✈️ Senilai Rp 26,7 Triliun✈️ India memborong sistem pertahanan Israel senilai Rp 26,7 Triliun guna memperkuat pertahanan militernya. [Reuters/Ammar Awad]
India menandatangani kesepakatan pembelian senjata senilai US$ 2 miliar atau setara Rp 26,7 Triliun dengan Israel. Kesepakatan tersebut diklaim sebagai kontrak senjata terbesar yang pernah dilakukan oleh perusahaan senjata Israel.
Kontrak itu akan membuat India menjadi pemilik teknologi persenjatan mutakhir Israel, termasuk rudal darat berjangkauan menengah beserta teknologi komunikasi dan peluncur, dan sistem pertahanan canggih lainnya.
“Kesepakatan ini adalah kontak sistem pertahanan terbesar yang pernah dilakukan perusahaan,” ujar Israel Aerospace Industries, dalam pernyataan resminya, seperti dilaporkan AFP.
Selain itu, perusahaan senjata Israel juga akan membekali India dengan sistem pertahanan angkatan laut, termasuk misil jarak jauh untuk kapal induk pertama India, yang hingga kini masih dalam tahap pembangunan.
Israel Aerospace Industries mengatakan beberapa komponen akan dirakit di India, sejalan dengan dorongan Perdana Menteri Narendra Modi untuk mengurangi biaya impor yang tinggi.
Pemerintah Modi telah menaikkan batas atas investasi asing di sektor pertahanan dan mendorong kerjasama antara perusahaan asing dan lokal di bawah kampanye ‘Dibuat di India'.
India merupakan importir sistem pertahanan terbesar di dunia dan telah berinvestasi puluhan miliar dolar guna memperbarui perangkat keras militer era Soviet, untuk melawan ketegangan dengan rival pertahanan regional, yakni China dan Pakistan.
Sejak pemerintahan Modi di 2014, India terus melakukan kesepakatan pembelian senjata besar-besaran. Israel merupakan eksportir utama sistem persenjataan India, dengan jumlah penjualan mencapai US$ 6,5 miliar di tahun 2016.
Tahun lalu India menandatangani kontrak untuk membeli 36 jet tempur Rafale bermesin ganda dari Perancis senilai 7,9 miliar euro. (les)
India menandatangani kesepakatan pembelian senjata senilai US$ 2 miliar atau setara Rp 26,7 Triliun dengan Israel. Kesepakatan tersebut diklaim sebagai kontrak senjata terbesar yang pernah dilakukan oleh perusahaan senjata Israel.
Kontrak itu akan membuat India menjadi pemilik teknologi persenjatan mutakhir Israel, termasuk rudal darat berjangkauan menengah beserta teknologi komunikasi dan peluncur, dan sistem pertahanan canggih lainnya.
“Kesepakatan ini adalah kontak sistem pertahanan terbesar yang pernah dilakukan perusahaan,” ujar Israel Aerospace Industries, dalam pernyataan resminya, seperti dilaporkan AFP.
Selain itu, perusahaan senjata Israel juga akan membekali India dengan sistem pertahanan angkatan laut, termasuk misil jarak jauh untuk kapal induk pertama India, yang hingga kini masih dalam tahap pembangunan.
Israel Aerospace Industries mengatakan beberapa komponen akan dirakit di India, sejalan dengan dorongan Perdana Menteri Narendra Modi untuk mengurangi biaya impor yang tinggi.
Pemerintah Modi telah menaikkan batas atas investasi asing di sektor pertahanan dan mendorong kerjasama antara perusahaan asing dan lokal di bawah kampanye ‘Dibuat di India'.
India merupakan importir sistem pertahanan terbesar di dunia dan telah berinvestasi puluhan miliar dolar guna memperbarui perangkat keras militer era Soviet, untuk melawan ketegangan dengan rival pertahanan regional, yakni China dan Pakistan.
Sejak pemerintahan Modi di 2014, India terus melakukan kesepakatan pembelian senjata besar-besaran. Israel merupakan eksportir utama sistem persenjataan India, dengan jumlah penjualan mencapai US$ 6,5 miliar di tahun 2016.
Tahun lalu India menandatangani kontrak untuk membeli 36 jet tempur Rafale bermesin ganda dari Perancis senilai 7,9 miliar euro. (les)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.