⚓️ Laut Cina Selatan MemanasPembangunan instalasi radar di salah satu pulau di kepulauan Spartly di Laut Cina Selatan. Asian Maritime Transparency Initiative merilis foto satelit pembangunan radar oleh Tiongkok di kepulauan yang menjadi sengketa beberapa negara. [REUTERS/CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/DigitalGlobe]
Jepang akan menandatangani kesepakatan dengan Filipina untuk memungkinkan Tokyo memasok peralatan militer ke Manila. Kesepakatan tersebut datang setelah meningkatnya ketegangan antara Filipina dan Cina atas sengketa di Laut Cina Selatan.
Menteri Pertahanan Filipina Voltaire Gazmin mengatakan pada Sabtu, 27 Februari 2016, perjanjian di antara kedua negara di Manila akan terealisasi pada Senin mendatang. Kesepakatan itu tidak ditujukan kepada negara manapun, tetapi bertujuan mengatasi kesenjangan dalam kemampuan militer Filipina yang kekurangan dana.
"Sekutu Asia mulai meningkatkan kerja sama pertahanan, bahkan sebelum perselisihan di Laut Filipina Barat," ucap Gazmin. Ia menggunakan nama yang diadopsi pemerintah Filipina untuk Laut Cina Selatan yang disengketakan, di mana konflik teritorial dengan Beijing telah berkobar dalam beberapa tahun terakhir.
"Ini tidak ditujukan kepada negara mana pun," ujarnya. Filipina tampaknya berupaya menghindari memprovokasi reaksi Cina, seperti dilansir Washington Post pada 27 Februari 2016.
Gazmin juga menuturkan belum ada diskusi tentang jenis alutsista yang akan diberikan Jepang. Namun, menurut dia, militer Filipina saat ini perlu meningkatkan kemampuan intelijen, pengawasan, dan pengintaian.
Beberapa negara di Asia Tenggara telah secara terbuka membawa hubungan keamanan dan politik mereka ke tingkat baru. Termasuk dengan mengadakan latihan militer bersama di Laut Cina Selatan.
Kesepakatan yang akan ditandatangani pada Senin nanti itu dibuat setelah Presiden Filipina Benigno Aquino III dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah bertukar kunjungan. Kedua kepala negara bersumpah mengintensifkan kerja sama pertahanan, memicu pembicaraan tentang perjanjian keamanan yang akan memungkinkan pasukan Jepang mengadakan latihan besar dengan pasukan Filipina di Filipina.
Jepang akan menandatangani kesepakatan dengan Filipina untuk memungkinkan Tokyo memasok peralatan militer ke Manila. Kesepakatan tersebut datang setelah meningkatnya ketegangan antara Filipina dan Cina atas sengketa di Laut Cina Selatan.
Menteri Pertahanan Filipina Voltaire Gazmin mengatakan pada Sabtu, 27 Februari 2016, perjanjian di antara kedua negara di Manila akan terealisasi pada Senin mendatang. Kesepakatan itu tidak ditujukan kepada negara manapun, tetapi bertujuan mengatasi kesenjangan dalam kemampuan militer Filipina yang kekurangan dana.
"Sekutu Asia mulai meningkatkan kerja sama pertahanan, bahkan sebelum perselisihan di Laut Filipina Barat," ucap Gazmin. Ia menggunakan nama yang diadopsi pemerintah Filipina untuk Laut Cina Selatan yang disengketakan, di mana konflik teritorial dengan Beijing telah berkobar dalam beberapa tahun terakhir.
"Ini tidak ditujukan kepada negara mana pun," ujarnya. Filipina tampaknya berupaya menghindari memprovokasi reaksi Cina, seperti dilansir Washington Post pada 27 Februari 2016.
Gazmin juga menuturkan belum ada diskusi tentang jenis alutsista yang akan diberikan Jepang. Namun, menurut dia, militer Filipina saat ini perlu meningkatkan kemampuan intelijen, pengawasan, dan pengintaian.
Beberapa negara di Asia Tenggara telah secara terbuka membawa hubungan keamanan dan politik mereka ke tingkat baru. Termasuk dengan mengadakan latihan militer bersama di Laut Cina Selatan.
Kesepakatan yang akan ditandatangani pada Senin nanti itu dibuat setelah Presiden Filipina Benigno Aquino III dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah bertukar kunjungan. Kedua kepala negara bersumpah mengintensifkan kerja sama pertahanan, memicu pembicaraan tentang perjanjian keamanan yang akan memungkinkan pasukan Jepang mengadakan latihan besar dengan pasukan Filipina di Filipina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.