Thailand tidak memiliki kapal selam untuk menjaga wilayah perairan. (Ilustrasi/Reuters/Dok. US Navy)♆
Thailand menunda pembelian kapal selam dari China sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai komitmen negara itu dalam pembelian kapal jenis ini yang pertama.
Menteri Pertahanan Prawit Wongsuwan mengatakan bahwa angkatan laut Thailand telah menyetujui rencana pembelian tiga kapal selam dari China dengan harga US$1,06 miliar.
Thailand, yang selama beberapa dekade merupakan sekutu dekat AS, meningkatkan hubungan dengan China sementara negara itu meningkatkan pengaruh di wilayah dengan memberi pinjaman dan bantuan untuk pembangunan infrastruktur. Dan juga karena hubungan AS dan Thailand memburuk setelah kudeta militer pada 2014.
Prawit, yang dikenal sebagai pendukung kuat rencana membeli kapal selam ini, mengatakan bahwa pembelian itu ditunda sementara angkatan laut mempertimbangkan kembali peran kapal itu dan biayanya.
“Sekarang kami menunggu dan tidak akan mengajukannya ke kabinet untuk mendapat persetujuan,” kata Prawit.
“Untuk saat ini, angkatan laut harus mempelajari dan mengetahui sendiri apakah kapal selam memang diperlukan dan seberapa besar perannya bagi angkatan laut Thailand.”
Thailand mempertimbangkan membeli kapal selam sejak 1990-an dengan Jerman dan Korea Utara sebagai calon penjual, meskipun tidak pernah tercapai kesepakatan.
Pada November, kepala staf angkatan laut Thailand mengatakan telah menghidupkan kembali rencana pembelian kapal selam itu.
Para pejabat mengatakan upaya Thailand memiliki kapal selam masuk akal secara strategis dan bisa membantu operasi penjelajahan di Teluk Thailand jika pertikaian atas wilayah Laut Cina Selatan benar-benar terjadi.
Vietnam telah memiliki kapal selam serang Kilo buatan Rusia dan sudah memesan tiga kapal selam tambahan.
Singapura, yang memiliki empat kapal selam bekas, telah memesan dua kapal selam dari ThyssenKrup Marine Systems Jerman. Indonesia memesan tiga kapal selam buatan Daewoo Shipbuilding Korea.
Tahun ini China melampaui Jerman, Perancis dan Inggris untuk menjadi pengekspor senjata ketiga terbesar di dunia.
China adalah negara besar pertama yang mengakui junta militer Thailand yang berkuasa setelah kudeta pada Mei 2014. (yns)
Thailand menunda pembelian kapal selam dari China sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai komitmen negara itu dalam pembelian kapal jenis ini yang pertama.
Menteri Pertahanan Prawit Wongsuwan mengatakan bahwa angkatan laut Thailand telah menyetujui rencana pembelian tiga kapal selam dari China dengan harga US$1,06 miliar.
Thailand, yang selama beberapa dekade merupakan sekutu dekat AS, meningkatkan hubungan dengan China sementara negara itu meningkatkan pengaruh di wilayah dengan memberi pinjaman dan bantuan untuk pembangunan infrastruktur. Dan juga karena hubungan AS dan Thailand memburuk setelah kudeta militer pada 2014.
Prawit, yang dikenal sebagai pendukung kuat rencana membeli kapal selam ini, mengatakan bahwa pembelian itu ditunda sementara angkatan laut mempertimbangkan kembali peran kapal itu dan biayanya.
“Sekarang kami menunggu dan tidak akan mengajukannya ke kabinet untuk mendapat persetujuan,” kata Prawit.
“Untuk saat ini, angkatan laut harus mempelajari dan mengetahui sendiri apakah kapal selam memang diperlukan dan seberapa besar perannya bagi angkatan laut Thailand.”
Thailand mempertimbangkan membeli kapal selam sejak 1990-an dengan Jerman dan Korea Utara sebagai calon penjual, meskipun tidak pernah tercapai kesepakatan.
Pada November, kepala staf angkatan laut Thailand mengatakan telah menghidupkan kembali rencana pembelian kapal selam itu.
Para pejabat mengatakan upaya Thailand memiliki kapal selam masuk akal secara strategis dan bisa membantu operasi penjelajahan di Teluk Thailand jika pertikaian atas wilayah Laut Cina Selatan benar-benar terjadi.
Vietnam telah memiliki kapal selam serang Kilo buatan Rusia dan sudah memesan tiga kapal selam tambahan.
Singapura, yang memiliki empat kapal selam bekas, telah memesan dua kapal selam dari ThyssenKrup Marine Systems Jerman. Indonesia memesan tiga kapal selam buatan Daewoo Shipbuilding Korea.
Tahun ini China melampaui Jerman, Perancis dan Inggris untuk menjadi pengekspor senjata ketiga terbesar di dunia.
China adalah negara besar pertama yang mengakui junta militer Thailand yang berkuasa setelah kudeta pada Mei 2014. (yns)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.