Kremlin Mulai Kapalkan Sistem Rudal S-300 ke TeheranRusia mulai mengirimkan sistem rudal pertahanan udara S-300 ke Iran | (TASS) ☆
Pembantu presiden Rusia untuk kerjasama teknis militer, Vladimir Kozhin mengatakan, pihaknya telah mulai memasok sistem rudal pertahanan udara S-300 ke Iran.
"Kontrak ini tengah dijalankan. Mereka baru saja mulai memasok sistem rudal S-300 ke Teheran," katanya seperti dikutip dari laman TASS, Kamis (3/12/2015).
Sebelumnya, Duta Besar Iran untuk Rusia, Mehdi Sanai pada akhir bulan lalu mengatakan negaranya telah menerima sistem rudal pertahanan udara S-300 pertama dari Moskow. Rusia dan Iran telah menandatangani kontrak pada tahun 2007 untuk penyediaan lima batalyon sistem rudal S-300PMU-1.
Namun, pada 2010 lalu, Presiden Rusia saat itu Dmitry Medvedev melarang pasokan sistem rudal ini ke Teheran. Kontrak bernilai lebih dari USD 800 juta ini pun dibatalkan dan uang muka yang dibayarkan dikembalikan ke Iran.
Iran pun mengajukan gugatan hampir USD 4 miliar atas keputusan sepihak Rusia ini ke pengadilan Arbitrase di Jenewa karena Rusia gagal memenuhi kontrak. Pada tahun 2015, Presiden Rusia Vladimir Putih menganulir keputusan ini dan Rusia pun mulai memproduksi sistem rudal S-300 pesanan Iran.
Tidak ada informasi resmi terkait modifikasi sistem rudal S-300 yang akan diterima Iran. Apakah Iran akan menerima S-300PMU 1 yang sudah dihentikan produksinya atau akan menerima varian terbaru yaitu S-300VM.
Israel Berlatih Hadapi S-300 Rusia Israel tengah mencari cara untuk menjinakkan S-300 karena sistem rudal ini membatasi kemampuan Tel Aviv untuk menyerang Suriah atau Iran (Rferl) ☆
Israel ternyata secara diam-diam menggelar latihan untuk menemukan cara mengalahkan sistem pertahanan udara canggih milik Rusia, S-300, yang dikerahkan di Timur Tengah. Keberadaan sistem udara ini secara tidak langsung dapat membatasi kemampuan Tel Aviv untuk menyerang Suriah atau Iran, begitu sejumlah sumber militer dan diplomatik mengatakan.
Menurut sumber-sumber tersebut, Israel melakukan latihan menjinakkan S-300 kala melakukan latihan perang bersama Yunani. Rusia diketahui telah menjual S-300 ke Siprus 18 tahun lalu, yang diletakkan di Pulau Crete, Yunani. Sistem rudal ini pun telah diaktifkan oleh Yunani selama kedua negara melakukan latihan perang bersama, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (4/12/2015).
Aktivasi S-300 yang dilakukan oleh Yunani memungkinkan pesawat tempur Israel menguji bagaiman sistem kunci S-300 bekerja, mengumpulkan data di radar, dan mencari tahu bagaimana melumpuhkannya.
Meski begitu, hal ini dibantah oleh militer Yunani dan Israel. Kedua negara itu dengan tegas menyangkal penggunaan sistem rudal S-300 selama latihan perang bersama yang diadakan di Timur Mediterania pada bulan April-Mei lalu atau latihan serupa pada tahun 2012 dan 2010.
Sistem rudal S-300 pertama kali digunakan pada puncak Perang Dingin pada tahun 1979. Sistem rudal ini dapat menembak jatuh pesawat dan rudal balistik hingga 300 km. (ian)
Pembantu presiden Rusia untuk kerjasama teknis militer, Vladimir Kozhin mengatakan, pihaknya telah mulai memasok sistem rudal pertahanan udara S-300 ke Iran.
"Kontrak ini tengah dijalankan. Mereka baru saja mulai memasok sistem rudal S-300 ke Teheran," katanya seperti dikutip dari laman TASS, Kamis (3/12/2015).
Sebelumnya, Duta Besar Iran untuk Rusia, Mehdi Sanai pada akhir bulan lalu mengatakan negaranya telah menerima sistem rudal pertahanan udara S-300 pertama dari Moskow. Rusia dan Iran telah menandatangani kontrak pada tahun 2007 untuk penyediaan lima batalyon sistem rudal S-300PMU-1.
Namun, pada 2010 lalu, Presiden Rusia saat itu Dmitry Medvedev melarang pasokan sistem rudal ini ke Teheran. Kontrak bernilai lebih dari USD 800 juta ini pun dibatalkan dan uang muka yang dibayarkan dikembalikan ke Iran.
Iran pun mengajukan gugatan hampir USD 4 miliar atas keputusan sepihak Rusia ini ke pengadilan Arbitrase di Jenewa karena Rusia gagal memenuhi kontrak. Pada tahun 2015, Presiden Rusia Vladimir Putih menganulir keputusan ini dan Rusia pun mulai memproduksi sistem rudal S-300 pesanan Iran.
Tidak ada informasi resmi terkait modifikasi sistem rudal S-300 yang akan diterima Iran. Apakah Iran akan menerima S-300PMU 1 yang sudah dihentikan produksinya atau akan menerima varian terbaru yaitu S-300VM.
Israel Berlatih Hadapi S-300 Rusia Israel tengah mencari cara untuk menjinakkan S-300 karena sistem rudal ini membatasi kemampuan Tel Aviv untuk menyerang Suriah atau Iran (Rferl) ☆
Israel ternyata secara diam-diam menggelar latihan untuk menemukan cara mengalahkan sistem pertahanan udara canggih milik Rusia, S-300, yang dikerahkan di Timur Tengah. Keberadaan sistem udara ini secara tidak langsung dapat membatasi kemampuan Tel Aviv untuk menyerang Suriah atau Iran, begitu sejumlah sumber militer dan diplomatik mengatakan.
Menurut sumber-sumber tersebut, Israel melakukan latihan menjinakkan S-300 kala melakukan latihan perang bersama Yunani. Rusia diketahui telah menjual S-300 ke Siprus 18 tahun lalu, yang diletakkan di Pulau Crete, Yunani. Sistem rudal ini pun telah diaktifkan oleh Yunani selama kedua negara melakukan latihan perang bersama, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (4/12/2015).
Aktivasi S-300 yang dilakukan oleh Yunani memungkinkan pesawat tempur Israel menguji bagaiman sistem kunci S-300 bekerja, mengumpulkan data di radar, dan mencari tahu bagaimana melumpuhkannya.
Meski begitu, hal ini dibantah oleh militer Yunani dan Israel. Kedua negara itu dengan tegas menyangkal penggunaan sistem rudal S-300 selama latihan perang bersama yang diadakan di Timur Mediterania pada bulan April-Mei lalu atau latihan serupa pada tahun 2012 dan 2010.
Sistem rudal S-300 pertama kali digunakan pada puncak Perang Dingin pada tahun 1979. Sistem rudal ini dapat menembak jatuh pesawat dan rudal balistik hingga 300 km. (ian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.