Menurut Komandan Batalyon Komunikasi dan Elektronika-1 (Dan Yon Komlek-1) Korps Marinir TNI Angkatan Laut itu, penyusuran dilakukannya dengan tujuan untuk meyakinkan bahwa aktifitas gunung Kelud benar-benar sudah turun. Hal ini sekaligus dapat mematahkan isu yang berkembang di masyarakat sekitar gunung yang memiliki ketinggian 1.731 meter itu tentang akan adanya gas beracun dan wedus gembel, katanya.
Dengan demikian isu tersebut sudah terjawab, sehingga diharapkan masyarakat dapat lebih tenang, harapnya. “Saya akui, selama dua jam bersama tim berada pada jarak 200 meter dari kawah gunung Kelud, tercium bau belerang yang sangat menyengat, itupun bila kebetulan ada angin yang sedang mengarah ke tim kami yang ingin melihat langsung dari dekat keberadaan pusat letusan gunung Kelud”, imbuhnya.
Kegiatan yang dilakukan bersama 12 prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan dua personel dari Basarnas itu dilakukannya dengan menggunakan dua unit mobil ford ranger dan satu unit sepeda motor trail yang berakhir dengan berjalan kaki, sejak pukul 07.30 hingga 10.15 WIB, dengan titik terakhir pemantauan dari kawah gunung kelud berjarak tak kurang dari 200 meter.
Sementara itu status Gunung Kelud telah diturunkan dari Awas (level IV) menjadi Siaga (level III) oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kamis (20/2).
Warga dibantu aparat TNI AL meninggalkan pengungsian dan kembali ke rumah masing-masing setelah mendapat informasi resmi dari pihak pemerintah pada pukul 10.00 WIB, bahwa Gunung Kelud sudah tidak lagi berstatus Awas dalam raidius sepuluh kilo meter.
Menurut Nunuk, Carik desa Wates, Kecamatan Wates, Kediri, Jumlah pengungsi di Balai Desa Wates dan di tenda yang berada di lapangan bola desa Wates, sejak Jum’at (13/02) hingga Kamis (20/2) ada ribuan orang. Setelah mendengar status Gunung Kelud diturunkan dari Awas, para pengungsi merasa senang. Rasa gembira tampak pada wajah kaum ibu dan anak-anak menjelang kepulangan ke rumahnya masing-masing. Selama satu minggu mereka berada di pengungsian.
Demikian halnya dengan warga desa Pondok Agung, Pujon, mereka diangkut dengan menggunakan dua unit truk Marinir TNI AL dari dari Balai Desa Kasembon ke kampung halamannya yang berjarak sekitar sepuluh kilo meter. Begitu senangnya, ada beberapa ibu dan anaknya tidak mau turun dari kendaraan padahal sudah sampai di depan rumahnya.
Nuri Handayani (21 th) misalnya. Ibu satu anak ini tetap bertahan di truk Marinir TNI AL yang mengangkutnya hingga Desa Mendalan dengan jarak 7 km dari dusunnya. (tiyo)
Teks foto: Petugas Marinir TNI AL tiba di kawah Gunung Kelud.(ist)
♞ Poskota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.