Satu Tewas, Satu Tertembak Satgas TNI di Papua ★
Polisi masih terus melakukan pengejaran terhadap gerombolan OPM yang diduga melakukan penyerangan Mapolsek Sinak, Puncak, Papua.
"Terakhir operasi yang dilakukan itu satu yang meninggal, ada informasi satu lagi tertembak, tetapi belum jelas tertembaknya karena kita belum bisa menemukan jenazahnya," kata Kapolri Badrodin Haiti di Mabes Polri, Senin (12/1).
Seperti diberitakan Mapolsek Sinak diserang oleh OPM pada Minggu 27 Desember 2015 malam. Akibat penyerangan itu, 3 anggota polisi tewas. Sementara 2 anggota lainnya mengalami luka tembak.
Selain menyerang, kelompok tersebut juga mengambil 7 pucuk senjata api berbagai jenis beserta amunisinya.
Sebelum peristiwa berdarah itu terjadi, terdengar suara tembakan dari Hanoi, yang letaknya di belakang kantor polsek hanya berjarak 40 meter.
Diduga, suara tembakan itu sebagai kode untuk DK agar membuka pintu belakang Polsek Sinak. DK adalah tenaga bantuan operasi di Polsek Sinak. Dia telah bekerja sejak 4 tahun dan kini menjadi buron.
Bukan sekali ini saja Sinak menarik perhatian. Pada Februari 2013 lalu peristiwa tragis juga menimpa anggota TNI di Sinak. Saat itu tujuh orang anggota TNI tewas.
Mereka adalah Sertu Udin dan Sertu Frans yang berasal dari Koramil Sinak, serta lima anggota lain yang berasal dari Batalyon 753 Argaviratama Nabire yang tengah ditugaskan di Sinak.
Saat itu mereka diserang saat hendak mengambil alat komunikasi yang dikirim lewat pesawat di landasan perintis Sinak.
Jarak antara Koramil Sinak dan landasan sekitar 2 kilometer. Saat rombongan itu berada di tanjakan, mereka tiba-tiba diserang sekelompok sipil bersenjata.
Para prajurit itu tidak sempat memberi perlawanan karena mereka tidak membawa senjata.
Di Kabupaten Puncak dan Kabupaten Puncak Jaya terdapat 6 kelompok besar kelompok bersenjata yang sering beraksi.
Tiga kelompok di Kabupaten Puncak adalah Militer Murib yang berbasis di Distrik Sinak dan Distrik Gomeh, kelompok tua pimpinan Titus Murib yang berbasis di kepala air, dan kelompok Peni Murib di Muara.
Lalu di Kabupaten Puncak Jaya, bercokol kelompok Goliat Tabuni yang berbasis di Distrik Tinggineri, kelompok Puron Wenda di Pilia yang kemudian berpindah ke Pirime Kabupaten Lanny Jaya dan sisa kelompok Timika Wonda.
Bupati Kabupaten Puncak Willem Wandik sebelumnya telah menduga kelompok pimpinan Alex Gagak Murib dan Kalenak Murib bertanggung jawab atas penembakan itu.
Kelompok tersebut menurutnya bermarkas di Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak. Kelompok ini juga pernah melakukan penembakan dan perampasan senjata milik anggota Brimob pada 3 Desember 2014.
Senjata Brimob inilah yang digunakan untuk penyerangan di Polsek Sinak dan menembak 5 polisi. Dalam melakukan aksinya, kelompok ini dibantu oleh Kelompok Aleka Telenggen yang bermarkas di Yambi, Kabupaten Puncak Jaya,.
Polisi masih terus melakukan pengejaran terhadap gerombolan OPM yang diduga melakukan penyerangan Mapolsek Sinak, Puncak, Papua.
"Terakhir operasi yang dilakukan itu satu yang meninggal, ada informasi satu lagi tertembak, tetapi belum jelas tertembaknya karena kita belum bisa menemukan jenazahnya," kata Kapolri Badrodin Haiti di Mabes Polri, Senin (12/1).
Seperti diberitakan Mapolsek Sinak diserang oleh OPM pada Minggu 27 Desember 2015 malam. Akibat penyerangan itu, 3 anggota polisi tewas. Sementara 2 anggota lainnya mengalami luka tembak.
Selain menyerang, kelompok tersebut juga mengambil 7 pucuk senjata api berbagai jenis beserta amunisinya.
Sebelum peristiwa berdarah itu terjadi, terdengar suara tembakan dari Hanoi, yang letaknya di belakang kantor polsek hanya berjarak 40 meter.
Diduga, suara tembakan itu sebagai kode untuk DK agar membuka pintu belakang Polsek Sinak. DK adalah tenaga bantuan operasi di Polsek Sinak. Dia telah bekerja sejak 4 tahun dan kini menjadi buron.
Bukan sekali ini saja Sinak menarik perhatian. Pada Februari 2013 lalu peristiwa tragis juga menimpa anggota TNI di Sinak. Saat itu tujuh orang anggota TNI tewas.
Mereka adalah Sertu Udin dan Sertu Frans yang berasal dari Koramil Sinak, serta lima anggota lain yang berasal dari Batalyon 753 Argaviratama Nabire yang tengah ditugaskan di Sinak.
Saat itu mereka diserang saat hendak mengambil alat komunikasi yang dikirim lewat pesawat di landasan perintis Sinak.
Jarak antara Koramil Sinak dan landasan sekitar 2 kilometer. Saat rombongan itu berada di tanjakan, mereka tiba-tiba diserang sekelompok sipil bersenjata.
Para prajurit itu tidak sempat memberi perlawanan karena mereka tidak membawa senjata.
Di Kabupaten Puncak dan Kabupaten Puncak Jaya terdapat 6 kelompok besar kelompok bersenjata yang sering beraksi.
Tiga kelompok di Kabupaten Puncak adalah Militer Murib yang berbasis di Distrik Sinak dan Distrik Gomeh, kelompok tua pimpinan Titus Murib yang berbasis di kepala air, dan kelompok Peni Murib di Muara.
Lalu di Kabupaten Puncak Jaya, bercokol kelompok Goliat Tabuni yang berbasis di Distrik Tinggineri, kelompok Puron Wenda di Pilia yang kemudian berpindah ke Pirime Kabupaten Lanny Jaya dan sisa kelompok Timika Wonda.
Bupati Kabupaten Puncak Willem Wandik sebelumnya telah menduga kelompok pimpinan Alex Gagak Murib dan Kalenak Murib bertanggung jawab atas penembakan itu.
Kelompok tersebut menurutnya bermarkas di Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak. Kelompok ini juga pernah melakukan penembakan dan perampasan senjata milik anggota Brimob pada 3 Desember 2014.
Senjata Brimob inilah yang digunakan untuk penyerangan di Polsek Sinak dan menembak 5 polisi. Dalam melakukan aksinya, kelompok ini dibantu oleh Kelompok Aleka Telenggen yang bermarkas di Yambi, Kabupaten Puncak Jaya,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.