Di Jakarta Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan membuka pertemuan kepala penjaga pantai se-Asia (HACGAM). [Remigius Septian] ★
Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakamla) hari ini (12/10/2016) menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi penjaga pantai se-Asia, atau Heads of Asian Coast Guard Agencies Meeting (HACGAM) ke-12 di Jakarta. Acara yang digelar hingga 14 Oktober mendatang ini merupakan pertemuan tingkat tinggi para kepala penjaga pantai dari 22 negara di seluruh Asia.
Menurut Laksdya Ari Soedewo, Kepala Bakamla, pertemuan ini berfokus pada pencegahan dan penanganan tindak pelanggaran hukum di laut, perlindungan terhadap lingkungan hidup perairan, SAR, dan peningkatan kapasitas organisasi penjaga pantai.
“Selain pertemuan, kami juga mengadakan latihan bersama soal penindakan kasus di laut, SAR, dan prosedur pertolongan di laut,” tambahnya.
Bakamla mengemban tugas untuk menegakan hukum dalam ranah sipil. Saat ini Bakamla baru diperkuat dengan enam unit kapal yang masing-masing dioperasikan dua di wilayah timur, dua di wilayah barat serta dua di wilayah tengah.
Koordinasi antara Bakamla dengan penjaga pantai negara lain diakui Ari saat ini bisa dibilang berjalan dengan baik.
Terkait dengan anggaran, saat masih berstatus sebagai Bakorkamla hanya mengantongi dana sekitar 400 miliyar, namun saat ini anggaran Bakamla telah mengalami peningkatan. “Tapi tergantung grand design tahun 2017, ada dua kali hingga tiga kali lipat anggaran kenaikan anggrannya,” terang Ari kepada para awak media.
Empat Isu Ini yang Dibahas
Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Madya TNI Ari Soedewo (kiri) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) saat acara pembukaan HACGAM ke-12. [Ery]
Dalam penyelenggaraan Heads of Asian Coast Guard Agency Meeting (HACGAM) ke-12 yang diadakan hingga tiga hari ke depan (12-14 Oktober 2016), forum ini akan menjadikan empat isu ini untuk dibahas bersama dalam momen tersebut. Isu-isu tersebut adalah pencegahan dan penanganan tindak pelanggaran hukum di laut; SAR; perlindungan terhadap lingkungan hidup perairan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
“Isu yang kita angkat sekarang adalah SAR, preventing and controlling unlawful act at sea, capacity building dan environmental protection,” papar Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Madya TNI Ari Soedewo dalam kesempatan jumpa media seusai pembukaan HACGAM ke-12 di Jakarta.
HACGAM merupakan pertemuan penting coast guard se-Asia karena merupakan sarana untuk saling bertukar pikiran dan pandangan; menyelaraskan pendapat; dan juga sebagai forum dalam upaya menyelesaikan masalah yang ada terkait keamanan dan keselamatan kemaritiman.
“Acara ini kan maritime, jadi memang banyak hajat kita karena Coast Guard itu atau Bakamla di kita juga akan memainkan peran penting menyangkut masalah kemanan hampir 54 ribu kilometer coast line kita. Kita perlu memperkuat Bakamla ini ke depan dan juga illegal fishing,” tutur Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pada kesempatan yang sama.
Menurutnya, illegal fishing ini harus dipertahankan, sehingga tidak lagi kekayaan laut Indonesia berupa hasil ikannya dicuri oleh pihak lain. Ia pun berharap agar industri perikanan Indonesia juga harus berjalan.
“Juga kita ingin lebih banyak nelayan kita menikmati penangkapan ikan tanpa merusak lingkungan di laut-laut yang lebih dalam,” ungkap Luhut.
Pada pertemuan HACGAM kali ini dihadiri oleh 22 delegasi yang terdiri dari 20 coast guard dari negara-negara di Asia dan dua badan observer yang ada di Asia. Delegasi coast guard tersebut adalah Australia, Bangladesh, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Maladewa, Myanmar, Pakistan, Singapura, Sri Lanka, Vietnam, Tiongkok, Korea Selatan, Filipina, Thailand dan Hongkong. Sementara badan observer yang hadir adalah ReCAAP (The Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery Against Ship in Asia) dan JICA (Japan International Cooperation Agency).
Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakamla) hari ini (12/10/2016) menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi penjaga pantai se-Asia, atau Heads of Asian Coast Guard Agencies Meeting (HACGAM) ke-12 di Jakarta. Acara yang digelar hingga 14 Oktober mendatang ini merupakan pertemuan tingkat tinggi para kepala penjaga pantai dari 22 negara di seluruh Asia.
Menurut Laksdya Ari Soedewo, Kepala Bakamla, pertemuan ini berfokus pada pencegahan dan penanganan tindak pelanggaran hukum di laut, perlindungan terhadap lingkungan hidup perairan, SAR, dan peningkatan kapasitas organisasi penjaga pantai.
“Selain pertemuan, kami juga mengadakan latihan bersama soal penindakan kasus di laut, SAR, dan prosedur pertolongan di laut,” tambahnya.
Bakamla mengemban tugas untuk menegakan hukum dalam ranah sipil. Saat ini Bakamla baru diperkuat dengan enam unit kapal yang masing-masing dioperasikan dua di wilayah timur, dua di wilayah barat serta dua di wilayah tengah.
Koordinasi antara Bakamla dengan penjaga pantai negara lain diakui Ari saat ini bisa dibilang berjalan dengan baik.
Terkait dengan anggaran, saat masih berstatus sebagai Bakorkamla hanya mengantongi dana sekitar 400 miliyar, namun saat ini anggaran Bakamla telah mengalami peningkatan. “Tapi tergantung grand design tahun 2017, ada dua kali hingga tiga kali lipat anggaran kenaikan anggrannya,” terang Ari kepada para awak media.
Empat Isu Ini yang Dibahas
Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Madya TNI Ari Soedewo (kiri) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) saat acara pembukaan HACGAM ke-12. [Ery]
Dalam penyelenggaraan Heads of Asian Coast Guard Agency Meeting (HACGAM) ke-12 yang diadakan hingga tiga hari ke depan (12-14 Oktober 2016), forum ini akan menjadikan empat isu ini untuk dibahas bersama dalam momen tersebut. Isu-isu tersebut adalah pencegahan dan penanganan tindak pelanggaran hukum di laut; SAR; perlindungan terhadap lingkungan hidup perairan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
“Isu yang kita angkat sekarang adalah SAR, preventing and controlling unlawful act at sea, capacity building dan environmental protection,” papar Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Madya TNI Ari Soedewo dalam kesempatan jumpa media seusai pembukaan HACGAM ke-12 di Jakarta.
HACGAM merupakan pertemuan penting coast guard se-Asia karena merupakan sarana untuk saling bertukar pikiran dan pandangan; menyelaraskan pendapat; dan juga sebagai forum dalam upaya menyelesaikan masalah yang ada terkait keamanan dan keselamatan kemaritiman.
“Acara ini kan maritime, jadi memang banyak hajat kita karena Coast Guard itu atau Bakamla di kita juga akan memainkan peran penting menyangkut masalah kemanan hampir 54 ribu kilometer coast line kita. Kita perlu memperkuat Bakamla ini ke depan dan juga illegal fishing,” tutur Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pada kesempatan yang sama.
Menurutnya, illegal fishing ini harus dipertahankan, sehingga tidak lagi kekayaan laut Indonesia berupa hasil ikannya dicuri oleh pihak lain. Ia pun berharap agar industri perikanan Indonesia juga harus berjalan.
“Juga kita ingin lebih banyak nelayan kita menikmati penangkapan ikan tanpa merusak lingkungan di laut-laut yang lebih dalam,” ungkap Luhut.
Pada pertemuan HACGAM kali ini dihadiri oleh 22 delegasi yang terdiri dari 20 coast guard dari negara-negara di Asia dan dua badan observer yang ada di Asia. Delegasi coast guard tersebut adalah Australia, Bangladesh, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Maladewa, Myanmar, Pakistan, Singapura, Sri Lanka, Vietnam, Tiongkok, Korea Selatan, Filipina, Thailand dan Hongkong. Sementara badan observer yang hadir adalah ReCAAP (The Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery Against Ship in Asia) dan JICA (Japan International Cooperation Agency).
★ Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.