Pembangunan Sistem Kelautan 'Status-6' Rusia menurunkan nilai sistem pertahanan rudal AS.Screenshot drone submarine [businessinsider] ☆
Pembangunan Sistem Kelautan 'Status-6' Rusia menurunkan nilai sistem pertahanan rudal Amerika Serikat serta mampu menjaga keseimbagan strategis di dunia. Demikian pendapat tersebut diungkapan Pemimpin Redaksi Majalah “Pertahanan Nasional” Igor Korotchenko.
"Mengingat komitmen Amerika Serikat untuk membangun sistem pertahanan rudal demi mencegat rudal balistik antarbenua Rusia, jelas bahwa kepemimpinan militer kami berpikir bagaimana mengalahkan musuh dalam perang sesungguhnya, termasuk menggunakan cara pengiriman alternatif hulu ledak nuklir ke wilayah musuh,” ujar Korotchenko kepada TASS.
Menurutnya, pada tahap tertentu, pembangunan ini sangat prospektif agar masuk ke dalam arsenal pasukan bersenjata yang mampu menurunkan nilai atau mutu sistem pertahanan rudal AS.
Sang ahli juga mengatakan bahwa hal ini tidak bisa disebut “bom kotor”. “Sejauh yang kami nilai, sistem ini akan menggunakan hulu ledak nuklir berdaya tinggi sehingga ini bukanlah ‘bom kotor’. Sistem ini mampu bekerja dengan kecepatan di bawah air hingga 10 ribu kilometer dari hulu ledak nuklir untuk mengalahkan target musuh di pesisir pantai,” ujar Korotchenko.
Korotchenko percaya bahwa penciptaan torpedo tersebut akan mendukung keseimbangan strategis di dunia dan mengurangi kemungkinan perang nuklir. Berbicara mengenai kemungkinan adanya dimulainya pembangunan sistem tersebut, sang ahli mengatakan bahwa pertemuan antara komandan pasukan dengan presiden telah berlangsung dengan membawa berbagai dokumen-dokumen, bukan hanya berupa gambar. “Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pembangunan ini memang benar-benar dilakukan, dan kini sedang dalam tahap akhir pembangunan,” kata Korochenko menambahkan.
Sejumlah saluran TV federal pada hari Selasa menayangkan berita mengenai kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Kementerian Pertahanan. Dalam kunjungan tersebut terdapat potongan gambar berupa salah satu sistem senjata terbaru, yang jika dilihat secara karakternya, mampu membawa hulu ledak nuklir berdaya tinggi di bawah air dari kejauhan hingga 10 kilometer.
Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengonfirmasi informasi tersebut. Ia mengatakan, “Memang, ada beberapa informasi rahasia yang tertangkap kamera, sehingga mereka kemudian dihapus.”
Pembangunan Sistem Kelautan 'Status-6' Rusia menurunkan nilai sistem pertahanan rudal Amerika Serikat serta mampu menjaga keseimbagan strategis di dunia. Demikian pendapat tersebut diungkapan Pemimpin Redaksi Majalah “Pertahanan Nasional” Igor Korotchenko.
"Mengingat komitmen Amerika Serikat untuk membangun sistem pertahanan rudal demi mencegat rudal balistik antarbenua Rusia, jelas bahwa kepemimpinan militer kami berpikir bagaimana mengalahkan musuh dalam perang sesungguhnya, termasuk menggunakan cara pengiriman alternatif hulu ledak nuklir ke wilayah musuh,” ujar Korotchenko kepada TASS.
Menurutnya, pada tahap tertentu, pembangunan ini sangat prospektif agar masuk ke dalam arsenal pasukan bersenjata yang mampu menurunkan nilai atau mutu sistem pertahanan rudal AS.
Sang ahli juga mengatakan bahwa hal ini tidak bisa disebut “bom kotor”. “Sejauh yang kami nilai, sistem ini akan menggunakan hulu ledak nuklir berdaya tinggi sehingga ini bukanlah ‘bom kotor’. Sistem ini mampu bekerja dengan kecepatan di bawah air hingga 10 ribu kilometer dari hulu ledak nuklir untuk mengalahkan target musuh di pesisir pantai,” ujar Korotchenko.
Korotchenko percaya bahwa penciptaan torpedo tersebut akan mendukung keseimbangan strategis di dunia dan mengurangi kemungkinan perang nuklir. Berbicara mengenai kemungkinan adanya dimulainya pembangunan sistem tersebut, sang ahli mengatakan bahwa pertemuan antara komandan pasukan dengan presiden telah berlangsung dengan membawa berbagai dokumen-dokumen, bukan hanya berupa gambar. “Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pembangunan ini memang benar-benar dilakukan, dan kini sedang dalam tahap akhir pembangunan,” kata Korochenko menambahkan.
Sejumlah saluran TV federal pada hari Selasa menayangkan berita mengenai kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Kementerian Pertahanan. Dalam kunjungan tersebut terdapat potongan gambar berupa salah satu sistem senjata terbaru, yang jika dilihat secara karakternya, mampu membawa hulu ledak nuklir berdaya tinggi di bawah air dari kejauhan hingga 10 kilometer.
Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengonfirmasi informasi tersebut. Ia mengatakan, “Memang, ada beberapa informasi rahasia yang tertangkap kamera, sehingga mereka kemudian dihapus.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.