Identitas Telah Diketahui Pemuda dalam video tersebut menyebut dirinya bernama Mohammed Hasiev Akhmedovich, ia lahir pada 4 November 1992. Ia mengatakan bahwa ia datang menemui ISIS berdasarkan instruksi dari Dinas Keamanan Federal Rusia, dan sebelumnya ia tinggal di Grozny, Chechnya.
“Saya ingin menceritakan apa yang membuat saya datang ke tempat ISIS, siapa, kapan dan untuk apa saya dikirim ke sini,” kata pemuda dalam video tersebut.
Pemuda tersebut bercerita bahwa pada awal 2014, ia tinggal, bekerja, dan belajar di kota Maykop, Republik Adygea. “Saya memiliki apartemen sendiri, dan semuanya berjalan dengan baik-baik saja.” Pada pertengahan Juli 2014, ketika ia sedang melakukan perjalanan dari Maykop ke Grozny, bus yang ia naiki dihentikan oleh petugas.
“Beberapa orang petugas masuk dengan dalih pemeriksaan dokumen. Mereka membawa saya dan beberapa orang lainnya. Kami dibawa menuju tempat berbeda. Saya dibawa ke Dinas Keamanan Federal Rusia di kota Maykop. Seorang pria berpakaian sipil yang datang mendekati saya bernama Shamil,” kata Mohammed.
“Shamil bertanya apakah saya mempunyai hubungan dengan warga Chechnya bernama Harun dan saudara lelakinya, Abdullah. Di situ saya sadar apa tujuan mereka membawa saya, dan saat itu sudah tidak perlu lagi saya menyangkal. Oleh karena itu, saya mengatakan kepadanya bahwa saya sudah beberapa kali menghubungi Harun. Setelah saya menceritakan semua, mereka tidak langsung melepaskan saya, saya berada di sana selama delapan hari, dan selama itu saya telah tiga kali bertemu dengan Shamil. Pada pertemuan itu, saya diminta untuk pergi ke wilayah ISIS dan bekerja untuk FSB Rusia. Saya setuju dan menandatangani semua dokumen yang merupakan kontrak kerja sama saya dengan FSB,” kata Mohammed.
“Saya ditugaskan untuk mengidentifikasi saudara-saudara yang ada di Kaukasus, serta mereka yang berada di wilayah ISIS dan dari kota Grozny. Selain itu, saya harus mencari tahu di mana dan kapan mereka akan melakukan ledakan di wilayah Rusia,” kata Mohammed.
Setelah membuat paspor selama 2 – 3 minggu, ia pun terbang ke Istanbul.
“Di Istanbul, saya bertemu seorang pria yang merekrut orang dari Turki untuk bergabung bersama ISIS,” kata Mohammed.
Pada tanggal 26 Agustus 2014, Mohammed tiba di wilayah kekuasaan ISIS. Ia dikirim ke Irak. Setelah itu, ia memberikan informasi mengenai dua bersaudara Abdullah dan Harun yang kini kedua bersaudara tersebut telah dinyatakan tewas.
“Selama masa itu, saya sempat lima kali berkomunikasi dengan FSB dan memberikan informasi mengenai enam saudara. Dan terakhir kali saya menghubunginya, saya memberikan informasi mengenai salah satu dari mereka yang belajar di sekolah kedokteran. Shamil memerintahkan saya untuk menunggu, dan saya langsung paham bahwa saya harus menunggu petunjuk lebih lanjut. Namun, saya tidak bisa menunggu lebih lama dan mengirim informasi lebih lanjut lagi, karena saya ditangkap oleh staf keamanan ISIS,” kata Mohammed mengakhiri.
Setelah itu, tampilan di video beralih ke algojo yang menembak mati Mohammed sebagai balas dendam kepada Rusia atas setiap rumah yang hancur.
“Serangan udara kalian tidak menyerang apa-apa melainkan perempuan muslim yang tidak bersalah, anak-anak, dan orang tua,” katanya.
Ciri-ciri pemuda itu mirip dengan deskripsi yang ada di instagram Kepala Chechnya Ramzan Kadyrov.
Pada malam sebelum video tersebut tersebar, tanggal 1 Desember, beberapa perekrut dan pendukung ISIS dijatuhkan hukuman, di antaranya adalah dua mahasiswa dari Akademi Kedokteran Negara Stavropol, Sultan Yahev dan Musayev. Mereka ditahan pada Desember 2014. Mohammed mengatakan bahwa informasi terakhir yang ia berikan adalah mengenai mahasiswa sekolah kedokteran.
Di Vkontakte ada halaman yang diduga milik pemuda yang dibunuh tersebut. Ia memiliki nama, tanggal lahir, kota asal, dan foto yang tampak persis dengan pemuda yang tampil di dalam video.
Kadyrov Bersumpah Membalas Dendam "Kami akan mengirim sang pembunuh pada Tuhan, memberi tiket sekali jalan untuknya," kata sang pemimpin Chechnya.
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov berjanji akan 'mengirim pembunuh orang Chechnya pada Tuhan'.
"Masyarakat Chechen tahu akan hal itu, kami tak akan melupakannya," kata Kadyrov pada wartawan.
Saat ditanya apa maksud pernyataan tersebut, Kadyrov menegaskan 'kami akan mengirim sang pembunuh pada Tuhan, memberi tiket sekali jalan untuknya'.
"Seorang warga Rusia dari suku Chechen dipenggal dan saya tak percaya pada fakta yang menyebutkan ia adalah mata-mata, saya yakin ia dikhianati," kata Kadyrov.
Sebelumnya, muncul rekaman video pembunuhan warga Rusia oleh ISIS karena ia dianggap mata-mata yang bekerja sama dengan intelijen Rusia untuk mengintai ISIS.
“Saya ingin menceritakan apa yang membuat saya datang ke tempat ISIS, siapa, kapan dan untuk apa saya dikirim ke sini,” kata pemuda dalam video tersebut.
Pemuda tersebut bercerita bahwa pada awal 2014, ia tinggal, bekerja, dan belajar di kota Maykop, Republik Adygea. “Saya memiliki apartemen sendiri, dan semuanya berjalan dengan baik-baik saja.” Pada pertengahan Juli 2014, ketika ia sedang melakukan perjalanan dari Maykop ke Grozny, bus yang ia naiki dihentikan oleh petugas.
“Beberapa orang petugas masuk dengan dalih pemeriksaan dokumen. Mereka membawa saya dan beberapa orang lainnya. Kami dibawa menuju tempat berbeda. Saya dibawa ke Dinas Keamanan Federal Rusia di kota Maykop. Seorang pria berpakaian sipil yang datang mendekati saya bernama Shamil,” kata Mohammed.
“Shamil bertanya apakah saya mempunyai hubungan dengan warga Chechnya bernama Harun dan saudara lelakinya, Abdullah. Di situ saya sadar apa tujuan mereka membawa saya, dan saat itu sudah tidak perlu lagi saya menyangkal. Oleh karena itu, saya mengatakan kepadanya bahwa saya sudah beberapa kali menghubungi Harun. Setelah saya menceritakan semua, mereka tidak langsung melepaskan saya, saya berada di sana selama delapan hari, dan selama itu saya telah tiga kali bertemu dengan Shamil. Pada pertemuan itu, saya diminta untuk pergi ke wilayah ISIS dan bekerja untuk FSB Rusia. Saya setuju dan menandatangani semua dokumen yang merupakan kontrak kerja sama saya dengan FSB,” kata Mohammed.
“Saya ditugaskan untuk mengidentifikasi saudara-saudara yang ada di Kaukasus, serta mereka yang berada di wilayah ISIS dan dari kota Grozny. Selain itu, saya harus mencari tahu di mana dan kapan mereka akan melakukan ledakan di wilayah Rusia,” kata Mohammed.
Setelah membuat paspor selama 2 – 3 minggu, ia pun terbang ke Istanbul.
“Di Istanbul, saya bertemu seorang pria yang merekrut orang dari Turki untuk bergabung bersama ISIS,” kata Mohammed.
Pada tanggal 26 Agustus 2014, Mohammed tiba di wilayah kekuasaan ISIS. Ia dikirim ke Irak. Setelah itu, ia memberikan informasi mengenai dua bersaudara Abdullah dan Harun yang kini kedua bersaudara tersebut telah dinyatakan tewas.
“Selama masa itu, saya sempat lima kali berkomunikasi dengan FSB dan memberikan informasi mengenai enam saudara. Dan terakhir kali saya menghubunginya, saya memberikan informasi mengenai salah satu dari mereka yang belajar di sekolah kedokteran. Shamil memerintahkan saya untuk menunggu, dan saya langsung paham bahwa saya harus menunggu petunjuk lebih lanjut. Namun, saya tidak bisa menunggu lebih lama dan mengirim informasi lebih lanjut lagi, karena saya ditangkap oleh staf keamanan ISIS,” kata Mohammed mengakhiri.
Setelah itu, tampilan di video beralih ke algojo yang menembak mati Mohammed sebagai balas dendam kepada Rusia atas setiap rumah yang hancur.
“Serangan udara kalian tidak menyerang apa-apa melainkan perempuan muslim yang tidak bersalah, anak-anak, dan orang tua,” katanya.
Ciri-ciri pemuda itu mirip dengan deskripsi yang ada di instagram Kepala Chechnya Ramzan Kadyrov.
Pada malam sebelum video tersebut tersebar, tanggal 1 Desember, beberapa perekrut dan pendukung ISIS dijatuhkan hukuman, di antaranya adalah dua mahasiswa dari Akademi Kedokteran Negara Stavropol, Sultan Yahev dan Musayev. Mereka ditahan pada Desember 2014. Mohammed mengatakan bahwa informasi terakhir yang ia berikan adalah mengenai mahasiswa sekolah kedokteran.
Di Vkontakte ada halaman yang diduga milik pemuda yang dibunuh tersebut. Ia memiliki nama, tanggal lahir, kota asal, dan foto yang tampak persis dengan pemuda yang tampil di dalam video.
Kadyrov Bersumpah Membalas Dendam "Kami akan mengirim sang pembunuh pada Tuhan, memberi tiket sekali jalan untuknya," kata sang pemimpin Chechnya.
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov berjanji akan 'mengirim pembunuh orang Chechnya pada Tuhan'.
"Masyarakat Chechen tahu akan hal itu, kami tak akan melupakannya," kata Kadyrov pada wartawan.
Saat ditanya apa maksud pernyataan tersebut, Kadyrov menegaskan 'kami akan mengirim sang pembunuh pada Tuhan, memberi tiket sekali jalan untuknya'.
"Seorang warga Rusia dari suku Chechen dipenggal dan saya tak percaya pada fakta yang menyebutkan ia adalah mata-mata, saya yakin ia dikhianati," kata Kadyrov.
Sebelumnya, muncul rekaman video pembunuhan warga Rusia oleh ISIS karena ia dianggap mata-mata yang bekerja sama dengan intelijen Rusia untuk mengintai ISIS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.