Foto ini diambil pada 15 Oktober 2016 lalu, saat Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengunjungi penampungan di Lycee Phillipe Guerrier di Kota Les Cayes, Haiti. [AFP]
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, di Markas Besar PBB, New York, Kamis waktu setempat, menyampaikan permohonan maaf kepada rakyat Haiti.
Permohonan maaf itu terkait peran yang dimainkan pasukan penjaga perdamaian PBB dalam memicu epidemi kolera yang menghancurkan di negara itu.
"Mewakili PBB, saya dengan tegas ingin menyampaikan permohonan maaf kepada rakyat Haiti," ungkap Ki-moon tiga kali dalam bahasa berbeda, yakni Bahasa Kreol Haiti, Perancis, dan Inggris.
Seperti dikutip AFP, ungkapan itu diutarakannya di hadapan Majelis Umum PBB.
"Kami mengaku tak melakukan upaya yang cukup terkait wabah kolera dan penyebarannya di Haiti. Kami sungguh meminta maaf," kata Ki-moon lagi.
Berdasarkan penelitian sejumlah pakar, ditarik kesimpulan bahwa penyebaran wabah kolera di Haiti diawali dari masuknya pasukan perdamaian PBB ke negara itu.
Diketahui, sejumlah anggota pasukan asal Nepal yang dikirim ke negara di Karibia pada gemba bumi dahsyat 2010, terjangkit kolera. Dari sanalah penyakit itu pun menjadi wabah.
Kolera adalah penyakit yang berjangkit dan menular dari air minum yang terkontaminasi, sehingga mengakibatkan diare akut. Ini menjadi isu penting bagi negara dengan sistem sanitasi yang buruk.
Wabah kolera ini telah menewaskan lebih dari 9.000 rakyat Haiti dan menjangkiti 800.000 di negara termiskin di benua Amerika itu.
Kendati menyampaikan permohonan maaf, PBB tetap menegaskan penolakannya atas klaim untuk bertanggung jawab secara hukum atas kondisi darurat kesehatan di Haiti.
"Kami tidak mengubah posisi hukum kami," tegas Wakil Sekretaris Jenderal PBB Jan Eliasson kepada wartawan.
Sebelumnya, Ki-moon pun menegaskan, PBB memiliki tanggung jawab moral untuk bertindak.
"Ini telah membekas dalam hubungan antara PBB dan rakyat Haiti. Ini merupakan noda pada reputasi penjaga perdamaian PBB," ujar Ki-moon.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, di Markas Besar PBB, New York, Kamis waktu setempat, menyampaikan permohonan maaf kepada rakyat Haiti.
Permohonan maaf itu terkait peran yang dimainkan pasukan penjaga perdamaian PBB dalam memicu epidemi kolera yang menghancurkan di negara itu.
"Mewakili PBB, saya dengan tegas ingin menyampaikan permohonan maaf kepada rakyat Haiti," ungkap Ki-moon tiga kali dalam bahasa berbeda, yakni Bahasa Kreol Haiti, Perancis, dan Inggris.
Seperti dikutip AFP, ungkapan itu diutarakannya di hadapan Majelis Umum PBB.
"Kami mengaku tak melakukan upaya yang cukup terkait wabah kolera dan penyebarannya di Haiti. Kami sungguh meminta maaf," kata Ki-moon lagi.
Berdasarkan penelitian sejumlah pakar, ditarik kesimpulan bahwa penyebaran wabah kolera di Haiti diawali dari masuknya pasukan perdamaian PBB ke negara itu.
Diketahui, sejumlah anggota pasukan asal Nepal yang dikirim ke negara di Karibia pada gemba bumi dahsyat 2010, terjangkit kolera. Dari sanalah penyakit itu pun menjadi wabah.
Kolera adalah penyakit yang berjangkit dan menular dari air minum yang terkontaminasi, sehingga mengakibatkan diare akut. Ini menjadi isu penting bagi negara dengan sistem sanitasi yang buruk.
Wabah kolera ini telah menewaskan lebih dari 9.000 rakyat Haiti dan menjangkiti 800.000 di negara termiskin di benua Amerika itu.
Kendati menyampaikan permohonan maaf, PBB tetap menegaskan penolakannya atas klaim untuk bertanggung jawab secara hukum atas kondisi darurat kesehatan di Haiti.
"Kami tidak mengubah posisi hukum kami," tegas Wakil Sekretaris Jenderal PBB Jan Eliasson kepada wartawan.
Sebelumnya, Ki-moon pun menegaskan, PBB memiliki tanggung jawab moral untuk bertindak.
"Ini telah membekas dalam hubungan antara PBB dan rakyat Haiti. Ini merupakan noda pada reputasi penjaga perdamaian PBB," ujar Ki-moon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.