Ilustrasi
Sebuah pengakuan tulisan tangan Kingo Okano, seorang mantan tentara Jepang mengungkap strategi mengerikan yang dilakukan militer Jepang pada Perang Dunia (PD) II. Pengkauan Okano itu dirilis oleh Badan Administrasi Arsip China (SAA) dalam rangka memperingati 70 tahun berakhirnya PD II.
Seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (1/9/2015), Okano lahir pada 1912. Ia lalu bergabung dengan militer Jepang pada 1937. Okano tergabung dalam pasukan Jepang yang menginvasi China dan ditangkap pada Agustus 1945.
Dalam dokumen yang dirilis SAA, sesuai dengan pengakuan tulisan tangan Okano, ia mengaku terlibat dalam pembunuhan warga sipil China. Tak hanya itu, Okano juga mengaku terlibat dalam penyebaran bakteri, sebagai bagian dari strategi militer jepang yang mempersiapkan perang biologis.
Pada Mei 1939, Okano mengaku memukuli dan menyiksa seorang pria China selama dua pekan. Ia kemudian memenggal kepala pria itu dengan menggunakan pedang katana miliknya. Selain itu, ia juga melakukan serangan seksual pada istri pria China tersebut dan menginfeksi wanita malang itu dengan bakteri gonorea (kencing nanah).
Masih di bulan Mei 1939, Okano juga mengaku mendapat perintah untuk membawa 250 tawanan perang ke markas Angkatan Darat IV. Setelah diperlakukan sebagai budak, para tawanan perang itu dibunuh dan beberapa diantaranya digunakan sebagai kelinci percobaan bakteri.
Pada 1940, Okano mengaku membantu 200 dokter militer Jepang dalam operasi yang disebut “Pencegahan Epidemi”. Dia terlibat dalam aktivitas penyuntikan pada 5.000 orang, sebagai bagian dari persiapan perang bakteri.
Pengakuan Okano ini adalah 22 dari 31 pengakuan yang ditulis oleh penjahat perang Jepang untuk dipublikasikan di website SAA. China menjadi salah satu negara di Asia yang paling menderita akibat agresi militer Jepang di masa PD II. (esn)
Sebuah pengakuan tulisan tangan Kingo Okano, seorang mantan tentara Jepang mengungkap strategi mengerikan yang dilakukan militer Jepang pada Perang Dunia (PD) II. Pengkauan Okano itu dirilis oleh Badan Administrasi Arsip China (SAA) dalam rangka memperingati 70 tahun berakhirnya PD II.
Seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (1/9/2015), Okano lahir pada 1912. Ia lalu bergabung dengan militer Jepang pada 1937. Okano tergabung dalam pasukan Jepang yang menginvasi China dan ditangkap pada Agustus 1945.
Dalam dokumen yang dirilis SAA, sesuai dengan pengakuan tulisan tangan Okano, ia mengaku terlibat dalam pembunuhan warga sipil China. Tak hanya itu, Okano juga mengaku terlibat dalam penyebaran bakteri, sebagai bagian dari strategi militer jepang yang mempersiapkan perang biologis.
Pada Mei 1939, Okano mengaku memukuli dan menyiksa seorang pria China selama dua pekan. Ia kemudian memenggal kepala pria itu dengan menggunakan pedang katana miliknya. Selain itu, ia juga melakukan serangan seksual pada istri pria China tersebut dan menginfeksi wanita malang itu dengan bakteri gonorea (kencing nanah).
Masih di bulan Mei 1939, Okano juga mengaku mendapat perintah untuk membawa 250 tawanan perang ke markas Angkatan Darat IV. Setelah diperlakukan sebagai budak, para tawanan perang itu dibunuh dan beberapa diantaranya digunakan sebagai kelinci percobaan bakteri.
Pada 1940, Okano mengaku membantu 200 dokter militer Jepang dalam operasi yang disebut “Pencegahan Epidemi”. Dia terlibat dalam aktivitas penyuntikan pada 5.000 orang, sebagai bagian dari persiapan perang bakteri.
Pengakuan Okano ini adalah 22 dari 31 pengakuan yang ditulis oleh penjahat perang Jepang untuk dipublikasikan di website SAA. China menjadi salah satu negara di Asia yang paling menderita akibat agresi militer Jepang di masa PD II. (esn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.