Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu menyatakan hubungan militer Indonesia dengan Australia telah pulih kembali menyusul terjadinya ketegangan diplomatik belum lama ini.Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan hubungan militer Indonesia-Australia kini telah membaik. ●
Menhan Ryamizard mengatakan, hubungan pertahanan kedua negara selalu menjadi prioritas utama dan seharusnya tetap stabil meskipun terjadi pasang surut dalam hubungan diplomatik.
"Dimasa lalu, militer kedua negara selalu mengikuti apa yang terjadi dengan pemerintah," katanya.
"Jika hubungan baik, militer juga baik. Namun saat memburuk, maka hubungan militer juga menurun," tambah jenderal purnawirawan ini.
Menhan Ryamizard berharap hendaknya hubungan militer kedua negara tidak terpengaruh seperti itu lagi, dan tetap berjalan normal.
Dalam wawancara dengan ABC, Menhan Ryamizard juga menyinggung mengenai perbedaan kebijakan kedua negara dalam menangani pencari suaka.
"Pendekatan kami adalah menolong mereka terlebih dahulu, memberinya makan dan pakaian, barulah bicara dengan negara asalnya," jelasnya.
Menhan Ryamizard juga menegaskan para pelaku penyelundup manusia perlu segera ditangkap.
"Kami tidak akan membiarkan penyelundup manusia mendapatkan keuntungan sementara para pencaki suaka tidak mendapatkan apa-apa," tegasnya.
Indonesia, katanya, tidak akan turut campur dalam kebijakan yang diputuskan oleh negara lain.
"Dan kami harap negara lain termasuk Australia juga tidak mencampuri urusan dalam negeri kami," kata Ryamizard.
Mengenai kemungkinan keterlibatan Australia dalam misi pemboman terhadap ISIS di Suriah, Menhan Ryamizard menyatakan ia menghormati keputusan yang diambil AS dan Australia.
"Kami sendiri tidak akan ikut-ikutan. Kami akan fokus melindungi negara kami," katanya.
"Jika akan teroris di negara kami, pasgti akan kami sikat mereka. Kami tidak perlu bantuan karena kami tahu bagaimana caranya menangani para teroris," tegas Menhan Ryamizard lagi.
Menhan Ryamizard mengatakan, hubungan pertahanan kedua negara selalu menjadi prioritas utama dan seharusnya tetap stabil meskipun terjadi pasang surut dalam hubungan diplomatik.
"Dimasa lalu, militer kedua negara selalu mengikuti apa yang terjadi dengan pemerintah," katanya.
"Jika hubungan baik, militer juga baik. Namun saat memburuk, maka hubungan militer juga menurun," tambah jenderal purnawirawan ini.
Menhan Ryamizard berharap hendaknya hubungan militer kedua negara tidak terpengaruh seperti itu lagi, dan tetap berjalan normal.
Dalam wawancara dengan ABC, Menhan Ryamizard juga menyinggung mengenai perbedaan kebijakan kedua negara dalam menangani pencari suaka.
"Pendekatan kami adalah menolong mereka terlebih dahulu, memberinya makan dan pakaian, barulah bicara dengan negara asalnya," jelasnya.
Menhan Ryamizard juga menegaskan para pelaku penyelundup manusia perlu segera ditangkap.
"Kami tidak akan membiarkan penyelundup manusia mendapatkan keuntungan sementara para pencaki suaka tidak mendapatkan apa-apa," tegasnya.
Indonesia, katanya, tidak akan turut campur dalam kebijakan yang diputuskan oleh negara lain.
"Dan kami harap negara lain termasuk Australia juga tidak mencampuri urusan dalam negeri kami," kata Ryamizard.
Mengenai kemungkinan keterlibatan Australia dalam misi pemboman terhadap ISIS di Suriah, Menhan Ryamizard menyatakan ia menghormati keputusan yang diambil AS dan Australia.
"Kami sendiri tidak akan ikut-ikutan. Kami akan fokus melindungi negara kami," katanya.
"Jika akan teroris di negara kami, pasgti akan kami sikat mereka. Kami tidak perlu bantuan karena kami tahu bagaimana caranya menangani para teroris," tegas Menhan Ryamizard lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.