Insiden ini menambah daftar panjang korban sipil dalam serangan koalisi udara AS yang seharusnya menggempur ISIS. (Reuters/Bassam Khabieh) ☆
Serangan udara Amerika Serikat menewaskan 26 warga sipil di Suriah. Insiden ini menambah daftar panjang korban sipil dalam serangan koalisi udara AS yang seharusnya menggempur ISIS.
Laporan ini disampaikan oleh lembaga pengawas HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Right, dikutip The Guardian, Senin (7/12). Lembaga ini mengatakan, puluhan korban sipil jatuh dalam serangan AS di desa Al-Khan, timurlaut Suriah.
Rami Abdel Rahman, aktivis lembaga ini mengatakan, ISIS hanya menguasai pinggiran desa itu, namun serangan dijatuhkan tepat di pusat permukiman warga. "Itulah mengapa banyak kematian dari warga sipil," kata Rahman.
Di antara yang tewas adalah tujuh anak-anak dan empat wanita. Korban diperkirakan akan bertambah karena masih banyak warga yang diduga tertimbun reruntuhan bangunan.
Juru bicara Komando Pusat AS mengatakan mereka tengah menyelidiki insiden ini.
"Kami menanggapi semua tuduhan dengan serius dan melakukan peninjauan dengan kredibel untuk semua informasi yang diterima terkait korban sipil. Kami akan mempublikasikan hasil penyelidikan kasus ini," kata juru bicara AS.
Ini bukan kali pertama serangan AS mengorbankan warga sipil. Bulan lalu, AS mengaku serangannya telah menewaskan empat warga sipil. Pada November 2014, AS juga mengatakan tidak sengaja menewaskan dua anak dalam serangan udara ke Suriah.
Sebelumnya, AS dikecam karena serangan udara mereka menewaskan tentara Suriah dan beberapa gudang senjata serta kamp pelatihan mereka, merusak dua tank. Untuk kasus ini, AS membantah dengan mengatakan bahwa serangan mereka di Deir Ezzor semuanya mengenai ladang minyak.
Sebagian besar wilayah Deir Ezzor dengan ladang minyaknya dikuasai oleh ISIS. Minyak ini menjadi salah satu pemasukan utama ISIS. (stu)
Bantah Serangan Kenai Kamp Militer Suriah, AS Salahkan Rusia
Sejumlah pejabat militer Amerika Serikat membantah tuduhan pemerintah Suriah yang mengklaim bahwa serangan udara yang diluncurkan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat mengebom kamp militer negara itu.
Dilaporkan Reuters, Brett McGurk, utusan Presiden AS, Barack Obama dalam koalisi internasional pimpinan AS mencuit penyangkalan tuduhan pemerintah Suriah tersebut, "Laporan soal keterlibatan koalisi [dalam serangan yang mengenai kamp militer Suriah] tidak benar."
Laporan soal serangan udara yang mengenai kamp angkatan darat Suriah di Provinsi Deir al Zor pertama kali dikemukakan oleh Kementerian Luar Negeri Suriah pada Senin (7/12) yakni menyatakan bahwa empat jet tempur milik koalisi pimpinan AS melepaskan sembilan rudal yang mengenai kamp angkatan darat Suriah di Provinsi Deir al-Zor pada Minggu (6/12) malam.
Menanggapi tuduhan ini, seorang pejabat militer AS yang tak dipublikasikan namanya membantah bahwa empat jet tempur milik koalisi pimpinan AS mengebom kamp angkatan darat Suriah di Provinsi Deir al Zor.
Selain itu, pejabat AS tersebut yakin bahwa serangan mematikan yang mengenai kamp militer itu diluncurkan oleh Rusia, yang sejak beberapa bulan terakhir meluncurkan serangan di Suriah, tetapi tidak bergabung dengan koalisi internasional pimpinan AS.
Kolonel Steve Warren, juru bicara untuk koalisi yang dipimpin AS, menyatakan bahwa jet tempur koalisi meluncurkan empat serangan di provinsi Deir al-Zor pada Minggu (6/12), dengan menargetkan sejumlah sumur minyak yang dikuasai ISIS.
"Serangan kami diluncurkan sekitar 55 kilometer sebelah tenggara dari Ayyash. Kami tidak menyerang setiap kendaraan atau target perorangan. Kami tidak punya indikasi adanya tentara Suriah yang berada dekat dengan target kami," katanya.
Sementara, seorang pejabat pertahanan AS, yang menolak disebutkan namanya, menolak tuduhan bahwa koalisi AS akan menargetkan militer Suriah.
"Kami tidak berperang dengan rezim Assad dan tidak memiliki alasan untuk menargetkan Angkatan Darat Suriah," kata pejabat itu. "Kami menyadari bahwa Rusia melakukan serangan bom jarak jauh ke Suriah kemarin."
Pejabat tersebut memaparkan bahwa Provinsi Deir al-Zor merupakan salah satu lokasi yang ditargetkan Rusia pada Minggu (6/12).
Terkait hal ini, para pejabat Rusia hingga kini tidak bersedia untuk memberikan komentar.
Kemlu Suriah seelumnya menyatakan bahwa tiga kendaraan perang, empat mobil milier dan senjata serta amunisi hancur akibat serangan ini.
Serangan ini “mengonfirmasi sekali lagi bahwa koalisi Amerika tidak serius dan [tidak dapat] dipercaya yang [dibutuhkan] untuk memerangi terorisme dengan cara efektif,” kata Kemlu Suriah, dikutip dari kantor berita SANA.
Koalisi serangan udara internasional pimpinan AS pertama kali diluncurkan untuk memberangus kelompok militan ISIS di Suriah pada September 2014, setelah selama satu bulan memulai operasi udara untuk menghancurkan markasi ISIS di Irak.
Serangan udara koalisi secara teratur menargetkan Provinsi Deir al-Zor di wilayah Suriah bagian timur, yang sebagian besar dikuasai oleh ISIS, termasuk ladang minyak yang merupakan sumber pendapatan utama bagi kelompok militan itu.
Provinsi ini menghubungkan Raqqa, kota yang diklaim sebagai ibu kota ISIS di Suriah, dengan wilayah yang dikuasai oleh kelompok militan itu di Irak.
Serangan udara Rusia berhasil menghancurkan sejumlah markas ISIS, tetapi Amerika Serikat dan sekutunya menilai serangan udara Rusia sebagian besar menargetkan sejumlah kelompok yang ingin memberontak dari rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad. (ama)
Serangan udara Amerika Serikat menewaskan 26 warga sipil di Suriah. Insiden ini menambah daftar panjang korban sipil dalam serangan koalisi udara AS yang seharusnya menggempur ISIS.
Laporan ini disampaikan oleh lembaga pengawas HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Right, dikutip The Guardian, Senin (7/12). Lembaga ini mengatakan, puluhan korban sipil jatuh dalam serangan AS di desa Al-Khan, timurlaut Suriah.
Rami Abdel Rahman, aktivis lembaga ini mengatakan, ISIS hanya menguasai pinggiran desa itu, namun serangan dijatuhkan tepat di pusat permukiman warga. "Itulah mengapa banyak kematian dari warga sipil," kata Rahman.
Di antara yang tewas adalah tujuh anak-anak dan empat wanita. Korban diperkirakan akan bertambah karena masih banyak warga yang diduga tertimbun reruntuhan bangunan.
Juru bicara Komando Pusat AS mengatakan mereka tengah menyelidiki insiden ini.
"Kami menanggapi semua tuduhan dengan serius dan melakukan peninjauan dengan kredibel untuk semua informasi yang diterima terkait korban sipil. Kami akan mempublikasikan hasil penyelidikan kasus ini," kata juru bicara AS.
Ini bukan kali pertama serangan AS mengorbankan warga sipil. Bulan lalu, AS mengaku serangannya telah menewaskan empat warga sipil. Pada November 2014, AS juga mengatakan tidak sengaja menewaskan dua anak dalam serangan udara ke Suriah.
Sebelumnya, AS dikecam karena serangan udara mereka menewaskan tentara Suriah dan beberapa gudang senjata serta kamp pelatihan mereka, merusak dua tank. Untuk kasus ini, AS membantah dengan mengatakan bahwa serangan mereka di Deir Ezzor semuanya mengenai ladang minyak.
Sebagian besar wilayah Deir Ezzor dengan ladang minyaknya dikuasai oleh ISIS. Minyak ini menjadi salah satu pemasukan utama ISIS. (stu)
Bantah Serangan Kenai Kamp Militer Suriah, AS Salahkan Rusia
Sejumlah pejabat militer Amerika Serikat membantah tuduhan pemerintah Suriah yang mengklaim bahwa serangan udara yang diluncurkan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat mengebom kamp militer negara itu.
Dilaporkan Reuters, Brett McGurk, utusan Presiden AS, Barack Obama dalam koalisi internasional pimpinan AS mencuit penyangkalan tuduhan pemerintah Suriah tersebut, "Laporan soal keterlibatan koalisi [dalam serangan yang mengenai kamp militer Suriah] tidak benar."
Laporan soal serangan udara yang mengenai kamp angkatan darat Suriah di Provinsi Deir al Zor pertama kali dikemukakan oleh Kementerian Luar Negeri Suriah pada Senin (7/12) yakni menyatakan bahwa empat jet tempur milik koalisi pimpinan AS melepaskan sembilan rudal yang mengenai kamp angkatan darat Suriah di Provinsi Deir al-Zor pada Minggu (6/12) malam.
Menanggapi tuduhan ini, seorang pejabat militer AS yang tak dipublikasikan namanya membantah bahwa empat jet tempur milik koalisi pimpinan AS mengebom kamp angkatan darat Suriah di Provinsi Deir al Zor.
Selain itu, pejabat AS tersebut yakin bahwa serangan mematikan yang mengenai kamp militer itu diluncurkan oleh Rusia, yang sejak beberapa bulan terakhir meluncurkan serangan di Suriah, tetapi tidak bergabung dengan koalisi internasional pimpinan AS.
Kolonel Steve Warren, juru bicara untuk koalisi yang dipimpin AS, menyatakan bahwa jet tempur koalisi meluncurkan empat serangan di provinsi Deir al-Zor pada Minggu (6/12), dengan menargetkan sejumlah sumur minyak yang dikuasai ISIS.
"Serangan kami diluncurkan sekitar 55 kilometer sebelah tenggara dari Ayyash. Kami tidak menyerang setiap kendaraan atau target perorangan. Kami tidak punya indikasi adanya tentara Suriah yang berada dekat dengan target kami," katanya.
Sementara, seorang pejabat pertahanan AS, yang menolak disebutkan namanya, menolak tuduhan bahwa koalisi AS akan menargetkan militer Suriah.
"Kami tidak berperang dengan rezim Assad dan tidak memiliki alasan untuk menargetkan Angkatan Darat Suriah," kata pejabat itu. "Kami menyadari bahwa Rusia melakukan serangan bom jarak jauh ke Suriah kemarin."
Pejabat tersebut memaparkan bahwa Provinsi Deir al-Zor merupakan salah satu lokasi yang ditargetkan Rusia pada Minggu (6/12).
Terkait hal ini, para pejabat Rusia hingga kini tidak bersedia untuk memberikan komentar.
Kemlu Suriah seelumnya menyatakan bahwa tiga kendaraan perang, empat mobil milier dan senjata serta amunisi hancur akibat serangan ini.
Serangan ini “mengonfirmasi sekali lagi bahwa koalisi Amerika tidak serius dan [tidak dapat] dipercaya yang [dibutuhkan] untuk memerangi terorisme dengan cara efektif,” kata Kemlu Suriah, dikutip dari kantor berita SANA.
Koalisi serangan udara internasional pimpinan AS pertama kali diluncurkan untuk memberangus kelompok militan ISIS di Suriah pada September 2014, setelah selama satu bulan memulai operasi udara untuk menghancurkan markasi ISIS di Irak.
Serangan udara koalisi secara teratur menargetkan Provinsi Deir al-Zor di wilayah Suriah bagian timur, yang sebagian besar dikuasai oleh ISIS, termasuk ladang minyak yang merupakan sumber pendapatan utama bagi kelompok militan itu.
Provinsi ini menghubungkan Raqqa, kota yang diklaim sebagai ibu kota ISIS di Suriah, dengan wilayah yang dikuasai oleh kelompok militan itu di Irak.
Serangan udara Rusia berhasil menghancurkan sejumlah markas ISIS, tetapi Amerika Serikat dan sekutunya menilai serangan udara Rusia sebagian besar menargetkan sejumlah kelompok yang ingin memberontak dari rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad. (ama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.