Terduga Teroris Kelompok Santoso Tewas di PosoAnggota Polisi membawa anggota kelompok teroris Santoso yang tewas saat baku tembak dengan anggota Brimob dan Densus 88 di Desa Sakina Jaya, Parig, Sulawesi Tengah,3 April 2015. Polisi menduga sekitar 10 orang kelompok teroris Santoso terlibat baku tembak dengan aparat. ANTARA /Fiqman Sunandar ☆
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Hari Suprapto membenarkan satu terduga teroris kelompok Santoso tewas. Saat ini jenazah masih dalam proses identifikasi sehingga belum diketahui identitasnya.
"Belum dapat gambaran siapa yang tewas," katanya saat dihubungi Tempo, Jumat, 15 Januari 2016.
Hari menerangkan baku tembak bermula dari kelompok teroris yang melemparkan bom rakitan ke petugas patroli di Pegunungan Tineba, Desa Taunca, Poso, Sulawesi Tengah, pada Jumat pagi. Petugas, yang terdiri atas tim gabungan TNI dan Polri, tersebut meresponsnya dengan tembakan. "Mereka kembali melemparkan bom rakitan ke arah petugas," ujarnya.
Setelah baku tembak usai, petugas kembali menemukan tujuh bom aktif di sekitar kejadian. Hingga saat ini, petugas masih mengevakuasi jenazah tersebut. "Letak geografisnya di pegunungan, sehingga agak sulit," tuturnya.
Polisi juga masih dalam proses pengejaran anggota lain yang berhasil melarikan diri. Mereka berjumlah sekitar 10 orang.
Kronologi Teroris Kelompok Santoso Tewas di Poso
Personel gabungan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia, tim 2 TNI Hambus Paniki 433, dan tim Carli 5 Brimob terlibat baku tembak dengan kelompok bersenjata pimpinan Santoso Abu Wardah di Poso, Sulawesi Tengah, Jumat pagi, 15 Januari 2016.
Dalam peristiwa di wilayah Pegunungan Tineba, Desa Taunca, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, itu, seseorang dari kelompok Santoso tewas. Sedangkan anggota teroris lainnya melarikan diri ke dalam hutan dan masih dalam pengejaran.
“Ya, kejadiannya kemarin,” kata Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Idham Aziz saat dihubungi Tempo, Sabtu, 16 Januari 2016.
Idham mengatakan satu orang bersenjata yang tewas tersebut tergabung dalam kelompok yang masuk daftar pencarian orang yang diduga kuat adalah kelompok teroris di bawah kendali Santoso Abu Wardah, pemimpin Mujahidin Indonesia Timur yang selama ini menjadi incaran aparat keamanan di Indonesia.
Saat ini korban yang tewas dalam baku tembak itu sudah berada di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Palu. “Baru saja beberapa waktu lalu jenazahnya tiba dan sekarang sedang dalam proses identifikasi,” ujar Idham.
Baku tembak antara aparat keamanan gabungan TNI-Polri dan kelompok teroris terjadi pada Jumat, 15 Januari 2016, sekitar pukul 07.30 Wita. Baku tembak bermula dari kelompok teroris yang melemparkan bom rakitan kepada petugas patroli, tim 2 Hambus 433 TNI, dan tim Carli 5 Brimob di Pegunungan Tineba. Jarak Pegunungan Tineba sekitar 3 Kilometer dari perkampungan Desa Taunca.
Petugas pun meresponsnya dengan tembakan. "Mereka kembali melempar bom rakitan ke arah petugas," tutur Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Hari Suprapto.
TNI dan polisi kini masih melakukan pengejaran terhadap anggota dari kelompok bersenjata itu yang berhasil melarikan diri, sekitar sepuluh orang.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Hari Suprapto membenarkan satu terduga teroris kelompok Santoso tewas. Saat ini jenazah masih dalam proses identifikasi sehingga belum diketahui identitasnya.
"Belum dapat gambaran siapa yang tewas," katanya saat dihubungi Tempo, Jumat, 15 Januari 2016.
Hari menerangkan baku tembak bermula dari kelompok teroris yang melemparkan bom rakitan ke petugas patroli di Pegunungan Tineba, Desa Taunca, Poso, Sulawesi Tengah, pada Jumat pagi. Petugas, yang terdiri atas tim gabungan TNI dan Polri, tersebut meresponsnya dengan tembakan. "Mereka kembali melemparkan bom rakitan ke arah petugas," ujarnya.
Setelah baku tembak usai, petugas kembali menemukan tujuh bom aktif di sekitar kejadian. Hingga saat ini, petugas masih mengevakuasi jenazah tersebut. "Letak geografisnya di pegunungan, sehingga agak sulit," tuturnya.
Polisi juga masih dalam proses pengejaran anggota lain yang berhasil melarikan diri. Mereka berjumlah sekitar 10 orang.
Kronologi Teroris Kelompok Santoso Tewas di Poso
Personel gabungan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia, tim 2 TNI Hambus Paniki 433, dan tim Carli 5 Brimob terlibat baku tembak dengan kelompok bersenjata pimpinan Santoso Abu Wardah di Poso, Sulawesi Tengah, Jumat pagi, 15 Januari 2016.
Dalam peristiwa di wilayah Pegunungan Tineba, Desa Taunca, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, itu, seseorang dari kelompok Santoso tewas. Sedangkan anggota teroris lainnya melarikan diri ke dalam hutan dan masih dalam pengejaran.
“Ya, kejadiannya kemarin,” kata Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Idham Aziz saat dihubungi Tempo, Sabtu, 16 Januari 2016.
Idham mengatakan satu orang bersenjata yang tewas tersebut tergabung dalam kelompok yang masuk daftar pencarian orang yang diduga kuat adalah kelompok teroris di bawah kendali Santoso Abu Wardah, pemimpin Mujahidin Indonesia Timur yang selama ini menjadi incaran aparat keamanan di Indonesia.
Saat ini korban yang tewas dalam baku tembak itu sudah berada di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Palu. “Baru saja beberapa waktu lalu jenazahnya tiba dan sekarang sedang dalam proses identifikasi,” ujar Idham.
Baku tembak antara aparat keamanan gabungan TNI-Polri dan kelompok teroris terjadi pada Jumat, 15 Januari 2016, sekitar pukul 07.30 Wita. Baku tembak bermula dari kelompok teroris yang melemparkan bom rakitan kepada petugas patroli, tim 2 Hambus 433 TNI, dan tim Carli 5 Brimob di Pegunungan Tineba. Jarak Pegunungan Tineba sekitar 3 Kilometer dari perkampungan Desa Taunca.
Petugas pun meresponsnya dengan tembakan. "Mereka kembali melempar bom rakitan ke arah petugas," tutur Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Hari Suprapto.
TNI dan polisi kini masih melakukan pengejaran terhadap anggota dari kelompok bersenjata itu yang berhasil melarikan diri, sekitar sepuluh orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.