[def.pk] ☆
Kabag Ops Polres Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo, merupakan polisi yang terlihat berlindung di balik mobil ketika baku tembak dengan pelaku di depan Starbucks Coffee, MH Thamrin, Jakarta Pusat, kemarin. Susatyo bersama 5 anggota Sabhara berhasil melumpuhkan pelaku.
"Saat itu saya sebagai Kabag Ops Jakpus sedang melakukan pengamanan di MK. Begitu ada info bom dan penembakan anggota lantas, saya datang dan menerobos batas perempatan BI menuju ke TKP yang sudah ditutup anggota lantas karena informasi ada beberapa anggota lantas yang sudah ditembak," ucap Susatyo dalam pernyataannya yang dirilis Kasubbag Humas Polres Jakpus, Kompol Suyatno, Jumat (15/1/2016).
Susatyo pun melihat pelaku yang bersembunyi di balik tembok pagar Starbucks. Dia bersama 5 anggota Sabhara pun mengepung dengan memberikan tembakan untuk menunjukkan perlawanan.
"Saya bersama 5 anggota Sabhara mengepung dari depan Starbucks, hanya dalam jarak 10 meter dari pelaku yang bersembunyi dari balik tembok pagar Starbucks, agar ruang gerak mereka terkunci, diberikan tembakan yang menunjukkan adanya perlawanan," kata Susatyo.
Kabag Ops Polres Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo, merupakan polisi yang terlihat berlindung di balik mobil ketika baku tembak dengan pelaku di depan Starbucks Coffee, MH Thamrin, Jakarta Pusat, kemarin. Susatyo bersama 5 anggota Sabhara berhasil melumpuhkan pelaku.
"Saat itu saya sebagai Kabag Ops Jakpus sedang melakukan pengamanan di MK. Begitu ada info bom dan penembakan anggota lantas, saya datang dan menerobos batas perempatan BI menuju ke TKP yang sudah ditutup anggota lantas karena informasi ada beberapa anggota lantas yang sudah ditembak," ucap Susatyo dalam pernyataannya yang dirilis Kasubbag Humas Polres Jakpus, Kompol Suyatno, Jumat (15/1/2016).
Susatyo pun melihat pelaku yang bersembunyi di balik tembok pagar Starbucks. Dia bersama 5 anggota Sabhara pun mengepung dengan memberikan tembakan untuk menunjukkan perlawanan.
"Saya bersama 5 anggota Sabhara mengepung dari depan Starbucks, hanya dalam jarak 10 meter dari pelaku yang bersembunyi dari balik tembok pagar Starbucks, agar ruang gerak mereka terkunci, diberikan tembakan yang menunjukkan adanya perlawanan," kata Susatyo.
[tribunnews] ☆
Kemudian, lanjut Susatyo, para pelaku pun panik dan menyerang dengan melempar bom rakitan serta melepaskan beberapa tembakan. Saat itu, Susatyo berlindung di balik mobil Fortuner yang terkena tembakan dari pelaku.
"Dua tembakan mengenai pintu kiri belakang. Kemudian (mereka) melempar bom pertama dan kedua yang jaraknya hanya sekitar 1 meter dari mobil dinas saya," ucap Susatyo.
Susatyo pun lalu turun dari mobil melalui pintu sebelah kanan. Para pelaku pun mengalihkan perhatian padanya sehingga anggota polisi yang lain bisa lebih leluasa menyerang.
"Saya jadikan posisi ini sebagai pengalihan konsentrasi pelaku sehingga ada ruang gerak bagi anggota lain untuk mendekat. Sementara dari sisi kiri Starbucks saya melihat sudah ada Karo Ops dan Kapolsek Menteng yang akan mendekat. Sambil saya menolong anggota yang terjebak sebagai sasaran tembak karena tidak ada tempat berlindung selain mobil dinas saya," ucapnya. (dhn/try)
Kalau Tidak Dihadang dari Depan, Kejadian Bisa Seperti Paris
Kabag Ops Polres Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo, mengatakan dia dan 5 anggota Sabhara langsung menyerang para pelaku dari depan Starbucks Coffee, MH Thamrin, Jakarta Pusat. Hal itu dilakukan agar ruang gerak pelaku terbatas.
"Kalau mereka tidak dihadang dari depan, bisa kejadian seperti di Paris," ucap Susatyo dalam pernyataannya yang dirilis Kasubbag Humas Polres Jakpus, Kompol Suyatno, Jumat (15/1/2016).
Susatyo yang menyerang dengan bertamengkan mobil itu sempat dilempari 2 bom rakitan. Menurutnya, bom tersebut meledak dari jarak 1 meter dari posisinya.
Melihat ada 2 bom yang dilempar hingga jarak 1 meter dari posisinya, Susatyo memerintahkan anggota Sabhara untuk mundur ke arah taman pembatas jalan. Kemudian dia menyetir sembari terlentang untuk mempersiapkan bantuan dari satuan lainnya.
"Yang saya lihat 2 granat rakitan yang dilempar ke mobil saya itu mekanismenya harus dibakar sumbu baru dilempar," kata Susatyo.
Saat itu, Susatyo menyebut bahwa bom yang hendak dilempar kembali belum sempat dilempat karena pelakunya terkena tembakan. Bom tersebut pun meledak di lokasi di mana pelaku bersembunyi.
"Ketika ada yang dibakar namun belum sempat dilempar sudah tertembak terorisnya dan meledak," ucapnya. (dhn/faj)
☠ detik
Kemudian, lanjut Susatyo, para pelaku pun panik dan menyerang dengan melempar bom rakitan serta melepaskan beberapa tembakan. Saat itu, Susatyo berlindung di balik mobil Fortuner yang terkena tembakan dari pelaku.
"Dua tembakan mengenai pintu kiri belakang. Kemudian (mereka) melempar bom pertama dan kedua yang jaraknya hanya sekitar 1 meter dari mobil dinas saya," ucap Susatyo.
Susatyo pun lalu turun dari mobil melalui pintu sebelah kanan. Para pelaku pun mengalihkan perhatian padanya sehingga anggota polisi yang lain bisa lebih leluasa menyerang.
"Saya jadikan posisi ini sebagai pengalihan konsentrasi pelaku sehingga ada ruang gerak bagi anggota lain untuk mendekat. Sementara dari sisi kiri Starbucks saya melihat sudah ada Karo Ops dan Kapolsek Menteng yang akan mendekat. Sambil saya menolong anggota yang terjebak sebagai sasaran tembak karena tidak ada tempat berlindung selain mobil dinas saya," ucapnya. (dhn/try)
Kalau Tidak Dihadang dari Depan, Kejadian Bisa Seperti Paris
Kabag Ops Polres Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo, mengatakan dia dan 5 anggota Sabhara langsung menyerang para pelaku dari depan Starbucks Coffee, MH Thamrin, Jakarta Pusat. Hal itu dilakukan agar ruang gerak pelaku terbatas.
"Kalau mereka tidak dihadang dari depan, bisa kejadian seperti di Paris," ucap Susatyo dalam pernyataannya yang dirilis Kasubbag Humas Polres Jakpus, Kompol Suyatno, Jumat (15/1/2016).
Susatyo yang menyerang dengan bertamengkan mobil itu sempat dilempari 2 bom rakitan. Menurutnya, bom tersebut meledak dari jarak 1 meter dari posisinya.
Melihat ada 2 bom yang dilempar hingga jarak 1 meter dari posisinya, Susatyo memerintahkan anggota Sabhara untuk mundur ke arah taman pembatas jalan. Kemudian dia menyetir sembari terlentang untuk mempersiapkan bantuan dari satuan lainnya.
"Yang saya lihat 2 granat rakitan yang dilempar ke mobil saya itu mekanismenya harus dibakar sumbu baru dilempar," kata Susatyo.
Saat itu, Susatyo menyebut bahwa bom yang hendak dilempar kembali belum sempat dilempat karena pelakunya terkena tembakan. Bom tersebut pun meledak di lokasi di mana pelaku bersembunyi.
"Ketika ada yang dibakar namun belum sempat dilempar sudah tertembak terorisnya dan meledak," ucapnya. (dhn/faj)
☠ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.