Motifnya ingin lihat Indonesia jadi khalifah salah satu merekaBahrun Naim [Ilustrasi oleh Mindra Purnomo] ☆
Bahrun Naim diduga sebagai otak di balik aksi teror bom di Jl MH Thamrin, Jakarta. Bahrun diketahui berada di Suriah hingga saat ini.
"Dia masih di luar (negeri). Kita cari dia di Suriah, tentu kerja sama internasional kita cari ke sana," kata Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Sabtu (16/1/2016).
Luhut menyebut motif Bahrun melancarkan aksinya adalah untuk mencari pengakuan. Bahrun ingin membuat Khatibah Nusantara.
"Dia memang tokohnya. Motifnya dia ingin tunjukan eksistensi karena mereka mungkin ingin lihat Indonesia jadi khalifah salah satu mereka," ujar Luhut.
Aliran dana juga terus dilacak untuk mengetahui sumbernya. Tetapi memang belum ada kesimpulan pasti mengenai sumber dana yang khusus untuk kejadian di Jl MH Thamrin.
Sementara itu, Luhut menyebut ada aliran dana dari Australia berdasarkan temuan PPATK beberapa waktu lalu. Tetapi dana itu belum tentu untuk operasi teror beberapa hari lalu. "Koordinasi kita juga kami lakukan dengan bagus apakah itu Australia, Singapura sampai Amerika Serikat kita bangun intelijen," kata Luhut. (bag/aan)
Bahrun Naim Miliki Keahlian Merakit Bom dan Merekrut Orang
Bahrun Naim disebut sebagai orang di balik serangan bom di Thamrin, Jakarta. Konon, lewat serangan itu Bahrun tengah menapak karier menjadi kepala ISIS Asia Tenggara.
Sosok Bahrun memang bukan orang biasa. Pengamat terorisme dari Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menyebut sosok Bahrun yang biasa membuat bahan peledak. Bahrun kini berada di Suriah.
"Membuat bom dan lain-lain," jelas Harits dalam diskusi Polemik Sindo Trijaya, di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (16/1/2016).
Harits kemudian enjelaskan, orang-orang yang memiliki kemungkinan bergabung dengan ISIS adalah pihak-pihak yang potensial untuk diajarkan mengenai ajaran-ajaran tertentu. Sosok Bahrun Naim dianggap bisa menjelaskan dengan baik bagaimana ISIS itu dan bagaimana melakukan teror. Sosok Bahrun bisa mempengaruhi dan merekrut orang.
"Bahrun bisa menjelaskan dengan baik," tegas Harits.
'Bahrun Naim Sosok Pendiam yang Bangun Kekuatan ISIS di Perkotaan'
Polisi sempat menyebut nama Bahrun Naim sebagai otak dari aksi teror di Thamrin, Jakarta. Pria yang pernah divonis 2 tahun 6 bulan terkait kepemilikan senjata dan peluru ilegal itu dideteksi berada di Suriah.
Pengamat terorisme dari Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya yang juga pernah menjadi tim advokasi Bahrun Naim saat di Solo menyebut Naim sebagai sosok yang pendiam namun pintar. Naim juga dianggap bisa menjadi sosok 'pemersatu' terduga anggota-anggota ISIS di Indonesia yang tak terkoordinir dengan baik.
"Dia pendiam tapi smart. Kalau dibilang Pak Tito (Kapolda) ini soal perebutan leader. Kelompok yang tergolong ISIS ini tidak terorganisir dengan baik," kata Harits dalam diskusi 'Di Balik Teror Jakarta' di Warung Daun, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (16/1/2016).
"Banyak dari mereka yang terkontaminasi dengan pihak intelijen. Di tengah itu (belum terorganisir) muncul Bahrun Naim bagaimana melakukan perlawanan," jelas dia.
"Sudah lama sebenarnya saya dengar ini, jika Santoso (eksis) di hutan, Bahrun sekarang seolah ingin membangun serangan di tengah kota," tutur Harits. (rna/dra)
Istri dan Anaknya Ada di Suriah dan Tak Akan Kembali ke RI
Bahrun Naim, istri, dan anaknya sudah ada di Suriah. Dia tak akan kembali ke Indonesia. Bahrun disebut sebagai dalam serangan bom Thamrin.
"Dia di suriah, dengan istri dan dua anaknya dia nggak akan balik," jelas Pengamat terorisme dari Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya, Sabtu (16/1/2016).
Harits menyampaikan, secara dia pribadi punya hubungan secara emosional dengan Bahrun. "Saya yang mengadvokasi ketika di Solo," terangnya.
Pada 2010, Bahrun ditangkap Densus 88 karena menyimpan ratusan amunisi. Setelah divonis 2 tahun 6 bulan dan bebas, dia pergi ke Suriah bersama istrinya.
Bahrun yang Harits kenal memiliki kemampuan leadership dan pintar. Bahrun memiliki keahlian merakit bom dan juga merekrut serta meyakinkan seseorang akan ISIS. (dra/dra)
Bahrun Naim diduga sebagai otak di balik aksi teror bom di Jl MH Thamrin, Jakarta. Bahrun diketahui berada di Suriah hingga saat ini.
"Dia masih di luar (negeri). Kita cari dia di Suriah, tentu kerja sama internasional kita cari ke sana," kata Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Sabtu (16/1/2016).
Luhut menyebut motif Bahrun melancarkan aksinya adalah untuk mencari pengakuan. Bahrun ingin membuat Khatibah Nusantara.
"Dia memang tokohnya. Motifnya dia ingin tunjukan eksistensi karena mereka mungkin ingin lihat Indonesia jadi khalifah salah satu mereka," ujar Luhut.
Aliran dana juga terus dilacak untuk mengetahui sumbernya. Tetapi memang belum ada kesimpulan pasti mengenai sumber dana yang khusus untuk kejadian di Jl MH Thamrin.
Sementara itu, Luhut menyebut ada aliran dana dari Australia berdasarkan temuan PPATK beberapa waktu lalu. Tetapi dana itu belum tentu untuk operasi teror beberapa hari lalu. "Koordinasi kita juga kami lakukan dengan bagus apakah itu Australia, Singapura sampai Amerika Serikat kita bangun intelijen," kata Luhut. (bag/aan)
Bahrun Naim Miliki Keahlian Merakit Bom dan Merekrut Orang
Bahrun Naim disebut sebagai orang di balik serangan bom di Thamrin, Jakarta. Konon, lewat serangan itu Bahrun tengah menapak karier menjadi kepala ISIS Asia Tenggara.
Sosok Bahrun memang bukan orang biasa. Pengamat terorisme dari Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menyebut sosok Bahrun yang biasa membuat bahan peledak. Bahrun kini berada di Suriah.
"Membuat bom dan lain-lain," jelas Harits dalam diskusi Polemik Sindo Trijaya, di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (16/1/2016).
Harits kemudian enjelaskan, orang-orang yang memiliki kemungkinan bergabung dengan ISIS adalah pihak-pihak yang potensial untuk diajarkan mengenai ajaran-ajaran tertentu. Sosok Bahrun Naim dianggap bisa menjelaskan dengan baik bagaimana ISIS itu dan bagaimana melakukan teror. Sosok Bahrun bisa mempengaruhi dan merekrut orang.
"Bahrun bisa menjelaskan dengan baik," tegas Harits.
'Bahrun Naim Sosok Pendiam yang Bangun Kekuatan ISIS di Perkotaan'
Polisi sempat menyebut nama Bahrun Naim sebagai otak dari aksi teror di Thamrin, Jakarta. Pria yang pernah divonis 2 tahun 6 bulan terkait kepemilikan senjata dan peluru ilegal itu dideteksi berada di Suriah.
Pengamat terorisme dari Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya yang juga pernah menjadi tim advokasi Bahrun Naim saat di Solo menyebut Naim sebagai sosok yang pendiam namun pintar. Naim juga dianggap bisa menjadi sosok 'pemersatu' terduga anggota-anggota ISIS di Indonesia yang tak terkoordinir dengan baik.
"Dia pendiam tapi smart. Kalau dibilang Pak Tito (Kapolda) ini soal perebutan leader. Kelompok yang tergolong ISIS ini tidak terorganisir dengan baik," kata Harits dalam diskusi 'Di Balik Teror Jakarta' di Warung Daun, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (16/1/2016).
"Banyak dari mereka yang terkontaminasi dengan pihak intelijen. Di tengah itu (belum terorganisir) muncul Bahrun Naim bagaimana melakukan perlawanan," jelas dia.
"Sudah lama sebenarnya saya dengar ini, jika Santoso (eksis) di hutan, Bahrun sekarang seolah ingin membangun serangan di tengah kota," tutur Harits. (rna/dra)
Istri dan Anaknya Ada di Suriah dan Tak Akan Kembali ke RI
Bahrun Naim, istri, dan anaknya sudah ada di Suriah. Dia tak akan kembali ke Indonesia. Bahrun disebut sebagai dalam serangan bom Thamrin.
"Dia di suriah, dengan istri dan dua anaknya dia nggak akan balik," jelas Pengamat terorisme dari Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya, Sabtu (16/1/2016).
Harits menyampaikan, secara dia pribadi punya hubungan secara emosional dengan Bahrun. "Saya yang mengadvokasi ketika di Solo," terangnya.
Pada 2010, Bahrun ditangkap Densus 88 karena menyimpan ratusan amunisi. Setelah divonis 2 tahun 6 bulan dan bebas, dia pergi ke Suriah bersama istrinya.
Bahrun yang Harits kenal memiliki kemampuan leadership dan pintar. Bahrun memiliki keahlian merakit bom dan juga merekrut serta meyakinkan seseorang akan ISIS. (dra/dra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.