Dua tahun lalu, Rusia dan Ukraina telah menyepakati produksi pesawat ini. Namun, buruknya hubungan Rusia-Ukraina saat ini membuat proyek ambisius itu hampir mustahil terealisasi dalam waktu dekat. [Wikipedia]☆
Rusia dan Ukraina telah menangguhkan kerja sama dalam proyek pesawat transportasi militer An-70 lebih dari setahun lalu, demikian disampaikan oleh pabrik pesawat yang berbasis di Kiev, Senin (2/3).
Oksana Trofimchuk mengomentari laporan yang diberitakan oleh surat kabar Rusia Izvestia bahwa Menteri Pertahanan Rusia telah mencoret pesawat An-70 dari program pembaharuan senjata Rusia.
"Situasi telah memburuk sejak tahun lalu dan kini kerja sama dengan semua program militer Rusia telah dibatalkan," kata Trofimchuk.
Kementerian Pertahanan Rusia seharusnya membeli 60 pesawat An-70 pada 2020, dengan harga tiap pesawat dibanderol sekitar 67 juta dolar AS.
Rusia dan Ukraina memulai proyek ini pada 2010. Moskow mengalokasikan 2,95 miliar rubel (sekitar 90 juta dolar AS dengan kurs saat itu) bagi pabrik Antonov untuk mendesain pesawat tesersebut.
Kementerian Petahanan Rusia kini mempertimbangkan untuk mengajukan tuntutan ganti rugi.
Pesawat An-70 merupakan pesawat militer taktis generasi terbaru yang dapat lepas landas dan mendarat di landasan pendek. Kecepatan pesawat ini mencapai lebih dari 750 kilometer per jam dan dapat terbang hingga jarak 7.800 kilometer, serta mampu mengangkut kargo seberat 47 ton.Pesawat Rusia-Ukraina An-70 Batal Diproduksi Pesawat angkutan militer Rusia-Ukraina An-70 telah sukses menjalani tes standar negara, yang menguji semua sistem pesawat, serta karakteristik lepas landas dan pendaratan. Akurasi navigasi menggunakan peralatan dalam pesawat, kekuatan struktur dan masa operasi, serta keandalan berbagai sistemnya juga telah diuji, demikian pula kemampuan pesawat ini untuk mengangkut kargo khusus. Akan tetapi, kecil kemungkinan pesawat ini akan diproduksi secara massal.
‘Angkutan’ militer empat mesin berbadan lebar ini merupakan pesawat yang sangat dinanti. An-70 menyedot perhatian setelah turboprop besar bersayap tinggi tersebut melakukan berbagai pertunjukan udara secara brilian dalam pameran pesawat MAKS 2013. Pesawat ini mampu lepas landas dari landasan yang tidak sempurna (unmade runway) jarak pendek (600-800 meter) dan memiliki jarak jangkau 7.000-8.000 kilometer. An-70 bahkan dapat mencapai jarak jangkau 3.000 kilometer saat mengangkut kargo seberat tiga ton metrik.
Uni Eropa pernah mencoba membuat pesawat serupa yakni A-400M, namun pesawat tersebut menunjukkan karakteristik performa terbang yang lebih buruk dibanding An-70.
Kementerian Pertahanan Rusia telah berencana membeli An-70 untuk memenuhi kebutuhan pesawat angkutan jarak menengah dalam menjalankan operasi taktis. Militer Rusia tertarik dengan kemampuan pesawat ini yang dapat terbang dari landasan pendek. Bersama pesawat berat Il-476 Rusia, An-70 akan memperbaharui armada pesawat angkutan militer, menggantikan An-12 yang sudah kuno. Pada 2012 lalu, Kementerian Pertahanan Rusia memperkirakan Angkatan Udara Rusia membutuhkan 60 pesawat.
Dua tahun lalu, Rusia dan Ukraina telah menyepakati produksi pesawat ini akan dilakukan di Kazan dengan jasa KAPO (Kazanskoye Aviatsionnoe Proizvodstvennoe Obyedinenie/Organisasi Manufaktur Penerbangan Kazan). Pabrik Ukraina ‘Motor Sich’ di Zaporozhye akan menangani produksi mesin, GP Antonov (Perusahaan Negara Antonov) memproduksi sayap dan bagian ekor pesawat, sementara Kazan dipercaya membuat badan pesawat dan perakitan akhir.
Namun, buruknya hubungan Rusia-Ukraina saat ini membuat proyek ambisius itu hampir mustahil terealisasi dalam waktu dekat. Oleg Panteleyev, Pemimpin Reduksi jurnal industri penerbangan Aviaport menyatakan bahwa dalam situasi seperti saat ini, produksi An-70 benar-benar tidak mungkin dilakukan. “Semua proyek yang melibatkan dua negara tersebut telah bubar. Situasi kompleks ini terjadi karena politisi Ukraina menekan pabrik dan memaksa mereka mengakhiri kerja sama dengan Rusia,” kata Panteleyev pada RBTH.
Kebutuhan pesawat angkutan Angkatan Udara Rusia akan dipenuhi oleh Il-476 dan MTS (Mnogotselevoy Transportniy Samolyot/Pesawat Angkutan Multi-peran) yang diproduksi oleh Rusia dan India. Oleg Panteleyev menyatakan kapasitas muatan MTS hanya setengah dari kapasitas muatan An-70. Namun, MTS juga dapat terbang dari landasan tidak sempurna.
Rusia dan Ukraina telah menangguhkan kerja sama dalam proyek pesawat transportasi militer An-70 lebih dari setahun lalu, demikian disampaikan oleh pabrik pesawat yang berbasis di Kiev, Senin (2/3).
Oksana Trofimchuk mengomentari laporan yang diberitakan oleh surat kabar Rusia Izvestia bahwa Menteri Pertahanan Rusia telah mencoret pesawat An-70 dari program pembaharuan senjata Rusia.
"Situasi telah memburuk sejak tahun lalu dan kini kerja sama dengan semua program militer Rusia telah dibatalkan," kata Trofimchuk.
Kementerian Pertahanan Rusia seharusnya membeli 60 pesawat An-70 pada 2020, dengan harga tiap pesawat dibanderol sekitar 67 juta dolar AS.
Rusia dan Ukraina memulai proyek ini pada 2010. Moskow mengalokasikan 2,95 miliar rubel (sekitar 90 juta dolar AS dengan kurs saat itu) bagi pabrik Antonov untuk mendesain pesawat tesersebut.
Kementerian Petahanan Rusia kini mempertimbangkan untuk mengajukan tuntutan ganti rugi.
Pesawat An-70 merupakan pesawat militer taktis generasi terbaru yang dapat lepas landas dan mendarat di landasan pendek. Kecepatan pesawat ini mencapai lebih dari 750 kilometer per jam dan dapat terbang hingga jarak 7.800 kilometer, serta mampu mengangkut kargo seberat 47 ton.Pesawat Rusia-Ukraina An-70 Batal Diproduksi Pesawat angkutan militer Rusia-Ukraina An-70 telah sukses menjalani tes standar negara, yang menguji semua sistem pesawat, serta karakteristik lepas landas dan pendaratan. Akurasi navigasi menggunakan peralatan dalam pesawat, kekuatan struktur dan masa operasi, serta keandalan berbagai sistemnya juga telah diuji, demikian pula kemampuan pesawat ini untuk mengangkut kargo khusus. Akan tetapi, kecil kemungkinan pesawat ini akan diproduksi secara massal.
‘Angkutan’ militer empat mesin berbadan lebar ini merupakan pesawat yang sangat dinanti. An-70 menyedot perhatian setelah turboprop besar bersayap tinggi tersebut melakukan berbagai pertunjukan udara secara brilian dalam pameran pesawat MAKS 2013. Pesawat ini mampu lepas landas dari landasan yang tidak sempurna (unmade runway) jarak pendek (600-800 meter) dan memiliki jarak jangkau 7.000-8.000 kilometer. An-70 bahkan dapat mencapai jarak jangkau 3.000 kilometer saat mengangkut kargo seberat tiga ton metrik.
Uni Eropa pernah mencoba membuat pesawat serupa yakni A-400M, namun pesawat tersebut menunjukkan karakteristik performa terbang yang lebih buruk dibanding An-70.
Kementerian Pertahanan Rusia telah berencana membeli An-70 untuk memenuhi kebutuhan pesawat angkutan jarak menengah dalam menjalankan operasi taktis. Militer Rusia tertarik dengan kemampuan pesawat ini yang dapat terbang dari landasan pendek. Bersama pesawat berat Il-476 Rusia, An-70 akan memperbaharui armada pesawat angkutan militer, menggantikan An-12 yang sudah kuno. Pada 2012 lalu, Kementerian Pertahanan Rusia memperkirakan Angkatan Udara Rusia membutuhkan 60 pesawat.
Dua tahun lalu, Rusia dan Ukraina telah menyepakati produksi pesawat ini akan dilakukan di Kazan dengan jasa KAPO (Kazanskoye Aviatsionnoe Proizvodstvennoe Obyedinenie/Organisasi Manufaktur Penerbangan Kazan). Pabrik Ukraina ‘Motor Sich’ di Zaporozhye akan menangani produksi mesin, GP Antonov (Perusahaan Negara Antonov) memproduksi sayap dan bagian ekor pesawat, sementara Kazan dipercaya membuat badan pesawat dan perakitan akhir.
Namun, buruknya hubungan Rusia-Ukraina saat ini membuat proyek ambisius itu hampir mustahil terealisasi dalam waktu dekat. Oleg Panteleyev, Pemimpin Reduksi jurnal industri penerbangan Aviaport menyatakan bahwa dalam situasi seperti saat ini, produksi An-70 benar-benar tidak mungkin dilakukan. “Semua proyek yang melibatkan dua negara tersebut telah bubar. Situasi kompleks ini terjadi karena politisi Ukraina menekan pabrik dan memaksa mereka mengakhiri kerja sama dengan Rusia,” kata Panteleyev pada RBTH.
Kebutuhan pesawat angkutan Angkatan Udara Rusia akan dipenuhi oleh Il-476 dan MTS (Mnogotselevoy Transportniy Samolyot/Pesawat Angkutan Multi-peran) yang diproduksi oleh Rusia dan India. Oleg Panteleyev menyatakan kapasitas muatan MTS hanya setengah dari kapasitas muatan An-70. Namun, MTS juga dapat terbang dari landasan tidak sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.