Seperti BrasilRHAN 122 ○
Dinas penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbangad) yang berlokasi di Laboratorium litbang di Pusdik Kopassus Batujajar, Bandung menjadi lokasi penelitian dan pengembangan Alutsista TNI AD. Kepala laboratorium Dislitbangad Bandung, Letkol CPL Ops Simon Petrus Kamlasi menuturkan, TNI AD tak mau kalah menghadapi persaingan militer yang kuat.
“TNI AD sedang mengembangkan diri menghadapi era militer yang kuat. Di sinilah dapurnya untuk mengembangkan Alutsista,” papar Simon di Laboratorium litbang di Pusdik Kopassus Batujajar, Bandung Kamis, (23/3).
Beranggotakan 37 orang militer dan 22 orang PNS, Dislitbangad Bandung mengembangkan kemampuan rekayasa melalui kegiatan rancang bangun. Hasil dari Dislitbangad seperti Mekatronik mortir 81 MM dan lensa tembak PJD.
“Mudah-mudahan kita akan mengaplikasikan meriam produksi dalam negeri,” harap Simon.
Simon ingin alutsista dapat diproduksi di dalam negeri sendiri. Meski diakuinya, ada kendala dalam memproduksi alutsista sendiri yakni belum adanya kemandirian. Simon juga menceritakan, pada tahun 1960-an TNI AD sudah mampu menerbangkan roket.
“Lebih baik membuat karya sendiri sendiri, kita kembangkan sendiri. Tahun 60an Sudah menerbangkan roket pertama. Kendala utama adalah mandiri dari produksi. Negara lain sudah mandiri. Kalau sudah mandiri musuh belum datang kita sudah kirim roket duluan,” imbuhnya.
Simon mengaku, selama ini TNI membeli roket Multi laras dari Brasil. Negeri sepakbola itu sudah mandiri dalam memproduksi senjata sendiri. Berkaca dari itu, Simon optimis Indonesia mampu menjadi negara mandiri dengan memproduksi alutsista sendiri.
TNI AD kini sedang membuka kerja sama seluas-luasnya dalam hal penelitian. Terkait anggaran Simon mengaku ketersediaannya cukup, namun yang masih kurang adalah ide penelitian.
“Ketersediaan anggaran cukup. Yang kurang adalah ide untuk diteliti. Kita butuh masukan dalam penelitian. Elaborasi ini yang akan kita konstruksikan. TNI sedang membuka kerjasama seluasnya dlm penelitian,” papar Simon.
Dinas penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbangad) yang berlokasi di Laboratorium litbang di Pusdik Kopassus Batujajar, Bandung menjadi lokasi penelitian dan pengembangan Alutsista TNI AD. Kepala laboratorium Dislitbangad Bandung, Letkol CPL Ops Simon Petrus Kamlasi menuturkan, TNI AD tak mau kalah menghadapi persaingan militer yang kuat.
“TNI AD sedang mengembangkan diri menghadapi era militer yang kuat. Di sinilah dapurnya untuk mengembangkan Alutsista,” papar Simon di Laboratorium litbang di Pusdik Kopassus Batujajar, Bandung Kamis, (23/3).
Beranggotakan 37 orang militer dan 22 orang PNS, Dislitbangad Bandung mengembangkan kemampuan rekayasa melalui kegiatan rancang bangun. Hasil dari Dislitbangad seperti Mekatronik mortir 81 MM dan lensa tembak PJD.
“Mudah-mudahan kita akan mengaplikasikan meriam produksi dalam negeri,” harap Simon.
Simon ingin alutsista dapat diproduksi di dalam negeri sendiri. Meski diakuinya, ada kendala dalam memproduksi alutsista sendiri yakni belum adanya kemandirian. Simon juga menceritakan, pada tahun 1960-an TNI AD sudah mampu menerbangkan roket.
“Lebih baik membuat karya sendiri sendiri, kita kembangkan sendiri. Tahun 60an Sudah menerbangkan roket pertama. Kendala utama adalah mandiri dari produksi. Negara lain sudah mandiri. Kalau sudah mandiri musuh belum datang kita sudah kirim roket duluan,” imbuhnya.
Simon mengaku, selama ini TNI membeli roket Multi laras dari Brasil. Negeri sepakbola itu sudah mandiri dalam memproduksi senjata sendiri. Berkaca dari itu, Simon optimis Indonesia mampu menjadi negara mandiri dengan memproduksi alutsista sendiri.
TNI AD kini sedang membuka kerja sama seluas-luasnya dalam hal penelitian. Terkait anggaran Simon mengaku ketersediaannya cukup, namun yang masih kurang adalah ide penelitian.
“Ketersediaan anggaran cukup. Yang kurang adalah ide untuk diteliti. Kita butuh masukan dalam penelitian. Elaborasi ini yang akan kita konstruksikan. TNI sedang membuka kerjasama seluasnya dlm penelitian,” papar Simon.
★ Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.