TNI selalu menjadi juara umum di gelaran Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM). Tak cuma itu, mereka juga tak terkalahkan di perlombaan ASEAN Armies Rifle Meet (AARM). Setiap digelar, Kontingen Kopassus dan TNI selalu menjadi raja perlombaan menembak antar negara ASEAN ini.
Banyak kisah menarik dalam perjuangan meraih gelar juara umum. Tak cuma di lapangan, di luar lapangan justru lebih berbahaya. Jika tak waspada dan hati-hati, bisa kena perangkap halus.
Komandan Kontingen AARM 24/2014 Mayor Faisol Izudin membagikan bagaimana 'jebakan betmen' ini diduga dilakukan untuk menurunkan konsentrasi lawan.
Di Filipina misalnya, panitia senang sekali mengadakan pesta sampai larut malam. Kontingen yang polos, dengan senang hati menyambut. Tapi jangan heran bila esok saat bertanding akan mengalami kondisi seperti yang diharapkan tuan rumah. Penampilan menurun karena pengaruh pesta sampai tengah malam.
Ketika di Vietnam, kontingen tamu disuguhi arak untuk mengusir dingin. Alasannya cukup logis: Untuk mengusir hawa dingin. Namun TNI tak mau meminumnya.
"Indonesia punya banyak minuman berempah penghangat tubuh tanpa alkohol: jahe dan sejenisnya. Kami siapkan pula pemanas dan perebus air. Jadi, air panas untuk minuman penghangat tubuh selalu tersedia," tulis Mayor Faisol dalam Majalah Baret Merah edisi Ulang Tahun Kopassus ke-63.
"Kami pun menciptakan sendiri alat penghangat tangan: Semacam charging baterei yang dikorsletkan, menyalurkan energi panas ke elemen menjadi alat pemanas sederhana. Sehingga mencairkan kebekuan jemari yang harus siaga membidik secara tepat."
Kadang hal simpel seperti makanan pun bisa berbahaya dan tak dianggap sebagai ancaman. Panitia selalu menghidangkan makanan mewah berlimpah kolesterol tinggi. Olahan hasil laut seperti udang, ini bisa sangat berpengaruh pada kesehatan dan kondisi selama hari-hari pertandingan.
"Kami sudah siaga sejak awal dengan membawa bekal enak dari tanah air: Rendang, kering tempe, abon, telur asin dan madu," kata Mayor Faisol.
Jika semua itu belum cukup, panitia juga menggoda dengan menyediakan kendaraan yang bisa membawa pelesiran ke kota tiap malam.
"Tapi kami sudah mengecamkan dalam hati: Kita akan ke kota setelah menang!" tegas sang komandan kontingen.
Perjuangan itu berbuah manis, TNI merebut juara umum di Vietnam. Perolehan medali 29 emas, 13 perak dan perunggu. Jauh mengungguli Thailand di posisi kedua yang mendapat 8 emas, 14 perak dan 7 perunggu. Sementara tentara Malaysia malah cuma kebagian 2 perak.
Kini mereka tengah mempersiapkan diri untuk berlaga di Thailand dalam rangka AARM 2015. Semoga hasilnya tetap yang terbaik.
Banyak kisah menarik dalam perjuangan meraih gelar juara umum. Tak cuma di lapangan, di luar lapangan justru lebih berbahaya. Jika tak waspada dan hati-hati, bisa kena perangkap halus.
Komandan Kontingen AARM 24/2014 Mayor Faisol Izudin membagikan bagaimana 'jebakan betmen' ini diduga dilakukan untuk menurunkan konsentrasi lawan.
Di Filipina misalnya, panitia senang sekali mengadakan pesta sampai larut malam. Kontingen yang polos, dengan senang hati menyambut. Tapi jangan heran bila esok saat bertanding akan mengalami kondisi seperti yang diharapkan tuan rumah. Penampilan menurun karena pengaruh pesta sampai tengah malam.
Ketika di Vietnam, kontingen tamu disuguhi arak untuk mengusir dingin. Alasannya cukup logis: Untuk mengusir hawa dingin. Namun TNI tak mau meminumnya.
"Indonesia punya banyak minuman berempah penghangat tubuh tanpa alkohol: jahe dan sejenisnya. Kami siapkan pula pemanas dan perebus air. Jadi, air panas untuk minuman penghangat tubuh selalu tersedia," tulis Mayor Faisol dalam Majalah Baret Merah edisi Ulang Tahun Kopassus ke-63.
"Kami pun menciptakan sendiri alat penghangat tangan: Semacam charging baterei yang dikorsletkan, menyalurkan energi panas ke elemen menjadi alat pemanas sederhana. Sehingga mencairkan kebekuan jemari yang harus siaga membidik secara tepat."
Kadang hal simpel seperti makanan pun bisa berbahaya dan tak dianggap sebagai ancaman. Panitia selalu menghidangkan makanan mewah berlimpah kolesterol tinggi. Olahan hasil laut seperti udang, ini bisa sangat berpengaruh pada kesehatan dan kondisi selama hari-hari pertandingan.
"Kami sudah siaga sejak awal dengan membawa bekal enak dari tanah air: Rendang, kering tempe, abon, telur asin dan madu," kata Mayor Faisol.
Jika semua itu belum cukup, panitia juga menggoda dengan menyediakan kendaraan yang bisa membawa pelesiran ke kota tiap malam.
"Tapi kami sudah mengecamkan dalam hati: Kita akan ke kota setelah menang!" tegas sang komandan kontingen.
Perjuangan itu berbuah manis, TNI merebut juara umum di Vietnam. Perolehan medali 29 emas, 13 perak dan perunggu. Jauh mengungguli Thailand di posisi kedua yang mendapat 8 emas, 14 perak dan 7 perunggu. Sementara tentara Malaysia malah cuma kebagian 2 perak.
Kini mereka tengah mempersiapkan diri untuk berlaga di Thailand dalam rangka AARM 2015. Semoga hasilnya tetap yang terbaik.
★ merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.