Dua pilot wanita RAF, Wing Commander Nikki Thomas & Letnan (Pnb) Juliette Fleming (Daily Star) ♣
Buat RAF (Royal Air Force) atau Angkatan Udara Inggris, Wing Commander Nikki Thomas dan Letnan (Penerbang) Juliette Fleming merupakan “Air Angels” atau bidadari angkasa. Tapi buat ISIS, Nikki dan Juliette adalah malaikat kematian nan jelita.
Ya, seperti disitat Daily Star, Jumat (4/12/2015), di antara jet-jet tempur Panavia Tornado GR4 dari Pangkalan Akrotiri (Siprus) yang membombardir ISIS di Suriah, dua pilot wanita itu ikut unjuk aksi.
Nikki dan Juliette ikut dalam misi pemboman enam ladang minyak ISIS dengan tujuh bom Paveway IV dan menurut Kementerian Pertahanan Inggris, misi mereka berhasil menghancurkan ladang minyak yang juga sumber bisnis ISIS itu.
Wing Commander Nikki Thomas (36) sendiri merupakan perwira RAF wanita pertama yang memegang komando sebuah skadron RAF, sejak Januari lalu, di mana Nikki dipercaya memimpin Skadron Marham ke-12.
Pengalaman tempurnya juga tak sedikit. Sejak 2009 memimpin satu skadron yang berisi para pilot wanita, Nikki turut andil dalam serangan udara terhadap basis Al Qaeda di Kandahar (Afganistan), serta jadi penyokong kekuatan udara pasukan Inggris dan Amerika Serikat yang tengah terlibat baku tembak di Provinsi Helmand.
Oktober silam, Nikki juga memberi bantuan serangan udara terhadap milisi Kurdi yang tengah terlibat pertempuran dengan militan ISIS di Rabia, Irak. Komandan milisi Kurdi, Hamid Hashem, saat itu mengaku terkejut ketika tahu yang membantunya adalah pilot wanita.
“Ruang operasi kami berkontak langsung dengan kokpit (jet tempur Inggris) dan suara seorang wanita yang menjawab komunikasi kami. Berkat mereka, militan ISIS bisa dihabisi,” ujar Hashem.
Di sisi lain, Nikki juga berujar bahwa dalam masa tugas, RAF tak membedakan atau mendiskriminasikan kaum wanita. Hanya saja, Nikki merasakan sedikit perbedaan ketika memiloti pesawatnya, terutama saat mengisi ulang bahan bakar di udara lewat pesawat penyuplai bahan bakar.
“Perbedaannya terletak pada sikap orang lain. Ketika mengisi bahan bakar di udara, mereka (pilot pria penyuplai bahan bakar) lebih banyak berbincang dengan kami, ketimbang dengan pilot pria lainnya. Rekan-rekan di darat juga lebih cepat mengenali suara kami ketika berkomunikasi,” tukas Wing Commander Nikki Thomas. (raw)
Buat RAF (Royal Air Force) atau Angkatan Udara Inggris, Wing Commander Nikki Thomas dan Letnan (Penerbang) Juliette Fleming merupakan “Air Angels” atau bidadari angkasa. Tapi buat ISIS, Nikki dan Juliette adalah malaikat kematian nan jelita.
Ya, seperti disitat Daily Star, Jumat (4/12/2015), di antara jet-jet tempur Panavia Tornado GR4 dari Pangkalan Akrotiri (Siprus) yang membombardir ISIS di Suriah, dua pilot wanita itu ikut unjuk aksi.
Nikki dan Juliette ikut dalam misi pemboman enam ladang minyak ISIS dengan tujuh bom Paveway IV dan menurut Kementerian Pertahanan Inggris, misi mereka berhasil menghancurkan ladang minyak yang juga sumber bisnis ISIS itu.
Wing Commander Nikki Thomas (36) sendiri merupakan perwira RAF wanita pertama yang memegang komando sebuah skadron RAF, sejak Januari lalu, di mana Nikki dipercaya memimpin Skadron Marham ke-12.
Pengalaman tempurnya juga tak sedikit. Sejak 2009 memimpin satu skadron yang berisi para pilot wanita, Nikki turut andil dalam serangan udara terhadap basis Al Qaeda di Kandahar (Afganistan), serta jadi penyokong kekuatan udara pasukan Inggris dan Amerika Serikat yang tengah terlibat baku tembak di Provinsi Helmand.
Oktober silam, Nikki juga memberi bantuan serangan udara terhadap milisi Kurdi yang tengah terlibat pertempuran dengan militan ISIS di Rabia, Irak. Komandan milisi Kurdi, Hamid Hashem, saat itu mengaku terkejut ketika tahu yang membantunya adalah pilot wanita.
“Ruang operasi kami berkontak langsung dengan kokpit (jet tempur Inggris) dan suara seorang wanita yang menjawab komunikasi kami. Berkat mereka, militan ISIS bisa dihabisi,” ujar Hashem.
Di sisi lain, Nikki juga berujar bahwa dalam masa tugas, RAF tak membedakan atau mendiskriminasikan kaum wanita. Hanya saja, Nikki merasakan sedikit perbedaan ketika memiloti pesawatnya, terutama saat mengisi ulang bahan bakar di udara lewat pesawat penyuplai bahan bakar.
“Perbedaannya terletak pada sikap orang lain. Ketika mengisi bahan bakar di udara, mereka (pilot pria penyuplai bahan bakar) lebih banyak berbincang dengan kami, ketimbang dengan pilot pria lainnya. Rekan-rekan di darat juga lebih cepat mengenali suara kami ketika berkomunikasi,” tukas Wing Commander Nikki Thomas. (raw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.