Dalam rangka penguatan sistem pertahanan di Indonesia, TNI adakan Seminar Scenario Forecasting Technology dan menandatangani Letter of Aggreement. Kerja sama itu dilakukan dengan Swedish Defence University, dan Industri Alutista asal Swedia SAAB.
Acara yang dibuka langsung oleh Aspers Panglima TNI Marsda, TNI Bambang Samoedro ini dihadiri oleh Stevan Silversklold dari Swedish Defence University, Anders Goyer selaku Head Of SAAB Indonesia. Mereka turut menandatangani Letter of Aggreement.
Aspers Panglima TNI Marsda, TNI Bambang Samoedro menyambut kerja sama di bidang pendidikan pertahanan ini. Menurutnya, acara ini memiliki dampak yang positif untuk kemajuan prajurit TNI di Indonesia, terutama dalam bidang pertahanan.
“Saya yakin kegiatan ini akan bisa disampaikan sebagai tambahan wawasan dalam menyambut pertahanan teknologi, besar harapan saya kepada seluruh peserta seminar untuk dapat memanfaatkan sumber dayanya di Indonesia,” kata Bambang di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (29/03/17).
Selanjutnya, Anders Foyer sebagai Head Of SAAB Indonesia mengatakan, acara ini diadakan untuk membangun kerja sama antara Swedia dan Indonesia. Karena melihat banyaknya produk yang digunakan Indonesia berasal dari Swedia.
“Kerja sama untuk menjembatani kerja sama dari Swedia ke Indonesia. Produk yang dipasarkan di Indonesia, Port management sistem di Tanjung Priok, SAAB merupakan satu-satunya perusahaan di dunia yang bisa membuat pesawat tempur, dan kapal selam,” ujar Anders.
Sementara itu, Stefan Silversklold selaku perwakilan dari Swedish Defence University mengatakan program ini akan diadakan selama lima bulan sampai bulan Agustus. Di sela-sela program peserta akan mengunjungi beberapa tempat di Swedia.
“Akan ada kunjungan selama tiga Minggu di Swedia, Stockholm, Linkoping, dan beberapa tempat,” ujar Stefen.
Peserta kegiatan ini terdiri dari Perwira menengah perwakilan dari satuan kerja Mabes TNI sejumlah 60 orang. Peserta tersebut nantinya akan diberangkatkan ke Swedia untuk mempelajari bagaimana sistem pertahanan di Swedia, yang nantinya akan diterapkan di Indonesia.
Acara yang dibuka langsung oleh Aspers Panglima TNI Marsda, TNI Bambang Samoedro ini dihadiri oleh Stevan Silversklold dari Swedish Defence University, Anders Goyer selaku Head Of SAAB Indonesia. Mereka turut menandatangani Letter of Aggreement.
Aspers Panglima TNI Marsda, TNI Bambang Samoedro menyambut kerja sama di bidang pendidikan pertahanan ini. Menurutnya, acara ini memiliki dampak yang positif untuk kemajuan prajurit TNI di Indonesia, terutama dalam bidang pertahanan.
“Saya yakin kegiatan ini akan bisa disampaikan sebagai tambahan wawasan dalam menyambut pertahanan teknologi, besar harapan saya kepada seluruh peserta seminar untuk dapat memanfaatkan sumber dayanya di Indonesia,” kata Bambang di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (29/03/17).
Selanjutnya, Anders Foyer sebagai Head Of SAAB Indonesia mengatakan, acara ini diadakan untuk membangun kerja sama antara Swedia dan Indonesia. Karena melihat banyaknya produk yang digunakan Indonesia berasal dari Swedia.
“Kerja sama untuk menjembatani kerja sama dari Swedia ke Indonesia. Produk yang dipasarkan di Indonesia, Port management sistem di Tanjung Priok, SAAB merupakan satu-satunya perusahaan di dunia yang bisa membuat pesawat tempur, dan kapal selam,” ujar Anders.
Sementara itu, Stefan Silversklold selaku perwakilan dari Swedish Defence University mengatakan program ini akan diadakan selama lima bulan sampai bulan Agustus. Di sela-sela program peserta akan mengunjungi beberapa tempat di Swedia.
“Akan ada kunjungan selama tiga Minggu di Swedia, Stockholm, Linkoping, dan beberapa tempat,” ujar Stefen.
Peserta kegiatan ini terdiri dari Perwira menengah perwakilan dari satuan kerja Mabes TNI sejumlah 60 orang. Peserta tersebut nantinya akan diberangkatkan ke Swedia untuk mempelajari bagaimana sistem pertahanan di Swedia, yang nantinya akan diterapkan di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.