Aiptu Yudi Anggota Sat Lantas Polres Tuban [Ainur Rofiq] ✬
Pagi itu, seperti biasa Aiptu Yudi melaksanakan tugas di pos polisi Jati Peteng, Kecamatan Jenu, Tuban. Dia mendapat tugas melakukan pemantaun lalu lintas di jalur Semarang-Tuban.
Anggota Sat Lantas Polres Tuban ini tidak menyangka, jika tugas yang dilakukannya pagi tadi nyaris merenggut jiwanya, saat sebuah mobil Daihatsu Terios H 9467 HR yang ditumpangi terduga teroris menembaki dirinya.
Aiptu Yudi yang saat itu bertugas bersama rekannya Aiptu Tataq menjadi sasaran tembak. Beruntung, keduanya bisa menghindar dan lolos dari maut.
"Sekitar tiga kali tadi menembak ke arah saya, dan langsung tiarap pada saat itu juga," kata Aiptu Yudi, saat berbicang dengan detikcom di depan Mapolres Tuban, Sabtu (8/4/2017) malam.
Meski saat itu sempat takut, namun Aiptu Yudi segera melaporkan ke atasan adanya insiden tersebut. "Alhamdulillah diberi selamat dan terhindar dari tembakan," ujarnya dengan nada terharu.
Usai melakukan penembakan, pelaku yang mengedarai Terios warna putih itu melarikan diri. Para pelaku meninggalkan mobil di tepi jalan Desa Beji, Kecamatan Jenu, dan melarikan diri ke arah kebun jagung dan pemukiman warga.
Petugas gabungan yang melakukan pengepungan berhasil melumpuhkan mereka. 6 Terduga teroris dari kelompak JAD pun tewas.
Polisi menyebut penyerangan di Tuban oleh 6 terduga teroris Jamaah Ansaru Daulah (JAD) sebagai aksi amaliyah atau balas dendam karena 3 rekannya telah ditangkap. (bdh/bdh)
Balas Dendam
Penyerangan anggota polisi di Jenu, Tuban, Jawa Timur, oleh enam orang terduga teroris Jamaah Ansaru Daulah (JAD) sebagai aksi amaliyah atau balas dendam.
Polisi menyebut para pelaku yang tewas dalam baku tembak dengan Brimob dan Densus Antiteror 88 saat pengepungan itu melancarkan balas dendam karena rekannya ditangkap beberapa hari lalu.
"Yang jelas ada kaitannya teroris kelompok daripada JAD yang dua hari lalu ditangkap, ada 3 orang yang ditangkap di Lamongan masih dalam proses Densus 88 kemudian melakukan amaliyah, balas dendam," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin di Mapolres Tuban, Sabtu (8/4/2017) malam.
Machfud menjelaskan tiga terduga teroris yang diamankan di Lamongan pada Kamis (6/4) salah satunya adalah tokoh JAD.
"Dua hari lalu adalah tokoh JAD, ini dari kelompok JAD dan yang ini (6 orang) amaliyah melakukan balas dendam," imbuh Machfud.
Keenam orang dengan menumpang mobil Daihatsu Terios nopol H 9037 BZ yang disewa dari Semarang melakukan penyerangan dengan menembaki anggota Sat Lantas Polres Tuban di wilayah Jenu pada pukul 09.00 WIB, Sabtu (8/4/2017).
Setelah dilakukan pengejaran dan penghadangan, Mobil Terios ditinggalkan pelaku di tepi jalan. Seluruh penumpang dan sopirnya kabur ke kebun di sekitar perkampungan Desa Beji, Kecamatan Jenu. Brimob dan Densus Antiteror 88 melakukan pengepungan dan menewaskan 6 orang.
Satu pelaku bisa diketahui karena polisi menemukan paspornya di dalam mobil yang ditinggalkan yaitu Satria Aditama, asal Semarang, Jawa Tengah. (ze/ugik)
Pagi itu, seperti biasa Aiptu Yudi melaksanakan tugas di pos polisi Jati Peteng, Kecamatan Jenu, Tuban. Dia mendapat tugas melakukan pemantaun lalu lintas di jalur Semarang-Tuban.
Anggota Sat Lantas Polres Tuban ini tidak menyangka, jika tugas yang dilakukannya pagi tadi nyaris merenggut jiwanya, saat sebuah mobil Daihatsu Terios H 9467 HR yang ditumpangi terduga teroris menembaki dirinya.
Aiptu Yudi yang saat itu bertugas bersama rekannya Aiptu Tataq menjadi sasaran tembak. Beruntung, keduanya bisa menghindar dan lolos dari maut.
"Sekitar tiga kali tadi menembak ke arah saya, dan langsung tiarap pada saat itu juga," kata Aiptu Yudi, saat berbicang dengan detikcom di depan Mapolres Tuban, Sabtu (8/4/2017) malam.
Meski saat itu sempat takut, namun Aiptu Yudi segera melaporkan ke atasan adanya insiden tersebut. "Alhamdulillah diberi selamat dan terhindar dari tembakan," ujarnya dengan nada terharu.
Usai melakukan penembakan, pelaku yang mengedarai Terios warna putih itu melarikan diri. Para pelaku meninggalkan mobil di tepi jalan Desa Beji, Kecamatan Jenu, dan melarikan diri ke arah kebun jagung dan pemukiman warga.
Petugas gabungan yang melakukan pengepungan berhasil melumpuhkan mereka. 6 Terduga teroris dari kelompak JAD pun tewas.
Polisi menyebut penyerangan di Tuban oleh 6 terduga teroris Jamaah Ansaru Daulah (JAD) sebagai aksi amaliyah atau balas dendam karena 3 rekannya telah ditangkap. (bdh/bdh)
Balas Dendam
Penyerangan anggota polisi di Jenu, Tuban, Jawa Timur, oleh enam orang terduga teroris Jamaah Ansaru Daulah (JAD) sebagai aksi amaliyah atau balas dendam.
Polisi menyebut para pelaku yang tewas dalam baku tembak dengan Brimob dan Densus Antiteror 88 saat pengepungan itu melancarkan balas dendam karena rekannya ditangkap beberapa hari lalu.
"Yang jelas ada kaitannya teroris kelompok daripada JAD yang dua hari lalu ditangkap, ada 3 orang yang ditangkap di Lamongan masih dalam proses Densus 88 kemudian melakukan amaliyah, balas dendam," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin di Mapolres Tuban, Sabtu (8/4/2017) malam.
Machfud menjelaskan tiga terduga teroris yang diamankan di Lamongan pada Kamis (6/4) salah satunya adalah tokoh JAD.
"Dua hari lalu adalah tokoh JAD, ini dari kelompok JAD dan yang ini (6 orang) amaliyah melakukan balas dendam," imbuh Machfud.
Keenam orang dengan menumpang mobil Daihatsu Terios nopol H 9037 BZ yang disewa dari Semarang melakukan penyerangan dengan menembaki anggota Sat Lantas Polres Tuban di wilayah Jenu pada pukul 09.00 WIB, Sabtu (8/4/2017).
Setelah dilakukan pengejaran dan penghadangan, Mobil Terios ditinggalkan pelaku di tepi jalan. Seluruh penumpang dan sopirnya kabur ke kebun di sekitar perkampungan Desa Beji, Kecamatan Jenu. Brimob dan Densus Antiteror 88 melakukan pengepungan dan menewaskan 6 orang.
Satu pelaku bisa diketahui karena polisi menemukan paspornya di dalam mobil yang ditinggalkan yaitu Satria Aditama, asal Semarang, Jawa Tengah. (ze/ugik)
♞ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.