Pertempuran antara pasukan pemerintah dan kubu separatis pro Rusia terus berlangsung. Ukraina mengajukan protes kepada Rusia karena ada tank Rusia yang menyeberang perbatasan. Pasukan Ukraina mengepung posisi kubu separatis di kota pelabuhan Mariupol hari Jumat (13/06). Tembak menembak masih berlangsung sejak dini hari. Menurut kalangan pemberontak, lima orang dipihaknya tewas dalam serangan itu.
Mariupol adalah kota pelabuhan penting yang sudah beberapa kali diduduki pemberontak kemudian dibebaskan lagi oleh pasukan pemerintah. Pelabuhan ini punya nilai strategis penting, karena merupakan pelabuhan utama untuk ekspor baja.
"Operasi militer di sekitar Mariupol dimulai pukul 04.50 waktu setempat, dan sampai saat ini cukup berhasil. Semua pos-pos yang dikuasai para teroris sudah kami rebut kembali", kata Menteri Dalam Negeri Arseny Avakov.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko meningkatkan operasi militer terhadap kubu separatis pro Rusia sejak ia terpilih 25 Mei lalu. Kelompok separatis masih menguasai beberapa kota di kawasan Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur.
Ukraina protes Rusia
Ukraina mengajukan protes kepada Rusia karena beberapa kendaraan lapis baja militer Rusia dilaporkan menyeberangi perbatasan masuk ke Ukraina. Petro Poroshenko melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas situasi itu. Namun Rusia membantah ada pasukannya yang masuk ke wilayah Ukraina.
Menteri Dalam Negeri Arseny Avakov mengatakan, beberapa kendaraan lapis baja Rusia terlihat berada di kota perbatasan Snizhnye.
"Kami menerima laporan ada beberapa konvoi menyeberang perbatasan dengan truk, kendaraan lapis baja dan senjata artileri, termasuk tank. Menurut informasi yang kami terima, mereka pagi ini ada di Snizhnye", kata Avakov.
Ia selanjutnya mengatakan, pasukan Ukraina berhasil menghancurkan sebagian dari konvoi itu, tanpa memberi keterangan lebih rinci.
Perundingan gas gagal
Perundingan sengketa gas antara Ukraina dan Rusia gagal mencapai kesepakatan. Kedua pihak saling menyalahkan pihak yang lain. Perusahaan gas Rusia Gazprom mengancam akan menghentikan pemasokan gas, jika Ukraina tidak segera melunasi utangnya senilai 1,95 miliar dolar sampai Senin mendatang. Uni Eropa masih mengupayakan penengahan dalam sengketa itu.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menerangkan, pihaknya akan mengajukan rancangan resolusi di Dewan Keamanan PBB agar Ukraina menghentikan operasi militer.
"Karena sampai saat ini tidak ada kemajuan dalam upaya menghentikan kekerasan (di Ukraina). Situasinya makin memprihatinkan", kata Lavrov.
Ia mengatakan, rancangan resolusi itu antara lain akan memuat kemungkinan bagi Rusia untuk mengirim pasukan perdamaian ke Ukraina timur, seperti yang diminta kelompok separatis.hp/ab (afp, rtr)
Mariupol adalah kota pelabuhan penting yang sudah beberapa kali diduduki pemberontak kemudian dibebaskan lagi oleh pasukan pemerintah. Pelabuhan ini punya nilai strategis penting, karena merupakan pelabuhan utama untuk ekspor baja.
"Operasi militer di sekitar Mariupol dimulai pukul 04.50 waktu setempat, dan sampai saat ini cukup berhasil. Semua pos-pos yang dikuasai para teroris sudah kami rebut kembali", kata Menteri Dalam Negeri Arseny Avakov.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko meningkatkan operasi militer terhadap kubu separatis pro Rusia sejak ia terpilih 25 Mei lalu. Kelompok separatis masih menguasai beberapa kota di kawasan Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur.
Ukraina protes Rusia
Ukraina mengajukan protes kepada Rusia karena beberapa kendaraan lapis baja militer Rusia dilaporkan menyeberangi perbatasan masuk ke Ukraina. Petro Poroshenko melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas situasi itu. Namun Rusia membantah ada pasukannya yang masuk ke wilayah Ukraina.
Menteri Dalam Negeri Arseny Avakov mengatakan, beberapa kendaraan lapis baja Rusia terlihat berada di kota perbatasan Snizhnye.
"Kami menerima laporan ada beberapa konvoi menyeberang perbatasan dengan truk, kendaraan lapis baja dan senjata artileri, termasuk tank. Menurut informasi yang kami terima, mereka pagi ini ada di Snizhnye", kata Avakov.
Ia selanjutnya mengatakan, pasukan Ukraina berhasil menghancurkan sebagian dari konvoi itu, tanpa memberi keterangan lebih rinci.
Perundingan gas gagal
Perundingan sengketa gas antara Ukraina dan Rusia gagal mencapai kesepakatan. Kedua pihak saling menyalahkan pihak yang lain. Perusahaan gas Rusia Gazprom mengancam akan menghentikan pemasokan gas, jika Ukraina tidak segera melunasi utangnya senilai 1,95 miliar dolar sampai Senin mendatang. Uni Eropa masih mengupayakan penengahan dalam sengketa itu.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menerangkan, pihaknya akan mengajukan rancangan resolusi di Dewan Keamanan PBB agar Ukraina menghentikan operasi militer.
"Karena sampai saat ini tidak ada kemajuan dalam upaya menghentikan kekerasan (di Ukraina). Situasinya makin memprihatinkan", kata Lavrov.
Ia mengatakan, rancangan resolusi itu antara lain akan memuat kemungkinan bagi Rusia untuk mengirim pasukan perdamaian ke Ukraina timur, seperti yang diminta kelompok separatis.hp/ab (afp, rtr)
★ dw.de
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.