BelrexBelrex PCSV [Sing Mindef]
Setelah soft launching beberapa bulan lampau, AD Singapura secara resmi mengumumkan adopsi PCSV (Protective Combat Support Vehicle) yang diberi nama Belrex. Peluncuran Belrex dilakukan dalam upacara pada Jumat 25/11/16 di SAFTI Military Institute Live Firing Area oleh Wakil Menteri Pertahanan dan Menteri Pendidikan Mr Ong Ye Kung. Dalam sambutannya, Mr Ong Ye Kung mengatakan bahwa “Dengan platform Belrex, kekuatan infantri kita akan lebih efektif dan dapat lebih beradaptasi dengan kondisi medan tempur modern yang terus berubah.”
PCSV adalah kendaraan taktis 4×4 yang didesain dengan kemampuan tahan ranjau, yang dikenal dengan terminologi umum MRAP (Mine Resistant, Ambush Protected). Belrex merupakan MRAP ketiga yang diadopsi oleh AD Singapura sesudah Navistar Maxxpro dan Renault Higuard 6×6. Maxxpro dibeli sebanyak 15 unit untuk penugasan kontingen AD Singapura yang diberangkatkan ke Irak dan Peacekeeper dipakai oleh 2nd PDF (People’s Defense Force), yang ditugaskan melindungi objek vital. Pengembangan Marauder menjadi Belrex dilakukan dalam waktu 3 tahun, dimana pada 2012 perusahaan Paramount mengirimkan 12 unit Marauder ke Singapura untuk dibedah habis dan disesuaikan speknya untuk AD Singapura.
Belrex sendiri didesain untuk menggantikan hampir seluruh truk logistik dan angkut pasukan kapasitas 5 ton Batalion infantri motoris AD Singapura. Dikembangkan dari basis MRAP Marauder buatan perusahaan Paramount dari Afrika Selatan, adaptasi untuk kebutuhan AD Singapura dilakukan oleh DSTA (Defence Science & Technology Agency) dan perusahaan pertahanan level dunia ST Kinetics. Keuntungan dari penggunaan PCSV tentu saja ada pada proteksinya terhadap proyektil 7,62mm NATO yang menyeluruh dibandingkan truk yang proteksinya rendah, yang makin dibutuhkan mengingat tingkat ancaman dan skenario pertempuran untuk negara kota seperti Singapura dapat datang dari segala arah.
Karena banyaknya fungsi yang dijalankan oleh truk 5 ton tersebut, Belrex pun didesain sebagai platform modular dengan bagian kabin belakang/ penumpang dapat dimodifikasi dalam berbagai konfigurasi seperti evakuasi medik, pembawa logistik, pembawa tangki bahan bakar, kendaraan zeni tempur, pengamanan pangkalan, bengkel lapangan, platform mortir, pembawa amunisi mortir, dan kendaraan sinyal/ komunikasi. Sebagian peralatan yang tidak muat dimasukkan ke dalam kabin akan ditempatkan dalam trailer khusus yang disesuaikan isinya sesuai kebutuhan, dan akan ditarik oleh Belrex. Daya angkut total dari Belrex sendiri mencapai 4.000kg untuk prajurit dan seluruh peralatannya.
Sistem proteksi dan komunikasi standar yang terpasang pada Belrex adalah sistem RMG (Remote Machine Gun) 7,62x51mm dan enam tabung pelontar tabir asap yang terpasang di atas kabin depan. Konsol kendali untuk RMG ini terdapat di dashboard komandan yang duduk di samping pengemudi. Sebagai bagian dari Army 3rd Generation Transformation, Belrex juga siap tergabung ke dalam sistem ABI (Army Battlefield Internet) yang merupakan sistem manajemen kendali pertempuran terintegrasi milik AD Singapura.
Author: Aryo Nugroho
Setelah soft launching beberapa bulan lampau, AD Singapura secara resmi mengumumkan adopsi PCSV (Protective Combat Support Vehicle) yang diberi nama Belrex. Peluncuran Belrex dilakukan dalam upacara pada Jumat 25/11/16 di SAFTI Military Institute Live Firing Area oleh Wakil Menteri Pertahanan dan Menteri Pendidikan Mr Ong Ye Kung. Dalam sambutannya, Mr Ong Ye Kung mengatakan bahwa “Dengan platform Belrex, kekuatan infantri kita akan lebih efektif dan dapat lebih beradaptasi dengan kondisi medan tempur modern yang terus berubah.”
PCSV adalah kendaraan taktis 4×4 yang didesain dengan kemampuan tahan ranjau, yang dikenal dengan terminologi umum MRAP (Mine Resistant, Ambush Protected). Belrex merupakan MRAP ketiga yang diadopsi oleh AD Singapura sesudah Navistar Maxxpro dan Renault Higuard 6×6. Maxxpro dibeli sebanyak 15 unit untuk penugasan kontingen AD Singapura yang diberangkatkan ke Irak dan Peacekeeper dipakai oleh 2nd PDF (People’s Defense Force), yang ditugaskan melindungi objek vital. Pengembangan Marauder menjadi Belrex dilakukan dalam waktu 3 tahun, dimana pada 2012 perusahaan Paramount mengirimkan 12 unit Marauder ke Singapura untuk dibedah habis dan disesuaikan speknya untuk AD Singapura.
Belrex sendiri didesain untuk menggantikan hampir seluruh truk logistik dan angkut pasukan kapasitas 5 ton Batalion infantri motoris AD Singapura. Dikembangkan dari basis MRAP Marauder buatan perusahaan Paramount dari Afrika Selatan, adaptasi untuk kebutuhan AD Singapura dilakukan oleh DSTA (Defence Science & Technology Agency) dan perusahaan pertahanan level dunia ST Kinetics. Keuntungan dari penggunaan PCSV tentu saja ada pada proteksinya terhadap proyektil 7,62mm NATO yang menyeluruh dibandingkan truk yang proteksinya rendah, yang makin dibutuhkan mengingat tingkat ancaman dan skenario pertempuran untuk negara kota seperti Singapura dapat datang dari segala arah.
Karena banyaknya fungsi yang dijalankan oleh truk 5 ton tersebut, Belrex pun didesain sebagai platform modular dengan bagian kabin belakang/ penumpang dapat dimodifikasi dalam berbagai konfigurasi seperti evakuasi medik, pembawa logistik, pembawa tangki bahan bakar, kendaraan zeni tempur, pengamanan pangkalan, bengkel lapangan, platform mortir, pembawa amunisi mortir, dan kendaraan sinyal/ komunikasi. Sebagian peralatan yang tidak muat dimasukkan ke dalam kabin akan ditempatkan dalam trailer khusus yang disesuaikan isinya sesuai kebutuhan, dan akan ditarik oleh Belrex. Daya angkut total dari Belrex sendiri mencapai 4.000kg untuk prajurit dan seluruh peralatannya.
Sistem proteksi dan komunikasi standar yang terpasang pada Belrex adalah sistem RMG (Remote Machine Gun) 7,62x51mm dan enam tabung pelontar tabir asap yang terpasang di atas kabin depan. Konsol kendali untuk RMG ini terdapat di dashboard komandan yang duduk di samping pengemudi. Sebagai bagian dari Army 3rd Generation Transformation, Belrex juga siap tergabung ke dalam sistem ABI (Army Battlefield Internet) yang merupakan sistem manajemen kendali pertempuran terintegrasi milik AD Singapura.
Author: Aryo Nugroho
★ Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.