Program tahunan untuk latihan tetap ada F16 TNI AU manuver di Natuna [def.pk] ☆
Laut Cina Selatan masih memanas pasca putusan pengadilan arbitrase yang memenangkan Filipina. Dalam rangka menjaga stabilitas di wilayah tersebut, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memastikan pihaknya tak akan menggelar latihan dengan tentara dari manapun di wilayah Laut Cina Selatan.
"Dalam konteks Laut Cina Selatan, TNI tidak akan melaksanakan latihan dengan negara manapun di Laut Cina Selatan," kata Gatot usai prosesi kenaikan pangkat 13 Pati di Kantor Panglima TNI, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (4/10/2016).
Menurut Gatot, hal itu sudah menjadi kebijakan pemerintah Indonesia untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut. Gatot pun mengimbau agar tak ada pihak-pihak yang justru meningkatkan instabilitas.
"Indonesia berusaha sekuat tenaga agar di Laut Cina Selatan peace and stability. Indonesia mengimbau untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa meningkatkan instabilitas. Makanya TNI tidak akan melaksanakan latihan dengan negara manapun di Laut Cina Selatan," tutur Gatot.
Gatot menjelaskan, program tahunan untuk latihan tetap ada. Namun ia minta jangan dikonotasikan bahwa adanya latihan selalu berarti ada dalam situasi genting.
"Program (latihan) tahun depan ada. Ada yang dua tahun sekali, ada yang setahun sekali, dengan Amerika, dengan India juga ada dan negara-negara ASEAN juga ada. Tapi jangan konotasikan itu karena situasi genting itu memang program tahunan yang sudah kita lakukan," jelas Gatot.
"Latihan yang dilakukan Indonesia dengan tentara manapun juga itu sudah diprogramkan, dari hasil pembicaraan kedua negara dan atas perjanjian menteri pertahanan, kemudian diturunkan dengan TNI, kemudian TNI Angkatan Darat, Laut, dan Udara," pungkasnya. (rna/imk)
Laut Cina Selatan masih memanas pasca putusan pengadilan arbitrase yang memenangkan Filipina. Dalam rangka menjaga stabilitas di wilayah tersebut, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memastikan pihaknya tak akan menggelar latihan dengan tentara dari manapun di wilayah Laut Cina Selatan.
"Dalam konteks Laut Cina Selatan, TNI tidak akan melaksanakan latihan dengan negara manapun di Laut Cina Selatan," kata Gatot usai prosesi kenaikan pangkat 13 Pati di Kantor Panglima TNI, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (4/10/2016).
Menurut Gatot, hal itu sudah menjadi kebijakan pemerintah Indonesia untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut. Gatot pun mengimbau agar tak ada pihak-pihak yang justru meningkatkan instabilitas.
"Indonesia berusaha sekuat tenaga agar di Laut Cina Selatan peace and stability. Indonesia mengimbau untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa meningkatkan instabilitas. Makanya TNI tidak akan melaksanakan latihan dengan negara manapun di Laut Cina Selatan," tutur Gatot.
Gatot menjelaskan, program tahunan untuk latihan tetap ada. Namun ia minta jangan dikonotasikan bahwa adanya latihan selalu berarti ada dalam situasi genting.
"Program (latihan) tahun depan ada. Ada yang dua tahun sekali, ada yang setahun sekali, dengan Amerika, dengan India juga ada dan negara-negara ASEAN juga ada. Tapi jangan konotasikan itu karena situasi genting itu memang program tahunan yang sudah kita lakukan," jelas Gatot.
"Latihan yang dilakukan Indonesia dengan tentara manapun juga itu sudah diprogramkan, dari hasil pembicaraan kedua negara dan atas perjanjian menteri pertahanan, kemudian diturunkan dengan TNI, kemudian TNI Angkatan Darat, Laut, dan Udara," pungkasnya. (rna/imk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.