Tangan bionic untuk Siswadi (berseragam militer) saat di RS dr Ramelan, Surabaya, Senin (9/3/2015).★
Pertama kalinya di Indonesia, penggunaan tangan bionic diaplikasikan pada Siswadi (44), anggota TNI yang terkena ledakan granat.
Tangan bionic merupakan buatan Inggris dengan bantuan aplikasi dari Amerika. Menurut dr Adi Suriyanto, spesialis ortopedi RS dr Ramelan, tangan bionic ini terbuat dari titanium dan bekerja sesuai perintah sensor dari otot.
"Alat ini kalau di luar negeri banyak yang pakai, tapi di Indonesia baru pertama kali dipakai. Cara kerjanya, mendapat sinyal dari hasil konstraksi aliran otot," ujar dokter lulusan Universitas Dipenegoro ini, ketika memperlihatkan tangan bionic di RS Dr Ramelan, Surabaya, Senin (9/3/2015).
Menurut dia, kelemahan alat ini adalah tidak boleh terkena air. "Jadi Pak Siswadi kalau mandi tidak bisa menggunakan tangan itu," tambahnya.
Siswadi mengaku dirinya terkena ledakan granat ketika melatih 90 anggotanya dalam melempar granat. "Waktu itu, ada 90 granat yang dilempar dari setiap anggota, tapi 3 granat tidak meladak. Saya lacak keberadaannya. Namun ketika ingin saya tandai letaknya, tiba-tiba granatnya meledak dan menganai kedua tangan saya," ujar Siswadi.
Ia mengaku tidak menyangka jika terkena granat yang meledak. "Saya pasrah, dan dengan adanya tangan bionic yang diaplikasikan untuk tangan kanan saya ini, saya merasa terbantu," tambahnya.
Pertama kalinya di Indonesia, penggunaan tangan bionic diaplikasikan pada Siswadi (44), anggota TNI yang terkena ledakan granat.
Tangan bionic merupakan buatan Inggris dengan bantuan aplikasi dari Amerika. Menurut dr Adi Suriyanto, spesialis ortopedi RS dr Ramelan, tangan bionic ini terbuat dari titanium dan bekerja sesuai perintah sensor dari otot.
"Alat ini kalau di luar negeri banyak yang pakai, tapi di Indonesia baru pertama kali dipakai. Cara kerjanya, mendapat sinyal dari hasil konstraksi aliran otot," ujar dokter lulusan Universitas Dipenegoro ini, ketika memperlihatkan tangan bionic di RS Dr Ramelan, Surabaya, Senin (9/3/2015).
Menurut dia, kelemahan alat ini adalah tidak boleh terkena air. "Jadi Pak Siswadi kalau mandi tidak bisa menggunakan tangan itu," tambahnya.
Siswadi mengaku dirinya terkena ledakan granat ketika melatih 90 anggotanya dalam melempar granat. "Waktu itu, ada 90 granat yang dilempar dari setiap anggota, tapi 3 granat tidak meladak. Saya lacak keberadaannya. Namun ketika ingin saya tandai letaknya, tiba-tiba granatnya meledak dan menganai kedua tangan saya," ujar Siswadi.
Ia mengaku tidak menyangka jika terkena granat yang meledak. "Saya pasrah, dan dengan adanya tangan bionic yang diaplikasikan untuk tangan kanan saya ini, saya merasa terbantu," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.