Foto: Chiev of Navy Malaysia ○
Indonesia turut membantu menemukan kapal tanker milik Malaysia, MT Orkim Harmony, yang dibajak Juni 2015 lalu. Dalam perkembangannya, kini jajaran TNI AL juga berhasil menangkap pihak yang diduga otak pelaku pembajakan tersebut.
Adalah satgas anti bajak laut di bawah komando Koarmabar yaitu Western Fleet Quick Response (WFQR) yang berhasil menangkap diduga aktor intelektual pembajakan kapal MT Orkim Harmony. Tersangka yang diketahui bernama Albert Yohanes itu dibekuk di Apartemen Mediterania 1 Kavling 5-9, Jl. Duren Raya, Grogol, Petamburan, Jakarta Barat, Kamis (27/8).
"Albert Yohanes diduga sebagai aktor intelektual di balik drama pembajakan kapal berbendera Malaysia itu," ungkap Kepala Dispenarmabar Letkol Laut Ariris Miftachurrahman saat dikonfirmasi detikcom melalui sambungan telepon, Jumat (28/8/2015).
Kapal tanker MT Orkim Harmony saat dibajak membawa 6.000 metrix ton BBM sejenis pertamax plus. Awalnya kapal yang membawa 22 ABK termasuk 5 di antaranya WNI tiba-tiba hilang kontak di perairan Malaysia yakni di 17 NM barat daya Pulau Alur pada 11 Juni 2015.
Dalam pencarian, Malaysian Maritime Enforcement Agency (MMEA) melakukan kerjasama dengan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM), Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) dan meminta bantuan kepada TNI AL. Jajaran Koarmabar pun mengerahkan 6 KRI dan 1 Pesud yaitu KRI Imam Bonjol-383, KRI Teuku Umar-385, KRI Parang-647, KRI Surik-645, KRI Clurit-641, KRI Kujang-642 dan Pesud Cassa U-618 untuk melakukan pencarian di wilayah perairan Indonesia.KRI Kujang 642 [pr1v4t33r] ○
Kapal MT Orkim Harmony akhirnya berhasil ditemukan di Perairan Malaysia pada 18 Juni 2015, namun pihak TLDM tetap meminta unsur-unsur Koarmabar untuk melakukan penyekatan. Delapan orang pelaku perompakan yang merupakan WNI berhasil ditangkap di perairan Pulau Tho Chu Vietnam.
Meski telah cukup lama berlalu, ternyata task force anti bajak laut Koarmabar tetap melakukan pengejaran terhadap otak pelaku pembajakan. Tim WFQR terus memburu hingga akhirnya berhasil menangkap Albert yang juga merupakan WNI.
"Keberhasilan Tim WFQR Koarmabar itu tidak terlepas dari usaha yang tidak mengenal lelah untuk menangkap target utama DPO tersebut dengan melakukan perburuan selama lebih kurang 1,5 bulan," kata Ariris.
"Tidak ada perlawanan darinya saat ditangkap. Dia sepertinya udah curiga karena memang kita kuntit dia sejak lama," sambungnya.
Dalam perkembangannya Tim WFQR IV Koarmabar pada tanggal 20 Juni 2015 menggunakan Sea Raider Yon 10 Mar berhasil menemukan Tug Boat TB Malabo di Perairan Batam. Kapal berbendera Indonesia tersebut diduga digunakan sebagai sarana melakukan perompakan MT. Orkim Harmony.
"Delapan orang perompak masih ditahan otoritas Vietnam. Kalau ABK Tug Boat TB Malabo masih dalam pemeriksaan di Lanal Batam," jelas Ariris.
Sementara tersangka Albert kini berada di Pomal Kelapa Gading dan nantinya akan diserahkan kepada pihak kepolisian. Untuk kelanjutan hukum nasib para tersangka apakah akan diproses di Indonesia atau diserahkan kepada otoritas Malaysia, kata Ariris, itu masih menunggu perkembangan lebih lanjut.
"Kalau itu belum tahu, masih tunggu koordinasi selanjutnya ya. Tapi yang jelas nanti yang kita tangkap akan diserahkan ke polisi. Cuma sekarang masih dalam pemeriksaan Pomal. Yang 8 juga masih di Vietnam dalam pengawasan otoritas sana," tutupnya. (elz/hri)
Indonesia turut membantu menemukan kapal tanker milik Malaysia, MT Orkim Harmony, yang dibajak Juni 2015 lalu. Dalam perkembangannya, kini jajaran TNI AL juga berhasil menangkap pihak yang diduga otak pelaku pembajakan tersebut.
Adalah satgas anti bajak laut di bawah komando Koarmabar yaitu Western Fleet Quick Response (WFQR) yang berhasil menangkap diduga aktor intelektual pembajakan kapal MT Orkim Harmony. Tersangka yang diketahui bernama Albert Yohanes itu dibekuk di Apartemen Mediterania 1 Kavling 5-9, Jl. Duren Raya, Grogol, Petamburan, Jakarta Barat, Kamis (27/8).
"Albert Yohanes diduga sebagai aktor intelektual di balik drama pembajakan kapal berbendera Malaysia itu," ungkap Kepala Dispenarmabar Letkol Laut Ariris Miftachurrahman saat dikonfirmasi detikcom melalui sambungan telepon, Jumat (28/8/2015).
Kapal tanker MT Orkim Harmony saat dibajak membawa 6.000 metrix ton BBM sejenis pertamax plus. Awalnya kapal yang membawa 22 ABK termasuk 5 di antaranya WNI tiba-tiba hilang kontak di perairan Malaysia yakni di 17 NM barat daya Pulau Alur pada 11 Juni 2015.
Dalam pencarian, Malaysian Maritime Enforcement Agency (MMEA) melakukan kerjasama dengan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM), Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) dan meminta bantuan kepada TNI AL. Jajaran Koarmabar pun mengerahkan 6 KRI dan 1 Pesud yaitu KRI Imam Bonjol-383, KRI Teuku Umar-385, KRI Parang-647, KRI Surik-645, KRI Clurit-641, KRI Kujang-642 dan Pesud Cassa U-618 untuk melakukan pencarian di wilayah perairan Indonesia.KRI Kujang 642 [pr1v4t33r] ○
Kapal MT Orkim Harmony akhirnya berhasil ditemukan di Perairan Malaysia pada 18 Juni 2015, namun pihak TLDM tetap meminta unsur-unsur Koarmabar untuk melakukan penyekatan. Delapan orang pelaku perompakan yang merupakan WNI berhasil ditangkap di perairan Pulau Tho Chu Vietnam.
Meski telah cukup lama berlalu, ternyata task force anti bajak laut Koarmabar tetap melakukan pengejaran terhadap otak pelaku pembajakan. Tim WFQR terus memburu hingga akhirnya berhasil menangkap Albert yang juga merupakan WNI.
"Keberhasilan Tim WFQR Koarmabar itu tidak terlepas dari usaha yang tidak mengenal lelah untuk menangkap target utama DPO tersebut dengan melakukan perburuan selama lebih kurang 1,5 bulan," kata Ariris.
"Tidak ada perlawanan darinya saat ditangkap. Dia sepertinya udah curiga karena memang kita kuntit dia sejak lama," sambungnya.
Dalam perkembangannya Tim WFQR IV Koarmabar pada tanggal 20 Juni 2015 menggunakan Sea Raider Yon 10 Mar berhasil menemukan Tug Boat TB Malabo di Perairan Batam. Kapal berbendera Indonesia tersebut diduga digunakan sebagai sarana melakukan perompakan MT. Orkim Harmony.
"Delapan orang perompak masih ditahan otoritas Vietnam. Kalau ABK Tug Boat TB Malabo masih dalam pemeriksaan di Lanal Batam," jelas Ariris.
Sementara tersangka Albert kini berada di Pomal Kelapa Gading dan nantinya akan diserahkan kepada pihak kepolisian. Untuk kelanjutan hukum nasib para tersangka apakah akan diproses di Indonesia atau diserahkan kepada otoritas Malaysia, kata Ariris, itu masih menunggu perkembangan lebih lanjut.
"Kalau itu belum tahu, masih tunggu koordinasi selanjutnya ya. Tapi yang jelas nanti yang kita tangkap akan diserahkan ke polisi. Cuma sekarang masih dalam pemeriksaan Pomal. Yang 8 juga masih di Vietnam dalam pengawasan otoritas sana," tutupnya. (elz/hri)
★ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.