Di Laut China SelatanChina membangun Kepulauan Spratly di wilayah LCS yang disengketakan pula oleh Brunei, Malaysia, Vietnam, Taiwan, dan Filipina. (U.S. Navy/Handout) ☆
Filipina meminta Amerika Serikat untuk melakukan patroli bersama di Laut China Selatan pada Kamis (14/1), ketika sengketa wilayah dengan China terus berlanjut.
"Kami juga mengusulkan untuk berpatroli bersama di daerah tersebut. Dibutuhkan lebih banyak kehadiran bersama di Laut China Selatan," ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Filipina, Peter Paul Galves, seperti dikutip Reuters.
Hal tersebut sudah disampaikan langsung dalam pertemuan antara menteri luar negeri dan menhan kedua negara di Washington, AS, pada pekan ini. Pertemuan tersebut merupakan kesempatan ketiga dalam tiga tahun belakangan bagi kedua negara untuk mendiskusikan perdagangan dan keamanan, terutama di LCS.
Sekretaris Angkatan Laut AS, Ray Mabus, juga menggarisbawahi pentingnya hubungan antara Washington dan Manila. Namun, ia bungkam mengenai permintaan Filipina untuk melakukan patroli bersama di LCS.
Sementara itu, seorang juru bicara Pentagon, Bill Urban, mengakui bahwa AS memang mengadakan beberapa aktivitas pertahanan bersama dengan Filipina, termasuk latihan, pembangunan kapasitas, dan berbagi informasi intelijen.
"Kami tidak akan membicarakan diskusi rencana bersama. Kami secara rutin mengevaluasi cara untuk memperkuat kerja sama militer untuk mengatasi tantangan keamanan di kawasan," kata Urban.
Mabus mengatakan bahwa AL AS sedang bekerja sama dengan Filipina dalam latihan bersama, persiapan pasokan, dan langkah lainnya.
Sementara itu, juru bicara militer Filipina pada Rabu (13/1) mengatakan bahwa Manila sudah menawarkan Washington delapan basis yang dapat digunakan untuk membangun fasilitas pasokan peralatan melalui regulasi keamanan baru oleh Mahkamah Agung.
Kendati demikian, Mabus tetap mengatakan bahwa langkah selanjutnya dari kerja sama ini masih terus dibicarakan.
"Mereka adalah rekan internasional yang sangat sangat penting. Mereka juga merupakan bagian sangat penting bagi dunia," katanya.
Situasi di LCS kian tegang setelah China melakukan uji coba penerbangan di atas Fiery Cross Reef, satu dari tiga pulau buatan yang dibuat China di daerah sengketa.
China membangun Kepulauan Spratly di wilayah LCS yang disengketakan pula oleh Brunei, Malaysia, Vietnam, Taiwan, dan Filipina. Daerah tersebut diyakini kaya akan minyak dan gas.
AS sendiri tak terlibat dalam sengketa wilayah di LCS. Namun, AS secara rutin melakukan patroli di LCS untuk melindungi hak pelayaran di perairan internasional. (ama)
Filipina meminta Amerika Serikat untuk melakukan patroli bersama di Laut China Selatan pada Kamis (14/1), ketika sengketa wilayah dengan China terus berlanjut.
"Kami juga mengusulkan untuk berpatroli bersama di daerah tersebut. Dibutuhkan lebih banyak kehadiran bersama di Laut China Selatan," ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Filipina, Peter Paul Galves, seperti dikutip Reuters.
Hal tersebut sudah disampaikan langsung dalam pertemuan antara menteri luar negeri dan menhan kedua negara di Washington, AS, pada pekan ini. Pertemuan tersebut merupakan kesempatan ketiga dalam tiga tahun belakangan bagi kedua negara untuk mendiskusikan perdagangan dan keamanan, terutama di LCS.
Sekretaris Angkatan Laut AS, Ray Mabus, juga menggarisbawahi pentingnya hubungan antara Washington dan Manila. Namun, ia bungkam mengenai permintaan Filipina untuk melakukan patroli bersama di LCS.
Sementara itu, seorang juru bicara Pentagon, Bill Urban, mengakui bahwa AS memang mengadakan beberapa aktivitas pertahanan bersama dengan Filipina, termasuk latihan, pembangunan kapasitas, dan berbagi informasi intelijen.
"Kami tidak akan membicarakan diskusi rencana bersama. Kami secara rutin mengevaluasi cara untuk memperkuat kerja sama militer untuk mengatasi tantangan keamanan di kawasan," kata Urban.
Mabus mengatakan bahwa AL AS sedang bekerja sama dengan Filipina dalam latihan bersama, persiapan pasokan, dan langkah lainnya.
Sementara itu, juru bicara militer Filipina pada Rabu (13/1) mengatakan bahwa Manila sudah menawarkan Washington delapan basis yang dapat digunakan untuk membangun fasilitas pasokan peralatan melalui regulasi keamanan baru oleh Mahkamah Agung.
Kendati demikian, Mabus tetap mengatakan bahwa langkah selanjutnya dari kerja sama ini masih terus dibicarakan.
"Mereka adalah rekan internasional yang sangat sangat penting. Mereka juga merupakan bagian sangat penting bagi dunia," katanya.
Situasi di LCS kian tegang setelah China melakukan uji coba penerbangan di atas Fiery Cross Reef, satu dari tiga pulau buatan yang dibuat China di daerah sengketa.
China membangun Kepulauan Spratly di wilayah LCS yang disengketakan pula oleh Brunei, Malaysia, Vietnam, Taiwan, dan Filipina. Daerah tersebut diyakini kaya akan minyak dan gas.
AS sendiri tak terlibat dalam sengketa wilayah di LCS. Namun, AS secara rutin melakukan patroli di LCS untuk melindungi hak pelayaran di perairan internasional. (ama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.