⚓️ Di KRI Nanggala-402 Ilustrasi KRI Nanggala 402 [TNI AL] ⚓️
Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) Laksamana Muda Iwan Isnurwanto mengungkapkan, dirinya pernah mengalami situasi blackout saat menjadi awak kapal selam KRI Nanggala-402.
"Saya waktu mengawaki Nanggala pernah mengalami hal yang serupa, namanya blackout," kata Iwan dalam konferensi pers, Selasa (27/4).
Iwan bercerita, situasi blackout itu terjadi pada tengah malam ketika ia sedang beristirahat di tempat tidur bertingkat.
Iwan yang berada di tempat tidur tingkat tiga pun langsung melompat karena kapal mulai miring dan "merosot" dalam waktu cepat.
"Posisinya adalah (bagian kapal selam) yang belakang langsung turun sampai (kemiringan) 45 derajat, bisa lebih, langsung (turun) begini, tidak sampai dengan 10 detik (turun) sampai dengan 90 meter," ungkapnya.
Kondisi dalam kapal pun gelap dan menyisakan lampu darurat yang masih menyala.
Iwan menuturkan, saat itu komandan kapal memerintahkan awak untuk bergerak menuju haluan atau bagian depan kapal selam dengan merangkak karena kapal telah miring 45 derajat.
"Jadi, di lorong kami merangkak, mohon maaf ini, saya merinding semua karena saya pernah mengalaminya, merangkak megang pintu-pintu sampai ke depan," ujar dia.
Masalah tersebut akhirnya diatasi setelah kepala kamar mesin (KKM) yang saat itu bertugas mengembuskan tangki pemberat pokok dan tangki tahan tekan sehingga kapal selam bergerak naik.
Penyebab blackout
Eternal Patrol - KRI Nanggala 402 [@submarine.id]
Menurut Iwan, kapal selam saat itu mengalami blackout karena ada salah satu sekring (fuse) yang terputus.
"Apa masalahnya? Ada satu fuse yang putus, padahal kami enggak tahu fuse itu di mana. Tapi, karena kecanggihan KKM pada saat itu, langsung bisa ketahuan langsung bisa diperbaiki. Alhamdulillah saat itu," kata Iwan.
Seperti diketahui, KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Utara Bali pada Rabu (21/4/2021). Tim SAR gabungan kemudian melakukan pencarian besar-besaran, termasuk dengan mendatangkan bantuan dari luar negeri.
Pada Minggu (25/4), KRI Nanggala-402 dinyatakan berstatus subsunk (tenggelam). Hingga kini, tim SAR masih terus berusaha untuk mengangkat bangkai kapal selam ke permukaan.
Rencananya, 53 jenazah personel KRI Nanggala-402 akan dievakuasi ke Surabaya, Jawa Timur.
Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) Laksamana Muda Iwan Isnurwanto mengungkapkan, dirinya pernah mengalami situasi blackout saat menjadi awak kapal selam KRI Nanggala-402.
"Saya waktu mengawaki Nanggala pernah mengalami hal yang serupa, namanya blackout," kata Iwan dalam konferensi pers, Selasa (27/4).
Iwan bercerita, situasi blackout itu terjadi pada tengah malam ketika ia sedang beristirahat di tempat tidur bertingkat.
Iwan yang berada di tempat tidur tingkat tiga pun langsung melompat karena kapal mulai miring dan "merosot" dalam waktu cepat.
"Posisinya adalah (bagian kapal selam) yang belakang langsung turun sampai (kemiringan) 45 derajat, bisa lebih, langsung (turun) begini, tidak sampai dengan 10 detik (turun) sampai dengan 90 meter," ungkapnya.
Kondisi dalam kapal pun gelap dan menyisakan lampu darurat yang masih menyala.
Iwan menuturkan, saat itu komandan kapal memerintahkan awak untuk bergerak menuju haluan atau bagian depan kapal selam dengan merangkak karena kapal telah miring 45 derajat.
"Jadi, di lorong kami merangkak, mohon maaf ini, saya merinding semua karena saya pernah mengalaminya, merangkak megang pintu-pintu sampai ke depan," ujar dia.
Masalah tersebut akhirnya diatasi setelah kepala kamar mesin (KKM) yang saat itu bertugas mengembuskan tangki pemberat pokok dan tangki tahan tekan sehingga kapal selam bergerak naik.
Penyebab blackout
Eternal Patrol - KRI Nanggala 402 [@submarine.id]
Menurut Iwan, kapal selam saat itu mengalami blackout karena ada salah satu sekring (fuse) yang terputus.
"Apa masalahnya? Ada satu fuse yang putus, padahal kami enggak tahu fuse itu di mana. Tapi, karena kecanggihan KKM pada saat itu, langsung bisa ketahuan langsung bisa diperbaiki. Alhamdulillah saat itu," kata Iwan.
Seperti diketahui, KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Utara Bali pada Rabu (21/4/2021). Tim SAR gabungan kemudian melakukan pencarian besar-besaran, termasuk dengan mendatangkan bantuan dari luar negeri.
Pada Minggu (25/4), KRI Nanggala-402 dinyatakan berstatus subsunk (tenggelam). Hingga kini, tim SAR masih terus berusaha untuk mengangkat bangkai kapal selam ke permukaan.
Rencananya, 53 jenazah personel KRI Nanggala-402 akan dievakuasi ke Surabaya, Jawa Timur.
⚓️ Kontan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.