langsung menebarkan empat ton garam di beberapa titik penyebab kabut asap terutama Ogan Komering Ilir Sumsel. (ANTARA FOTO/Feny Selly) ○
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa TNI-AU akan mengirimkan pesawat Hercules C-130 untuk mendukung operasi hujan buatan di wilayah kebakaran hutan dan lahan.
"Presiden telah memerintahkan hujan buatan ditingkatkan saat banyak awan seperti sekarang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu.
Dia menjelaskan, pada saat ini sudah ada empat pesawat terbang yaitu tiga pesawat Casa dan satu pesawat CN-295 yang terus terbang melakukan penyemaian awan.
"Namun operasi udara akan diperkuat dengan pesawat hercules yang akan segera dikirimkan," katanya.
Pesawat-pesawat tersebut, kata dia, akan ditempatkan di Pekanbaru, Palembang, Pontianak dan Palangkaraya.
"Total 284,9 ton garam (NaCl) ditaburkan ke dalam awan sejak Juni hingga sekarang," katanya.
Hujan buatan, kata dia, akan dilakukan oleh BPPT, BNPB, TNI AU dan KLHK.
"Garam dapur (NaCl) dengan butiran sangat kecil ditaburkan pada awan-awan Cummulus," katanya.
Butir NaCl, kata dia, bersifat higroskopis yang menyerap butir-butir air dalam awan sehingga bertambah besar ukuran butirnya.
"Adanya proses tumbukan dan penggabungan di dalam awan menyebabkan turunnya hujan," katanya.
Dia menambahkan, sesuai dengan prediksi BMKG bahwa tanggal 26 hingga 31 Oktober 2015 intensitas hujan dan awan-awan potensial mulai meningkat di Sumatera dan Kalimantan.
"Untuk mempercepat dan meningkatkan intensitas hujan, maka Pemerintah mengintensifkan operasi hujan buatan," katanya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana kembali menaburkan garam untuk mengintensifkan operasi hujan buatan di wilayah kebakaran hutan dan lahan.
"Sebanyak 284,9 ton garam ditaburkan untuk hujan buatan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu.
Dia menambahkan sesuai dengan prediksi BMKG bahwa 26 hingga 31 Oktober 2015 intensitas hujan dan awan-awan potensial mulai meningkat di Sumatera dan Kalimantan.
"Untuk mempercepat dan meningkatkan intensitas hujan, Pemerintah mengintensifkan operasi hujan buatan," katanya.
Presiden Joko Widodo, kata dia, telah memerintahkan operasi hujan buatan terus ditingkatkan.
"Khususnya disaat banyak awan seperti sekarang ini," katanya.
Pemerintah, kata dia, berharap pertumbuhan awan terus meningkat di wilayah Sumatera dan Kalimantan guna mengoptimalkan upaya pemadaman.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Satelit Himawari diketahui bahwa sebaran asap di Indonesia semakin menipis. "Termasuk di wilayah Papua," katanya.
Citra satelit tersebut, kata dia, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Laporan mengenai perkembangan kebakaran hutan dan lahan tersebut, tambah dia, telah dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo.
"BNPB sudah melaporkan setiap perkembangan terbaru terkait kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap kepada presiden," katanya.
TNI kirim Hercules untuk hujan buatan Teknologi Modifikasi Cuaca Petugas menarik konsul garam usai melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Lapangan Udara Palembang, Sumsel, Kamis (6/11). Hercules milik TNI AU yang diperbantukan untuk melakukan penyemaian awan atau hujan buatan langsung menebarkan empat ton garam di beberapa titik penyebab kabut asap terutama Ogan Komering Ilir Sumsel. (ANTARA FOTO/Feny Selly) ○
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa TNI-AU akan mengirimkan pesawat Hercules C-130 untuk mendukung operasi hujan buatan di wilayah kebakaran hutan dan lahan.
"Presiden telah memerintahkan hujan buatan ditingkatkan saat banyak awan seperti sekarang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu.
Dia menjelaskan, pada saat ini sudah ada empat pesawat terbang yaitu tiga pesawat Casa dan satu pesawat CN-295 yang terus terbang melakukan penyemaian awan.
"Namun operasi udara akan diperkuat dengan pesawat hercules yang akan segera dikirimkan," katanya.
Pesawat-pesawat tersebut, kata dia, akan ditempatkan di Pekanbaru, Palembang, Pontianak dan Palangkaraya.
"Total 284,9 ton garam (NaCl) ditaburkan ke dalam awan sejak Juni hingga sekarang," katanya.
Hujan buatan, kata dia, akan dilakukan oleh BPPT, BNPB, TNI AU dan KLHK.
"Garam dapur (NaCl) dengan butiran sangat kecil ditaburkan pada awan-awan Cummulus," katanya.
Butir NaCl, kata dia, bersifat higroskopis yang menyerap butir-butir air dalam awan sehingga bertambah besar ukuran butirnya.
"Adanya proses tumbukan dan penggabungan di dalam awan menyebabkan turunnya hujan," katanya.
Dia menambahkan, sesuai dengan prediksi BMKG bahwa tanggal 26 hingga 31 Oktober 2015 intensitas hujan dan awan-awan potensial mulai meningkat di Sumatera dan Kalimantan.
"Untuk mempercepat dan meningkatkan intensitas hujan, maka Pemerintah mengintensifkan operasi hujan buatan," katanya.
★ antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.