Leopard TNI AD [CNN Indonesia/Abraham Utama] ☠
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Mulyono mengatakan, saat ini institusinya sedang menyiapkan lahan latihan tank tempur utama (main battle tank) Leopard, di Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Mulyono berkata, karena belum memiliki lahan latihan, tank leopard yang ada saat ini masih menganggur dan belum dapat diuji coba. Mantan Panglima Kostrad itu memaparkan, ia telah berkomunikasi dengan Kementerian Pertahanan terkait lahan latihan di Cibenda.
"Lahannya kami siapkan. Bikin senjata kok seperti bikin tempe. Nanti lahannya kami siapkan di daerah Cibenda. Itu sudah direncanakan," katanya di Monumen Nasional, Jakarta, Selasa (1/3).
Mulyono menuturkan, persenjataan tank leopard yang belum dimiliki insititusinya akan dibeli tahun 2015 ini. Ia berkata, uji tembak persenjataan di negara produsen juga akan diusahakan berjalan tahun ini.
"Tahun ini akan kita lengkapi dengan alat komunikasinya sehingga nanti betul-betul sesuai dengan spesifikasi awal," ucap Mulyono.
Seperti diketahui, Kemhan memesan ratusan unit tank dari pemerintah Jerman. Pada rincian pesanan itu terdapat tank jenis Leopard Revolution, Leopard 2A4 dan Marder.
Akhir Februari lalu Mulyono berkata, tank Leopard yang telah tiba di Indonesia hanya armada murni yang tidak dilengkapi perlengkapan tempur.
Sebelum menandatangani kontrak pembelian amunisi tank-tank itu, otoritas Kemhan dan TNI AD berencana mengunjungi pabrikan Rheinmetall di Jerman.
September 2015 lalu Dinas Penerangan TNI AD mengumumkan, 21 tank tempur utama Leopard telah tiba di Gedung Pusat Kendaraan TNI AD.
Seluruh tank tersebut kemudian diserahkan ke sejumlah Batalyon Kaveleri, salah satunya yang berada di Cijantung, Jakarta Timur, yaitu Yonkav 1/Badak Ceta Cakti.
September lalu, komandan batalyon tersebut, Mayor Andre Henry Mensangi, mengatakan institusinya saat ini baru memiliki 12 tank Leopard. Awalnya, TNI dan Kemhan menargetkan batalyonnya akan mengoperasionalkan 48 tank buatan Jerman tersebut.
"Kami juga kekurangan 11 garasi. Nanti akan dibangun di kompi markas. Anggarannya kami ajukan di RKA (Rencana Kerja Anggaran) tahun 2016," ucap Andre. (abra)
Tank Leopard Baru Siap Operasional Akhir 2016
Sebanyak 100 lebih tank Leopard baru siap operasional akhir tahun 2016. Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal (TNI) Mulyono seusai apel pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI) di Silang Monas, Selasa (1/3/2016), mengakui, kelengkapan tank Leopard memang belum sempurna.
"Kami sedang menyiapkan semuanya. Alat komunikasi hingga lahan latihan penembakan semuanya dipersiapkan," kata Mulyono.
Pernyataan itu terkait pemeriksaan Komisi I DPR atas kesiapan tank Leopard di Batalyon Kavaleri 8 Kostrad di Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (19/2/2016).
Ketika itu Wakil Ketua Komisi I DPR Mayjen (Purn) TB Hasanudin mengecam kekurangan dan ketidaksiapan tank Leopard yang diusulkan pengadaannya di zaman KSAD Jenderal (TNI) Pramono Edhie Wibowo tahun 2012.
"Alat komunikasi tidak ada, kontrol pengatur tembakan tidak ada, alat penjejak malam (night vision) tidak ada, dongkrak tank ukuran 20 ton yang dibutuhkan justru disediakan yang 10 ton sehingga tidak bisa dilakukan perawatan. Lahan penembakan tidak ada sehingga harus meminjam lapangan penembakan senjata TNI Angkatan Udara (Air Weapon Range)," kata TB Hasanudin.
Secara terpisah, pengamat pertahanan dan mantan dosen Universitas Pertahanan (Unhan), Al Araf, mengingatkan, tank Leopard tidak pernah ada dalam usulan rencana strategis Kementerian Pertahanan 2009-2029.
Tank Leopard memiliki meriam dengan diameter 120 milimeter dan panjang 9,7 meter. Untuk diangkut ke daerah operasi, tank Leopard membutuhkan truk trailer pengangkut yang panjangnya 20 meter lebih. Selain itu, dibutuhkan jembatan-jembatan bailey ukuran besar agar dapat dilewati tank itu.
Menurut TB Hasanudin, pada rapat dengar pendapat KSAD dan DPR tahun 2012, dijanjikan tank Leopard beroperasi di Kalimantan untuk menjaga perbatasan dan mengimbangi kekuatan negara tetangga.
KSAD Jenderal (TNI) Mulyono menjanjikan, semua kekurangan akan dipenuhi pada tahun 2016. Akhir tahun nanti, tank Leopard akan bisa beroperasi sebagaimana layaknya tank tempur.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Mulyono mengatakan, saat ini institusinya sedang menyiapkan lahan latihan tank tempur utama (main battle tank) Leopard, di Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Mulyono berkata, karena belum memiliki lahan latihan, tank leopard yang ada saat ini masih menganggur dan belum dapat diuji coba. Mantan Panglima Kostrad itu memaparkan, ia telah berkomunikasi dengan Kementerian Pertahanan terkait lahan latihan di Cibenda.
"Lahannya kami siapkan. Bikin senjata kok seperti bikin tempe. Nanti lahannya kami siapkan di daerah Cibenda. Itu sudah direncanakan," katanya di Monumen Nasional, Jakarta, Selasa (1/3).
Mulyono menuturkan, persenjataan tank leopard yang belum dimiliki insititusinya akan dibeli tahun 2015 ini. Ia berkata, uji tembak persenjataan di negara produsen juga akan diusahakan berjalan tahun ini.
"Tahun ini akan kita lengkapi dengan alat komunikasinya sehingga nanti betul-betul sesuai dengan spesifikasi awal," ucap Mulyono.
Seperti diketahui, Kemhan memesan ratusan unit tank dari pemerintah Jerman. Pada rincian pesanan itu terdapat tank jenis Leopard Revolution, Leopard 2A4 dan Marder.
Akhir Februari lalu Mulyono berkata, tank Leopard yang telah tiba di Indonesia hanya armada murni yang tidak dilengkapi perlengkapan tempur.
Sebelum menandatangani kontrak pembelian amunisi tank-tank itu, otoritas Kemhan dan TNI AD berencana mengunjungi pabrikan Rheinmetall di Jerman.
September 2015 lalu Dinas Penerangan TNI AD mengumumkan, 21 tank tempur utama Leopard telah tiba di Gedung Pusat Kendaraan TNI AD.
Seluruh tank tersebut kemudian diserahkan ke sejumlah Batalyon Kaveleri, salah satunya yang berada di Cijantung, Jakarta Timur, yaitu Yonkav 1/Badak Ceta Cakti.
September lalu, komandan batalyon tersebut, Mayor Andre Henry Mensangi, mengatakan institusinya saat ini baru memiliki 12 tank Leopard. Awalnya, TNI dan Kemhan menargetkan batalyonnya akan mengoperasionalkan 48 tank buatan Jerman tersebut.
"Kami juga kekurangan 11 garasi. Nanti akan dibangun di kompi markas. Anggarannya kami ajukan di RKA (Rencana Kerja Anggaran) tahun 2016," ucap Andre. (abra)
Tank Leopard Baru Siap Operasional Akhir 2016
Sebanyak 100 lebih tank Leopard baru siap operasional akhir tahun 2016. Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal (TNI) Mulyono seusai apel pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI) di Silang Monas, Selasa (1/3/2016), mengakui, kelengkapan tank Leopard memang belum sempurna.
"Kami sedang menyiapkan semuanya. Alat komunikasi hingga lahan latihan penembakan semuanya dipersiapkan," kata Mulyono.
Pernyataan itu terkait pemeriksaan Komisi I DPR atas kesiapan tank Leopard di Batalyon Kavaleri 8 Kostrad di Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (19/2/2016).
Ketika itu Wakil Ketua Komisi I DPR Mayjen (Purn) TB Hasanudin mengecam kekurangan dan ketidaksiapan tank Leopard yang diusulkan pengadaannya di zaman KSAD Jenderal (TNI) Pramono Edhie Wibowo tahun 2012.
"Alat komunikasi tidak ada, kontrol pengatur tembakan tidak ada, alat penjejak malam (night vision) tidak ada, dongkrak tank ukuran 20 ton yang dibutuhkan justru disediakan yang 10 ton sehingga tidak bisa dilakukan perawatan. Lahan penembakan tidak ada sehingga harus meminjam lapangan penembakan senjata TNI Angkatan Udara (Air Weapon Range)," kata TB Hasanudin.
Secara terpisah, pengamat pertahanan dan mantan dosen Universitas Pertahanan (Unhan), Al Araf, mengingatkan, tank Leopard tidak pernah ada dalam usulan rencana strategis Kementerian Pertahanan 2009-2029.
Tank Leopard memiliki meriam dengan diameter 120 milimeter dan panjang 9,7 meter. Untuk diangkut ke daerah operasi, tank Leopard membutuhkan truk trailer pengangkut yang panjangnya 20 meter lebih. Selain itu, dibutuhkan jembatan-jembatan bailey ukuran besar agar dapat dilewati tank itu.
Menurut TB Hasanudin, pada rapat dengar pendapat KSAD dan DPR tahun 2012, dijanjikan tank Leopard beroperasi di Kalimantan untuk menjaga perbatasan dan mengimbangi kekuatan negara tetangga.
KSAD Jenderal (TNI) Mulyono menjanjikan, semua kekurangan akan dipenuhi pada tahun 2016. Akhir tahun nanti, tank Leopard akan bisa beroperasi sebagaimana layaknya tank tempur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.