Semenjak kesepakatan nuklir negerinya, Iran mencari peluang mengejar teknologi terkini F14 Tomcat Iran [aviationst]
Iran semenjak kesepakatan dengan program perjanjian nuklirnya, seolah berlomba dengan waktu untuk memodernisasikan pertahanan negerinya.
Selama masa embargo oleh dunia, Iran berusaha memproduksi alutsista pertahanan negerinya dengan segala cara, termasuk membeli spareparts dari black market. Seolah tak berpengaruh, Iran terus memberitakan penemuan alutsista barunya di media, biarpun tidak semuanya nyata, tapi jerih payahnya ada membuahkan hasil, seperti salah satunya rudal panggul buatan dalam negeri yang beredar di konflik timur tengah.
Minggu lalu Iran telah sepakat dengan Rusia, perihal pesanan rudal pertahanan udara S300, dan meminta pengadaannya dapat terealisasi tahun depan. Banyak negeri tetangga yang memprotes kesepakatan ini, termasuk barat, karena dengan adanya S300, pertahanan udara Iran akan menjadi lebih tangguh daripada sebelumnya.
Selain itu bersama Rusia, Iran sepakat berkerjasama untuk membuat pesawat tempur. Tak hanya wacana produksi, dikabarkan Iran juga berencana akuisisi pesawat tempur baru Rusia untuk menggantikan pesawat tua Angkatan Udara Iran (IRAF).
Pada pameran dirgantara MAKS 2015 di Moskow, sputniknews melaporkan bahwa delegasi Iran telah menanda tangani perjanjian proyek bersama dalam pembuatan mesin pesawat.
Wakil Menteri Petahanan Iran, Manteghi mengatakan bahwa dalam proyek bersama kedepan, Iran akan turut serta dalam mendesain dan memproduksi mesin generasi terbaru untuk pesawat tempur.
Iran merasakan 'sakitnya tuh disini' (sambil nunjuk dada) beberapa tahun sampai kini, karena embargo dunia belum sepenuhnya dibatalkan. Namun usaha keras Iran dalam masa embargo patut di puji, dan nyatanya Iran tetap eksis. Pesawat udaranya biarpun sulit spareparts masih mampu terbang 'ala kadarnya'. Biarpun banyak bantuan luar yang terselubung, Iran terus berusaha mandiri dan usahanya sedikit demi sedikit mulai membuahkan hasil.
Iran semenjak kesepakatan dengan program perjanjian nuklirnya, seolah berlomba dengan waktu untuk memodernisasikan pertahanan negerinya.
Selama masa embargo oleh dunia, Iran berusaha memproduksi alutsista pertahanan negerinya dengan segala cara, termasuk membeli spareparts dari black market. Seolah tak berpengaruh, Iran terus memberitakan penemuan alutsista barunya di media, biarpun tidak semuanya nyata, tapi jerih payahnya ada membuahkan hasil, seperti salah satunya rudal panggul buatan dalam negeri yang beredar di konflik timur tengah.
Minggu lalu Iran telah sepakat dengan Rusia, perihal pesanan rudal pertahanan udara S300, dan meminta pengadaannya dapat terealisasi tahun depan. Banyak negeri tetangga yang memprotes kesepakatan ini, termasuk barat, karena dengan adanya S300, pertahanan udara Iran akan menjadi lebih tangguh daripada sebelumnya.
Selain itu bersama Rusia, Iran sepakat berkerjasama untuk membuat pesawat tempur. Tak hanya wacana produksi, dikabarkan Iran juga berencana akuisisi pesawat tempur baru Rusia untuk menggantikan pesawat tua Angkatan Udara Iran (IRAF).
Pada pameran dirgantara MAKS 2015 di Moskow, sputniknews melaporkan bahwa delegasi Iran telah menanda tangani perjanjian proyek bersama dalam pembuatan mesin pesawat.
Wakil Menteri Petahanan Iran, Manteghi mengatakan bahwa dalam proyek bersama kedepan, Iran akan turut serta dalam mendesain dan memproduksi mesin generasi terbaru untuk pesawat tempur.
Iran merasakan 'sakitnya tuh disini' (sambil nunjuk dada) beberapa tahun sampai kini, karena embargo dunia belum sepenuhnya dibatalkan. Namun usaha keras Iran dalam masa embargo patut di puji, dan nyatanya Iran tetap eksis. Pesawat udaranya biarpun sulit spareparts masih mampu terbang 'ala kadarnya'. Biarpun banyak bantuan luar yang terselubung, Iran terus berusaha mandiri dan usahanya sedikit demi sedikit mulai membuahkan hasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.