✈️ Akibat 59 Rudal Tomahawk AS✈️ Pangkalan udara Shayrat yang luluh lantak dihujani oleh rudal Tomahawk kembali beroperasi. [Istimewa]
Sebuah pangkalan udara Suriah yang menjadi sasaran serangan rudal jelajah AS beroperasi lagi. Demikian gubernur provinsi Homs Suriah mengkonfirmasi hal tersebut.
"Bandara ini beroperasi kembali dalam tahap pertama. Pesawat telah lepas landas," kata Gubernur Homs, Talal Barazi seperti dikutip dari Reuters, Minggu (9/4/2017).
Sebelumnya, ditanya apakah benar bahwa pesawat Suriah sekarang telah lepas landas dari Shayrat atau pangkalan udara tersebut telah beroperasi, juru bicara Pentagon menyatakan pertanyaan tersebut ditujukan kepada pemerintah Suriah.
Kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) melaporkan pesawat-pesawat tempur Suriah lepas landas dari pangkalan itu pada hari Jumat. Mereka kembali melakukan serangan udara di wilayah yang dikuasai pemberontak di pedesaan timur Homs.
Amerika Serikat (AS) meluncurkan serangan rudal dalam menanggapi serangan kimia yang menewaskan 90 orang termasuk 30 anak-anak di Idlib. AS mengatakan pemerintah Suriah melancarkan serangan dari pangkalan udara Shayrat. Damaskus telah membantah melakukan serangan itu dan mengatakan tidak menggunakan senjata kimia.
Menurut tentara Suriah, serangan itu telah menyebabkan kerusakan yang luas di pangkalan tersebut. AS mengatakan menghujani pangkalan udara itu dengan 59 rudal jelajah Tomahawk. (ian)
Misteri S-400 Rusia Tak Cegat 59 Rudal Tomahawk AS
Sistem rudal pertahanan canggih S-400 yang dikerahkan Rusia di Suriah. Sistem rudal ini tak cegat rudal-rudal Tomahawk AS saat gempur Suriah. [Daily Mail]
Rusia telah mengerahkan sistem rudal pertahanan canggih S-400 di pangkalan udara Latakia, Suriah. Namun, fungsi sistem perisai rudal Growler ini jadi misteri karena tidak mencegat 59 rudal Tomahawk yang ditembakkan Amerika Serikat (AS) ke pangkalan udara Shayrat, Homs.
Moskow sejatinya tidak sulit untuk mencegat gempuran puluhan rudal jelajah AS yang ditembakkan dari dua kapal perang, USS Porter dan USS Ross pada Jumat dini hari. Sebab, S-400 Rusia diklaim dapat mencegat target pada kisaran 250 mil dan pada ketinggian hingga 90.000 kaki.
Sistem tameng rudal mutakhir itu mulai dikerahkan Rusia ke Suriah sejak pesawat jet tempur Moskow ditembak pesawat tempur Turki November 2015 lalu.
Rudal Tomahawk AS sendiri memiliki jangkauan hingga 690 mil dan dapat mengambil rute rumit untuk mengindari intersepsi atau pencegatan.
Teka-teki Rusia tak tolong Suriah dari gempuran 59 rudal jelajah Tomahawk AS ini masih jadi misteri. Terlebih, pemerintah Presiden Donald Trump telah memberi tahu Rusia sebelum meluncurkan rudal-rudal jelajahnya dengan target pangkalan udara Suriah.
Militer dan pemerintah Rusia tidak menjawab misteri tersebut. Namun, Kremlin menegaskan akan tetap mengaktifkan sistem rudal pertahanan S-400 dan S-300 di Suriah untuk melindungi fasilitas militer Moskow di negeri Presiden Bashar al-Assad tersebut.
“Terlepas dari serangan AS hari ini (Jumat dini hari lalu) di pangkalan udara angkatan udara Suriah, pangkalan udara kami (di Latakia) dan pusat logistik di Tartus dijamin oleh sistem S-300 dan S-400,” kata Viktor Ozerov, pejabat Komite Pertahanan dan Keamanan Rusia kepada Sputnik, yang dikutip semalam (8/4/2017).
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim dapat meningkatkan perlindungan pangkalan udara Suriah menyusul serangan AS. Tapi kementerian ini tidak menjawab mengapa S-400 tidak digunakan untuk mencegat rudal-rudal AS.
Andrei Kortunov, Direktur Dewan Urusan Internasional Rusia mengatakan kepada Interfax; “Risiko konfrontasi militer langsung antara Rusia dan AS telah meningkat secara signifikan. Apakah atau tidak itu bisa mengakibatkan Perang Dunia III? Tergantung pada bagaimana pemimpin bertanggung jawab”.
Komentar tentang menghindari Perang Dunia III itulah yang jadi kemungkinan mengapa sistem pertahanan udara canggih Rusia tidak mencegat rudal-rudal jelajah AS. (mas)
Sebuah pangkalan udara Suriah yang menjadi sasaran serangan rudal jelajah AS beroperasi lagi. Demikian gubernur provinsi Homs Suriah mengkonfirmasi hal tersebut.
"Bandara ini beroperasi kembali dalam tahap pertama. Pesawat telah lepas landas," kata Gubernur Homs, Talal Barazi seperti dikutip dari Reuters, Minggu (9/4/2017).
Sebelumnya, ditanya apakah benar bahwa pesawat Suriah sekarang telah lepas landas dari Shayrat atau pangkalan udara tersebut telah beroperasi, juru bicara Pentagon menyatakan pertanyaan tersebut ditujukan kepada pemerintah Suriah.
Kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) melaporkan pesawat-pesawat tempur Suriah lepas landas dari pangkalan itu pada hari Jumat. Mereka kembali melakukan serangan udara di wilayah yang dikuasai pemberontak di pedesaan timur Homs.
Amerika Serikat (AS) meluncurkan serangan rudal dalam menanggapi serangan kimia yang menewaskan 90 orang termasuk 30 anak-anak di Idlib. AS mengatakan pemerintah Suriah melancarkan serangan dari pangkalan udara Shayrat. Damaskus telah membantah melakukan serangan itu dan mengatakan tidak menggunakan senjata kimia.
Menurut tentara Suriah, serangan itu telah menyebabkan kerusakan yang luas di pangkalan tersebut. AS mengatakan menghujani pangkalan udara itu dengan 59 rudal jelajah Tomahawk. (ian)
Misteri S-400 Rusia Tak Cegat 59 Rudal Tomahawk AS
Sistem rudal pertahanan canggih S-400 yang dikerahkan Rusia di Suriah. Sistem rudal ini tak cegat rudal-rudal Tomahawk AS saat gempur Suriah. [Daily Mail]
Rusia telah mengerahkan sistem rudal pertahanan canggih S-400 di pangkalan udara Latakia, Suriah. Namun, fungsi sistem perisai rudal Growler ini jadi misteri karena tidak mencegat 59 rudal Tomahawk yang ditembakkan Amerika Serikat (AS) ke pangkalan udara Shayrat, Homs.
Moskow sejatinya tidak sulit untuk mencegat gempuran puluhan rudal jelajah AS yang ditembakkan dari dua kapal perang, USS Porter dan USS Ross pada Jumat dini hari. Sebab, S-400 Rusia diklaim dapat mencegat target pada kisaran 250 mil dan pada ketinggian hingga 90.000 kaki.
Sistem tameng rudal mutakhir itu mulai dikerahkan Rusia ke Suriah sejak pesawat jet tempur Moskow ditembak pesawat tempur Turki November 2015 lalu.
Rudal Tomahawk AS sendiri memiliki jangkauan hingga 690 mil dan dapat mengambil rute rumit untuk mengindari intersepsi atau pencegatan.
Teka-teki Rusia tak tolong Suriah dari gempuran 59 rudal jelajah Tomahawk AS ini masih jadi misteri. Terlebih, pemerintah Presiden Donald Trump telah memberi tahu Rusia sebelum meluncurkan rudal-rudal jelajahnya dengan target pangkalan udara Suriah.
Militer dan pemerintah Rusia tidak menjawab misteri tersebut. Namun, Kremlin menegaskan akan tetap mengaktifkan sistem rudal pertahanan S-400 dan S-300 di Suriah untuk melindungi fasilitas militer Moskow di negeri Presiden Bashar al-Assad tersebut.
“Terlepas dari serangan AS hari ini (Jumat dini hari lalu) di pangkalan udara angkatan udara Suriah, pangkalan udara kami (di Latakia) dan pusat logistik di Tartus dijamin oleh sistem S-300 dan S-400,” kata Viktor Ozerov, pejabat Komite Pertahanan dan Keamanan Rusia kepada Sputnik, yang dikutip semalam (8/4/2017).
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim dapat meningkatkan perlindungan pangkalan udara Suriah menyusul serangan AS. Tapi kementerian ini tidak menjawab mengapa S-400 tidak digunakan untuk mencegat rudal-rudal AS.
Andrei Kortunov, Direktur Dewan Urusan Internasional Rusia mengatakan kepada Interfax; “Risiko konfrontasi militer langsung antara Rusia dan AS telah meningkat secara signifikan. Apakah atau tidak itu bisa mengakibatkan Perang Dunia III? Tergantung pada bagaimana pemimpin bertanggung jawab”.
Komentar tentang menghindari Perang Dunia III itulah yang jadi kemungkinan mengapa sistem pertahanan udara canggih Rusia tidak mencegat rudal-rudal jelajah AS. (mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.