Turki Bantu Jual Minyak ISIS Cuma USD 20 per Barel
Kilang Minyak Baiji Kembali Dikuasai oleh ISIS. [CNN] ☆
Politikus yang merupakan mantan Penasihat Keamanan Nasional Irak, Mowaffak al-Rubaie, mengatakan, Turki membantu menjual minyak curian ISIS dengan harga cuma USD 20 dolar atau sekitar Rp 276 ribu per barel. Hal itu disampaikan politikus Irak tersebut dalam sebuah tulisan pada Sabtu (28/11/2015).
Dalam pernyataan yang dimuat di halaman Facebook-nya, al-Rubaie, yang juga pemimpin dari koalisi di parlemen menguraikan dukungan empat cabang di Ankara untuk militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
”Pertama dan terpenting, Turki membantu militan menjual minyak curian dari Irak dan Suriah untuk USD20 per barel, yang merupakan setengah dari harga pasar,” tulis Mowaffak al-Rubaie.
Menurutnya, Turki pada umumnya, dan Istanbul pada khususnya, juga merupakan tempat di mana para komandan ISIL merekrut migran lokal dan membawa mereka ke Mosul di Irak atau Raqqa di Suriah.
”Setiap bulan ratusan radikal menyeberangi perbatasan Turki, sementara penegak hukum setempat berpura-pura mereka tidak melihat,” lanjut tulisan Mowaffak al-Rubaie, seperti dikutip Sputnik.
Dia menambahkan, bnyak militan ISIS yang terluka ternyata menjalani perawatan di rumah sakit Turki.
Sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam konferensi pers dengan Presiden Prancis, Francois Hollande di Moskow, mengatakan bahwa pasokan minyak Suriah dalam jumlah besar dikirim ke Turki oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Suriah Tuduh Turki dan ISIS Tukar Minyak dengan Senjata Pasukan Turki saat siagakan senjata tempur di Pangkalan Incirlik. (Reuters) ☆
Pemerintah Suriah menuduh Turki meningkatkan senjata, amunisi dan peralatan tempur ke militan di Suriah. Menurut rezim Damaskus, senjata-senjata Turki itu ditukar dengan minyak dan barang antik ISIS hasil jarahan.
”Kami memiliki informasi tertentu, di mana Pemerintah Turki baru-baru ini meningkatkan dukungan bagi teroris dan meningkatkan pasokan senjata dan amunisi untuk melanjutkan tindakan kriminal mereka dalam pertukaran minyak dan barang antik yang dijarah dari Suriah dan Irak dengan harga murah,” bunyi pernyataan Komando Umum Militer Suriah yang dilansir kantor berita negara Suriah, SANA, Minggu (29/11/2015).
“Mengambil keuntungan dari Kehadiran teroris, diaktifkan untuk mengontrol wilayah perbatasan,” lanjut pernyataan itu.
Media Pemerintah Suriah itu melanjutkan, bahwa pengiriman senjata baru Turki yang diduga dibayar dengan minyak selundupan dan artefak itu pengirimannya disamarkan dalam bentuk bantuan kemanusiaan. Dengan cara itu, distribusinya bisa mudah melewati kontrol perbatasan Turki.
Selain itu, Turki juga dituduh meningkatkan ketegangan di perbatasan dengan menembaki basis tentara Suriah di Provinsi Latakia sebelah barat laut dari Gunung al-Aqra'a pada Jumat malam.
Presiden Turki, Tayyip Erdogan, menolak tuduhan bahwa Ankara terlibat dalam perdagangan minyak dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Erdogan yang menantang semua pihak untuk membuktikan tuduhan itu, telah menuduh balik Suriah yang membeli minyak ISIS.
Dugaan “main mata” Pemerintah Erdogan dengan ISIS itu juga pernah diungkap media Turki, Cumhuriyet. Imbasnya, pemimpin redaksinya, Can Dundar, dan perwakilan media itu di Ankara, Erdem Gul, diadili atas tuduhan melakukan spionase.
Media itu pada Mei lalu mempublikasikan laporan yang mengungkapkan bahwa senjata Turki sedang ditransfer ke Suriah oleh badan intelijen Turki. Laporan itu disertai bukti video berupa lalu lintas truk Turki yang diyakini memuat senjata menuju wilayah Suriah.
Erdogan marah atas laporan media tersebut. Dia menggugat surat kabar Cumhuriyet. Jika terbukti bersalah, dua wartawan Turki tersebut bisa dihukum penjara seumur hidup.
Dituduh Dukung ISIS, Kedubes Turki di Warsawa Didemo Presiden Turki, Tayyip Erdogan jadi sorotan atas penembakan pesawat jet Su24 Rusia. (Reuters) ☆
Massa di Warsawa, Polandia, berdemo di depan kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Turki di Warsawa. Massa menuduh Turki mendukung ISIS dan bertanggung jawab atas munculnya organisasi teroris terorganisir itu.
Para demonstran, menyatakan Turki sebagai anggota NATO, tapi telah mendestabilisasi kawasan Timur Tengah dalam beberapa tahun terakhir. ”Turki menembak jatuh sebuah pesawat jet Rusia dan dengan demikian menegaskan bahwa hal itu mendukung kepentingan organisasi teroris ISIS,” kata pemimpin Partai Politik Self-Defence Republik Polandia, Mateusz Piskorski, yang ikut demo, kepada RIA Novosti.
“Turki memiliki banyak kepentingan yang sangat berbeda, yang dalam beberapa tahun terakhir didasarkan pada perdagangan minyak dengan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah),” lanjut Piskorski, yang dilansir semalam.
Para pengunjuk rasa mendesak Turki untuk berhenti mendukung kelompok-kelompok teroris, karena tindakan Ankara telah membahayakan seluruh Eropa.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, sebelumnya mengatakan bahwa pesawat jet pembom Su-24 Rusia ditembak jatuh militer Turki setelah pesawat-pesawat Rusia meluncurkan serangan terhadap konvoi minyak curian kelompok ISIS.
Politisi Irak, Mowaffak Rubaie, bahkan mengatakan ISIS meraup sekitar USD 800 juta dari menjual minyal yang diselundupkan ke pasar gelap di Turki selama delapan bulan. (mas)
Politikus yang merupakan mantan Penasihat Keamanan Nasional Irak, Mowaffak al-Rubaie, mengatakan, Turki membantu menjual minyak curian ISIS dengan harga cuma USD 20 dolar atau sekitar Rp 276 ribu per barel. Hal itu disampaikan politikus Irak tersebut dalam sebuah tulisan pada Sabtu (28/11/2015).
Dalam pernyataan yang dimuat di halaman Facebook-nya, al-Rubaie, yang juga pemimpin dari koalisi di parlemen menguraikan dukungan empat cabang di Ankara untuk militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
”Pertama dan terpenting, Turki membantu militan menjual minyak curian dari Irak dan Suriah untuk USD20 per barel, yang merupakan setengah dari harga pasar,” tulis Mowaffak al-Rubaie.
Menurutnya, Turki pada umumnya, dan Istanbul pada khususnya, juga merupakan tempat di mana para komandan ISIL merekrut migran lokal dan membawa mereka ke Mosul di Irak atau Raqqa di Suriah.
”Setiap bulan ratusan radikal menyeberangi perbatasan Turki, sementara penegak hukum setempat berpura-pura mereka tidak melihat,” lanjut tulisan Mowaffak al-Rubaie, seperti dikutip Sputnik.
Dia menambahkan, bnyak militan ISIS yang terluka ternyata menjalani perawatan di rumah sakit Turki.
Sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam konferensi pers dengan Presiden Prancis, Francois Hollande di Moskow, mengatakan bahwa pasokan minyak Suriah dalam jumlah besar dikirim ke Turki oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Suriah Tuduh Turki dan ISIS Tukar Minyak dengan Senjata Pasukan Turki saat siagakan senjata tempur di Pangkalan Incirlik. (Reuters) ☆
Pemerintah Suriah menuduh Turki meningkatkan senjata, amunisi dan peralatan tempur ke militan di Suriah. Menurut rezim Damaskus, senjata-senjata Turki itu ditukar dengan minyak dan barang antik ISIS hasil jarahan.
”Kami memiliki informasi tertentu, di mana Pemerintah Turki baru-baru ini meningkatkan dukungan bagi teroris dan meningkatkan pasokan senjata dan amunisi untuk melanjutkan tindakan kriminal mereka dalam pertukaran minyak dan barang antik yang dijarah dari Suriah dan Irak dengan harga murah,” bunyi pernyataan Komando Umum Militer Suriah yang dilansir kantor berita negara Suriah, SANA, Minggu (29/11/2015).
“Mengambil keuntungan dari Kehadiran teroris, diaktifkan untuk mengontrol wilayah perbatasan,” lanjut pernyataan itu.
Media Pemerintah Suriah itu melanjutkan, bahwa pengiriman senjata baru Turki yang diduga dibayar dengan minyak selundupan dan artefak itu pengirimannya disamarkan dalam bentuk bantuan kemanusiaan. Dengan cara itu, distribusinya bisa mudah melewati kontrol perbatasan Turki.
Selain itu, Turki juga dituduh meningkatkan ketegangan di perbatasan dengan menembaki basis tentara Suriah di Provinsi Latakia sebelah barat laut dari Gunung al-Aqra'a pada Jumat malam.
Presiden Turki, Tayyip Erdogan, menolak tuduhan bahwa Ankara terlibat dalam perdagangan minyak dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Erdogan yang menantang semua pihak untuk membuktikan tuduhan itu, telah menuduh balik Suriah yang membeli minyak ISIS.
Dugaan “main mata” Pemerintah Erdogan dengan ISIS itu juga pernah diungkap media Turki, Cumhuriyet. Imbasnya, pemimpin redaksinya, Can Dundar, dan perwakilan media itu di Ankara, Erdem Gul, diadili atas tuduhan melakukan spionase.
Media itu pada Mei lalu mempublikasikan laporan yang mengungkapkan bahwa senjata Turki sedang ditransfer ke Suriah oleh badan intelijen Turki. Laporan itu disertai bukti video berupa lalu lintas truk Turki yang diyakini memuat senjata menuju wilayah Suriah.
Erdogan marah atas laporan media tersebut. Dia menggugat surat kabar Cumhuriyet. Jika terbukti bersalah, dua wartawan Turki tersebut bisa dihukum penjara seumur hidup.
Dituduh Dukung ISIS, Kedubes Turki di Warsawa Didemo Presiden Turki, Tayyip Erdogan jadi sorotan atas penembakan pesawat jet Su24 Rusia. (Reuters) ☆
Massa di Warsawa, Polandia, berdemo di depan kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Turki di Warsawa. Massa menuduh Turki mendukung ISIS dan bertanggung jawab atas munculnya organisasi teroris terorganisir itu.
Para demonstran, menyatakan Turki sebagai anggota NATO, tapi telah mendestabilisasi kawasan Timur Tengah dalam beberapa tahun terakhir. ”Turki menembak jatuh sebuah pesawat jet Rusia dan dengan demikian menegaskan bahwa hal itu mendukung kepentingan organisasi teroris ISIS,” kata pemimpin Partai Politik Self-Defence Republik Polandia, Mateusz Piskorski, yang ikut demo, kepada RIA Novosti.
“Turki memiliki banyak kepentingan yang sangat berbeda, yang dalam beberapa tahun terakhir didasarkan pada perdagangan minyak dengan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah),” lanjut Piskorski, yang dilansir semalam.
Para pengunjuk rasa mendesak Turki untuk berhenti mendukung kelompok-kelompok teroris, karena tindakan Ankara telah membahayakan seluruh Eropa.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, sebelumnya mengatakan bahwa pesawat jet pembom Su-24 Rusia ditembak jatuh militer Turki setelah pesawat-pesawat Rusia meluncurkan serangan terhadap konvoi minyak curian kelompok ISIS.
Politisi Irak, Mowaffak Rubaie, bahkan mengatakan ISIS meraup sekitar USD 800 juta dari menjual minyal yang diselundupkan ke pasar gelap di Turki selama delapan bulan. (mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.