Acara Armored Vehicle Asia 2015 Conference dipadati peserta dari berbagai negara. Dua ruangan besar dalam Crowne Plaza dipakai untuk pelaksanaan konferensi dan stand pameran beberapa pengisi acara dan sponsor. CEO Pindad, Silmy Karim, membawakan sesi bertajuk "Armoured Vehicles: The Prospect and Challenges for Defence Industry Resilience in the Region". Dalam pidatonya, Silmy mengetengahkan pentingnya kemandirian industri pertahanan nasional, serta partnership yang baik guna transfer teknologi. Bahkan Silmy menekankan bahwa Pindad harus dapat bertindak lebih jauh dari rencana pengadaan yang ada lebih dari hanya respon tahunan, karena jika tidak maka bisa menunda pengembangan kemampuan industri pertahanan nasional selama bertahun-tahun ke depan. Silmy juga menyampaikan keberhasilan Pindad dalam modernisasi AMX-13 TNI AD, serta analisa pasar ranpur di Asia yang saat ini trendnya terus meningkat.
Selanjutnya Wakil Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Kolonel TNI AU Engkun Kuswara, yang mewakili Komandan PMPP Brigjen TNI Anton Mukti Putranto, memaparkan mengenai peran aktif Indonesia dalam operasi pemeliharaan perdamaian. Beliau mengetengahkan target TNI untuk sudah memiliki 4000 peacekeepers di tahun 2019.
Pembicara FNSS Savunma Sistemleri, Michael Prebble, menyampaikan paparan mengenai light and medium armor, termasuk pendefinisian jenis tank berdasarkan berat dan kemampuan yang dipersyaratkan.
Dari CMI, James Caudle menyampaikan mengenai "It's all about value for the state", dimana dia menekankan pentingnya pentingnya negara untuk turut menentukan spesifikasi armored fighting vehicle, supaya semua pihak termasuk industri dan user (militer) dapat meraih benefit hasil yang optimum.
Diskusi panel yang diadakan setelahnya mengetengahkan diskusi mengenai tren dan pengembangan kendaraan di Asia dalam 10 tahun terakhir, terobosan teknologi, pengeluaran militer negara Asia dan prospeknya, serta kans indhan Asia menjadi bagian dari rantai suplai pengembangan kendaraan lapis baja.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengisi keynote address mengenai industri pertahanan nasional dan peran pemerintah dalam hal ini.
Perwakilan DRDO India, Letjen JP Singh, yang menyampaikan materi secara remote menggunakan Skype, memaparkan tema pengembangan ranpur di India.
Rheinmetall yang diwakili Harald Westermann membicarakan diskursus peran MBT, termasuk pendefinisian MBT, pembelajaran dari masa lalu, serta pengembangan ke depannya.
Michael Rust dari IBD Deisenroth mempresentasikan teknologi armor dan perlindungan kendaraan untuk dekade ke depan. Rust memaparkan mengenai bahan-bahan yang dipakai untuk teknologi proteksi mutakhir, termasuk Transparent Ceramic Protection, Graphene, serta High Strength Fibre Reinforced.
Hikmet Belci selaku perwakilan Aselsan memaparkan pengembangan AFV generasi berikutnya dengan fokus pada logistik. Pengalaman upgrade MBT milik Turki disampaikan dalam presentasinya.
Mayor Kevin Sloan selaku perwakilan ARMCEN British Army menutup sesi dengan paparan rencana kemampuan Mounted Close Combat di masa depan.
AVA 2015 Conference hari pertama berjalan dengan lancar, dan kita harapkan hari kedua dapat berjalan dengan baik juga.
Selanjutnya Wakil Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Kolonel TNI AU Engkun Kuswara, yang mewakili Komandan PMPP Brigjen TNI Anton Mukti Putranto, memaparkan mengenai peran aktif Indonesia dalam operasi pemeliharaan perdamaian. Beliau mengetengahkan target TNI untuk sudah memiliki 4000 peacekeepers di tahun 2019.
Pembicara FNSS Savunma Sistemleri, Michael Prebble, menyampaikan paparan mengenai light and medium armor, termasuk pendefinisian jenis tank berdasarkan berat dan kemampuan yang dipersyaratkan.
Dari CMI, James Caudle menyampaikan mengenai "It's all about value for the state", dimana dia menekankan pentingnya pentingnya negara untuk turut menentukan spesifikasi armored fighting vehicle, supaya semua pihak termasuk industri dan user (militer) dapat meraih benefit hasil yang optimum.
Diskusi panel yang diadakan setelahnya mengetengahkan diskusi mengenai tren dan pengembangan kendaraan di Asia dalam 10 tahun terakhir, terobosan teknologi, pengeluaran militer negara Asia dan prospeknya, serta kans indhan Asia menjadi bagian dari rantai suplai pengembangan kendaraan lapis baja.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengisi keynote address mengenai industri pertahanan nasional dan peran pemerintah dalam hal ini.
Perwakilan DRDO India, Letjen JP Singh, yang menyampaikan materi secara remote menggunakan Skype, memaparkan tema pengembangan ranpur di India.
Rheinmetall yang diwakili Harald Westermann membicarakan diskursus peran MBT, termasuk pendefinisian MBT, pembelajaran dari masa lalu, serta pengembangan ke depannya.
Michael Rust dari IBD Deisenroth mempresentasikan teknologi armor dan perlindungan kendaraan untuk dekade ke depan. Rust memaparkan mengenai bahan-bahan yang dipakai untuk teknologi proteksi mutakhir, termasuk Transparent Ceramic Protection, Graphene, serta High Strength Fibre Reinforced.
Hikmet Belci selaku perwakilan Aselsan memaparkan pengembangan AFV generasi berikutnya dengan fokus pada logistik. Pengalaman upgrade MBT milik Turki disampaikan dalam presentasinya.
Mayor Kevin Sloan selaku perwakilan ARMCEN British Army menutup sesi dengan paparan rencana kemampuan Mounted Close Combat di masa depan.
AVA 2015 Conference hari pertama berjalan dengan lancar, dan kita harapkan hari kedua dapat berjalan dengan baik juga.
♔ ARC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.