Untuk Menandingi Latihan NATO Sejumlah pasukan tempur Rusia terjun payung dari pesawat di wilayah Kaliningrad. Foto:RIA Novosti/Alexey Kudenko
Moskow ☆ Militer Rusia akhirnya memulai latihan perang besar-besaran di Kaliningrad, kawasan Baltik. Latihan perang besar-besaran militer Rusia itu sengaja bersamaan dengan latihan perang serupa yang digelar NATO yang tidak jauh dari kawasan Baltik.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, 200 pasukan tempur dikerahkan bersama 30 kendaraan militer di wilayah barat Kaliningrad.
”Pesawat Il-76 menerbangkan sekitar 200 pasukan terjun payung. Pesawat itu juga membawa kendaraan tempur infanteri BMD-2, kendaraan tempur lapis baja BTR-2, Kamaz dan mobil Ural,” bunyi pernyataan kementerian itu, seperti dikutip Voice of Russia, Kamis (12/6/2014).
Menurut kementerian itu, sebuah kapal pengintai Angkatan Laut Jerman, Alster, terlihat memata-matai latihan perang besar-besaran yang dilakukan Rusia. Dalam latihan perang kali ini, Rusia juga mengandalkan 24 kapal perang dari Armada Baltik.
Kekuatan Sebanding
Departemen Pertahanan Rusia sebelumnya mengatakan, bahwa jumlah pasukan tempur yang dikerahkan Rusia untuk latihan perang besar-besaran ini sebanding dengan kekuatan pasukan tempur NATO.
”Sebuah skuadron kapal perang melaksanakan tugas untuk memastikan perlindungan perbatasan negara Federasi Rusia, melindungi komunikasi laut, menyediakan informasi untuk keselamatan pelayaran, mengorganisir pertahanan udara, mencari dan mendeteksi kapal selam siluman milik musuh,” imbuh Kementerian Pertahanan Rusia.
Ketegangan antara Rusia dan NATO sudah terjadi sejak Moskow menganeksasi Crimea dari Ukraina. Sejak itu, NATO mengerahkan banyak pasukan tempur dan kendaraan perang ke berbagai negara sekutu mereka di Eropa Timur. NATO berdalih, tindakan itu untuk memberikan rasa aman bagi sekutu-sekutu mereka yang cemas dengan sepak terjang Rusia dalam krisis Ukraina.
Namun, langkah NATO lebih dari itu. Mereka memperluas pengerahan pasukan tempurnya hingga ke dekat perbatasan Rusia. Hal itu yang membuat Rusia gusar.
”Kami melakukan latihan militer bersamaan dengan latihan perang internasional (NATO) yang telah dimulai di Eropa, (bernama) Saber Strike-2014 dan BALTOPS-2014,” imbuh pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.Manuver Rusia Tandingi NATO di Langit dan Laut Baltik Militer Rusia sedang bersiap untuk beramanuver. Foto: RIA Novosti / Igor Zarembo.
Laut dan langit Baltik semakin ramai setelah Rusia ikut meluncurkan latihan perang untuk menyaingi latihan perang yang digelar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Rusia memilih lokasi Kaliningrad, kawasan Baltik sebagai ajang unjuk kekuatan.
NATO lebih dulu mengerahkan pasukan tempur, tank, dan pesawat jet tempur di kawasan Baltik. Namun, lambat laun NATO memperluas wilayah latihan perang itu hingga ke dekat perbatasan Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia terusik dengan ekspansi gerakan NATO itu. ”Kami melakukan latihan militer bersamaan dengan latihan perang internasional (NATO) yang telah dimulai di Eropa, (bernama) Saber Strike-2014 dan BALTOPS-2014,” bunyi pernyataan kementerian itu, seperti dikutip Russia Today, Selasa (10/6/2014).
Kementerian Pertahanan Rusa melanjutkan, bahwa kekuatan militer yang terlibat dalam latihan perang di Kaliningrad sebanding dengan pasukan NATO yang terkonsentrasi di wilayah terdekat dari Estonia, Latvia dan Lithuania.
Manuver Rusia melibatkan pasukan angkatan laut, marinir, operasi pelumpuhan pasukan udara, pelatihan pertahanan udara dan pelaksanaan penembakan garis depan penerbangan.
”Semua senjata angkatan laut akan menjaga perbatasan dan pertahanan. Serta akan melakukan pelatihan untuk mencari dan menghancurkan kapal selam dan kapal tempur dari penyerang,” lanjut kementerian itu.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, gusar dengan sepak terjang militer NATO yang telah berada di dekat perbatasan Rusia. Tindakan NATO, kata Lavrov sebagai tindakan permusuhan dan pelanggaran perjanjian kesepakatan NATO dan Rusia yang dibuat tahun 1997.Rusia Bermanuver, AS Kerahkan Banyak Pasukan Elite Pasukan elite Amerika Serikat ketika beoperasi. Foto: Csmonitor.
Amerika Serikat (AS) diam-diam melatih dan mengerahkan banyak pasukan khusus di bekas blok Soviet di Eropa Timur. Tindakan itu diklaim sebagai bentuk kecemasan terhadap sepak terjang Rusia yang ikut bermanuver di kawasan Baltik.
Ratusan pasukan tempur AS sejak bulan lalu sudah memulai latihan perang besar-besaran di Polandia, Slovakia dan tiga negara Baltik (Estonia, Lithuania dan Latvia). Namun, hal itu dirasa belum cukup, sehingga AS diam-diam melatih dan mengerahkan banyak pasukan khusus.
Pasukan khusus atau pasukan elite AS pernah beroperasi di Afghanistan. Pasukan elite itulah yang menghabisi pendiri al-Qaeda, Osama bin Laden.
Demikian pernyataan Komando Pasukan Khusus AS-Eropa (EUCOM) kepada Reuters, yang dilansir Rabu (11/6/2014). Ada sekitar 100 pasukan khusus AS atau elite yang dilatih dan dikerahkan di wilayah bekas blok Soviet untuk menjalankan misi jangka panjang.
Pengerahan pasukan khusus itu juga untuk mendukung NATO yang sudah mengerahkan pasukan tempur hingga ke dekat perbatasan Rusia. Ketegangan antara Rusia dengan NATO dan AS hingga kini belum reda sejak krisis Ukraina pecah. NATO dan AS masih tidak terima setelah Rusia menganeksasi Crimea dari Ukraina beberapa bulan lalu.
Krisis Ukraina yang telah bergeser ke Ukraina timur, di mana para separatis lokal pro-Rusia yang telah memproklamirkan kemerdekaan Luhansk dan Donetsk, Ukraina timur ditanggapi dengan operasi militer oleh Ukraina. Sejak itu, NATO dan AS komitmen untuk mendukung Ukraina.
EUCOM mengatakan, Komando Operasi Khusus Eropa (SOCEUR) meningkatkan jumlah kekuatan militer untuk memperkuat pesan Washington kepada Moskow, bahwa mereka berdiri untuk sekutu-sekutunya di Eropa Timur.
”Pelatihan dengan mitra kami di negara asal mereka selalu kami lakukan,” kata juru bicara SOCEUR Letnan Kolonel Nick Sternberg. ”Perbedaannya adalah bahwa sekarang kita akan mempertahankan (secara permanen) Operasi Khusus Militer di sepanjang front timur yang jadi (lokasi) misi latihan NATO,” imbuh Sternberg.
Sementara itu, Rusia belum merespons laporan bahwa AS sudah mengerahkan banyak pasukan elite ke bekas blok Soviet. Rusia kini telah mulai bermanuver di kawasan Baltik sebagai tandingan latihan perang NATO di wilayah yang tidak berjauhan.(mas)
Moskow ☆ Militer Rusia akhirnya memulai latihan perang besar-besaran di Kaliningrad, kawasan Baltik. Latihan perang besar-besaran militer Rusia itu sengaja bersamaan dengan latihan perang serupa yang digelar NATO yang tidak jauh dari kawasan Baltik.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, 200 pasukan tempur dikerahkan bersama 30 kendaraan militer di wilayah barat Kaliningrad.
”Pesawat Il-76 menerbangkan sekitar 200 pasukan terjun payung. Pesawat itu juga membawa kendaraan tempur infanteri BMD-2, kendaraan tempur lapis baja BTR-2, Kamaz dan mobil Ural,” bunyi pernyataan kementerian itu, seperti dikutip Voice of Russia, Kamis (12/6/2014).
Menurut kementerian itu, sebuah kapal pengintai Angkatan Laut Jerman, Alster, terlihat memata-matai latihan perang besar-besaran yang dilakukan Rusia. Dalam latihan perang kali ini, Rusia juga mengandalkan 24 kapal perang dari Armada Baltik.
Kekuatan Sebanding
Departemen Pertahanan Rusia sebelumnya mengatakan, bahwa jumlah pasukan tempur yang dikerahkan Rusia untuk latihan perang besar-besaran ini sebanding dengan kekuatan pasukan tempur NATO.
”Sebuah skuadron kapal perang melaksanakan tugas untuk memastikan perlindungan perbatasan negara Federasi Rusia, melindungi komunikasi laut, menyediakan informasi untuk keselamatan pelayaran, mengorganisir pertahanan udara, mencari dan mendeteksi kapal selam siluman milik musuh,” imbuh Kementerian Pertahanan Rusia.
Ketegangan antara Rusia dan NATO sudah terjadi sejak Moskow menganeksasi Crimea dari Ukraina. Sejak itu, NATO mengerahkan banyak pasukan tempur dan kendaraan perang ke berbagai negara sekutu mereka di Eropa Timur. NATO berdalih, tindakan itu untuk memberikan rasa aman bagi sekutu-sekutu mereka yang cemas dengan sepak terjang Rusia dalam krisis Ukraina.
Namun, langkah NATO lebih dari itu. Mereka memperluas pengerahan pasukan tempurnya hingga ke dekat perbatasan Rusia. Hal itu yang membuat Rusia gusar.
”Kami melakukan latihan militer bersamaan dengan latihan perang internasional (NATO) yang telah dimulai di Eropa, (bernama) Saber Strike-2014 dan BALTOPS-2014,” imbuh pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.Manuver Rusia Tandingi NATO di Langit dan Laut Baltik Militer Rusia sedang bersiap untuk beramanuver. Foto: RIA Novosti / Igor Zarembo.
Laut dan langit Baltik semakin ramai setelah Rusia ikut meluncurkan latihan perang untuk menyaingi latihan perang yang digelar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Rusia memilih lokasi Kaliningrad, kawasan Baltik sebagai ajang unjuk kekuatan.
NATO lebih dulu mengerahkan pasukan tempur, tank, dan pesawat jet tempur di kawasan Baltik. Namun, lambat laun NATO memperluas wilayah latihan perang itu hingga ke dekat perbatasan Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia terusik dengan ekspansi gerakan NATO itu. ”Kami melakukan latihan militer bersamaan dengan latihan perang internasional (NATO) yang telah dimulai di Eropa, (bernama) Saber Strike-2014 dan BALTOPS-2014,” bunyi pernyataan kementerian itu, seperti dikutip Russia Today, Selasa (10/6/2014).
Kementerian Pertahanan Rusa melanjutkan, bahwa kekuatan militer yang terlibat dalam latihan perang di Kaliningrad sebanding dengan pasukan NATO yang terkonsentrasi di wilayah terdekat dari Estonia, Latvia dan Lithuania.
Manuver Rusia melibatkan pasukan angkatan laut, marinir, operasi pelumpuhan pasukan udara, pelatihan pertahanan udara dan pelaksanaan penembakan garis depan penerbangan.
”Semua senjata angkatan laut akan menjaga perbatasan dan pertahanan. Serta akan melakukan pelatihan untuk mencari dan menghancurkan kapal selam dan kapal tempur dari penyerang,” lanjut kementerian itu.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, gusar dengan sepak terjang militer NATO yang telah berada di dekat perbatasan Rusia. Tindakan NATO, kata Lavrov sebagai tindakan permusuhan dan pelanggaran perjanjian kesepakatan NATO dan Rusia yang dibuat tahun 1997.Rusia Bermanuver, AS Kerahkan Banyak Pasukan Elite Pasukan elite Amerika Serikat ketika beoperasi. Foto: Csmonitor.
Amerika Serikat (AS) diam-diam melatih dan mengerahkan banyak pasukan khusus di bekas blok Soviet di Eropa Timur. Tindakan itu diklaim sebagai bentuk kecemasan terhadap sepak terjang Rusia yang ikut bermanuver di kawasan Baltik.
Ratusan pasukan tempur AS sejak bulan lalu sudah memulai latihan perang besar-besaran di Polandia, Slovakia dan tiga negara Baltik (Estonia, Lithuania dan Latvia). Namun, hal itu dirasa belum cukup, sehingga AS diam-diam melatih dan mengerahkan banyak pasukan khusus.
Pasukan khusus atau pasukan elite AS pernah beroperasi di Afghanistan. Pasukan elite itulah yang menghabisi pendiri al-Qaeda, Osama bin Laden.
Demikian pernyataan Komando Pasukan Khusus AS-Eropa (EUCOM) kepada Reuters, yang dilansir Rabu (11/6/2014). Ada sekitar 100 pasukan khusus AS atau elite yang dilatih dan dikerahkan di wilayah bekas blok Soviet untuk menjalankan misi jangka panjang.
Pengerahan pasukan khusus itu juga untuk mendukung NATO yang sudah mengerahkan pasukan tempur hingga ke dekat perbatasan Rusia. Ketegangan antara Rusia dengan NATO dan AS hingga kini belum reda sejak krisis Ukraina pecah. NATO dan AS masih tidak terima setelah Rusia menganeksasi Crimea dari Ukraina beberapa bulan lalu.
Krisis Ukraina yang telah bergeser ke Ukraina timur, di mana para separatis lokal pro-Rusia yang telah memproklamirkan kemerdekaan Luhansk dan Donetsk, Ukraina timur ditanggapi dengan operasi militer oleh Ukraina. Sejak itu, NATO dan AS komitmen untuk mendukung Ukraina.
EUCOM mengatakan, Komando Operasi Khusus Eropa (SOCEUR) meningkatkan jumlah kekuatan militer untuk memperkuat pesan Washington kepada Moskow, bahwa mereka berdiri untuk sekutu-sekutunya di Eropa Timur.
”Pelatihan dengan mitra kami di negara asal mereka selalu kami lakukan,” kata juru bicara SOCEUR Letnan Kolonel Nick Sternberg. ”Perbedaannya adalah bahwa sekarang kita akan mempertahankan (secara permanen) Operasi Khusus Militer di sepanjang front timur yang jadi (lokasi) misi latihan NATO,” imbuh Sternberg.
Sementara itu, Rusia belum merespons laporan bahwa AS sudah mengerahkan banyak pasukan elite ke bekas blok Soviet. Rusia kini telah mulai bermanuver di kawasan Baltik sebagai tandingan latihan perang NATO di wilayah yang tidak berjauhan.(mas)
★ sindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.