Untuk Buru Pentolan ISISAS mengirimkan pasukan khusus ke Irak untuk memburu para petinggi ISIS (Istimewa) ☆
Seorang pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan, rata-rata dalam kurun waktu dua hari sekali, militer AS berhasil membunuh seorang petinggi ISIS. Hal inilah yang melatar belakangi keputusan Presiden Barack Obama mengirimkan pasukan khusus ke Irak guna mengintensifkan upaya pencarian dan membunuh para pemimpin kelompok militan tersebut.
Menurut pejabat tersebut, misi pasukan khusus ini adalah mengembangkan hasil temuan di lapangan. Pasalnya, setiap melakukan penggerebekan ke sebuah situs milik ISIS, maka pihak militer akan menemukan petunjuk yang mengarah ke situs ISIS lainnya.
"Semakin banyak petunjuk yang kita dapatkan, semakin dekat kita mendapatkan orang-orang ini," kata pejabat yang meminta dirahasiakan identitasnya itu, seperti dikutip dari laman Washington Post, Jumat (4/12/2015).
Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS Ashton Carter mengatakan, dalam beberapa bulan terkahir sejumlah tokoh kunci ISIS telah tewas. Diantara mereka adalah wakil komandan ISIS di Irak, Haji Mutazz, dan algojo ISIS asal Inggris, Jihadi John, yang dilaporkan tewas dalam serangan udara di Suriah.
Selain itu, Carter juga mengatakan akan mengirimkan 100 personel pasukan khusus ke Irak guna membantu militer negara tersebut untuk memerangi ISIS. Saat ini, AS sendiri masih menempatkan 3.500 pasukannya di Irak. (ian)
Kehadiran Tentara AS Percepat Kehancuran ISIS Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menuturkan, kehadiran pasukan AS di Irak akan membantu untuk mempercepat mengalahkan ISIS di wilayah tersebut. (Reuters) ☆
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menuturkan, kehadiran pasukan AS di Irak akan membantu untuk mempercepat mengalahkan ISIS di wilayah tersebut. Pernyataan ini muncul di tengah upaya AS untuk mengirimkan pasukan tambahan ke Irak.
Namun, Obama menegaskan bahwa apa yang dilakukan AS kali tidak akan sama seperti yang dahulu mereka lakukan. Dimana, dulu AS melakukan invasi besar-besaran ke Irak, untuk menjatuhkan rezim Sadam Hussein.
"Ketika saya mengatakan tidak untuk pasukan di darat, saya pikir orang-orang Amerika mengerti umumnya bahwa kita tidak akan melakukan invasi gaya Irak atau Suriah, dengan batalion yang bergerak melintasi padang pasir," ucap Obama.
"Tapi, apa yang saya sudah jelaskan tentang hal ini adalah bahwa kita akan secara sistematis menekan dan akhirnya menghancurkan ISIS dan itu mengharuskan kita untuk memiliki komponen militer di darat," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Jumat (4/12).
AS berencana untuk mengirimkan setidaknya 150 orang pasukan khusus ke Irak, untuk membantu memerangi ISIS. Jumlah ini meningkat, karena sebelumnya AS hanya berencana mengirimkan 50 pasukan ke negara tersebut.
Irak sendiri sejatinya sudah menolak rencana AS tersebut. Negeri Seribu Satu Malam itu menegaskan, mereka tidak membutuhkan bantuan pasukan asing untuk memerangi ISIS, mereka hanya membutuhkan dukungan udara. (esn)
Seorang pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan, rata-rata dalam kurun waktu dua hari sekali, militer AS berhasil membunuh seorang petinggi ISIS. Hal inilah yang melatar belakangi keputusan Presiden Barack Obama mengirimkan pasukan khusus ke Irak guna mengintensifkan upaya pencarian dan membunuh para pemimpin kelompok militan tersebut.
Menurut pejabat tersebut, misi pasukan khusus ini adalah mengembangkan hasil temuan di lapangan. Pasalnya, setiap melakukan penggerebekan ke sebuah situs milik ISIS, maka pihak militer akan menemukan petunjuk yang mengarah ke situs ISIS lainnya.
"Semakin banyak petunjuk yang kita dapatkan, semakin dekat kita mendapatkan orang-orang ini," kata pejabat yang meminta dirahasiakan identitasnya itu, seperti dikutip dari laman Washington Post, Jumat (4/12/2015).
Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS Ashton Carter mengatakan, dalam beberapa bulan terkahir sejumlah tokoh kunci ISIS telah tewas. Diantara mereka adalah wakil komandan ISIS di Irak, Haji Mutazz, dan algojo ISIS asal Inggris, Jihadi John, yang dilaporkan tewas dalam serangan udara di Suriah.
Selain itu, Carter juga mengatakan akan mengirimkan 100 personel pasukan khusus ke Irak guna membantu militer negara tersebut untuk memerangi ISIS. Saat ini, AS sendiri masih menempatkan 3.500 pasukannya di Irak. (ian)
Kehadiran Tentara AS Percepat Kehancuran ISIS Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menuturkan, kehadiran pasukan AS di Irak akan membantu untuk mempercepat mengalahkan ISIS di wilayah tersebut. (Reuters) ☆
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menuturkan, kehadiran pasukan AS di Irak akan membantu untuk mempercepat mengalahkan ISIS di wilayah tersebut. Pernyataan ini muncul di tengah upaya AS untuk mengirimkan pasukan tambahan ke Irak.
Namun, Obama menegaskan bahwa apa yang dilakukan AS kali tidak akan sama seperti yang dahulu mereka lakukan. Dimana, dulu AS melakukan invasi besar-besaran ke Irak, untuk menjatuhkan rezim Sadam Hussein.
"Ketika saya mengatakan tidak untuk pasukan di darat, saya pikir orang-orang Amerika mengerti umumnya bahwa kita tidak akan melakukan invasi gaya Irak atau Suriah, dengan batalion yang bergerak melintasi padang pasir," ucap Obama.
"Tapi, apa yang saya sudah jelaskan tentang hal ini adalah bahwa kita akan secara sistematis menekan dan akhirnya menghancurkan ISIS dan itu mengharuskan kita untuk memiliki komponen militer di darat," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Jumat (4/12).
AS berencana untuk mengirimkan setidaknya 150 orang pasukan khusus ke Irak, untuk membantu memerangi ISIS. Jumlah ini meningkat, karena sebelumnya AS hanya berencana mengirimkan 50 pasukan ke negara tersebut.
Irak sendiri sejatinya sudah menolak rencana AS tersebut. Negeri Seribu Satu Malam itu menegaskan, mereka tidak membutuhkan bantuan pasukan asing untuk memerangi ISIS, mereka hanya membutuhkan dukungan udara. (esn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.