Moro LIPI V1 |
Bomb Disposal Robot
Moro
LIPI V-1 merupakan robot penjinak bom yang mempunyai ciri utama
penggerak platform berupa roda dan rantai yang dipasangi sepatu karet
pada sisi luarnya dan menghubungkan roda depan dan belakang sehingga
tangguh ketika melewati tanggul.
Robot
dapat dioperasikan dari jarak jauh dengan komunikasi nirkabel untuk
menjinakkan bom dengan cara memotong rangkaian pemicu ledakan bom.
Operator dapat mengoperasikan Moro LIPI (Motor Robot) dari jarak jauh
menggunakan joystick dengan cara melihat citra pada monitor komputer
yang dikirim oleh kamera yang dipasang di Moro LIPI.
Robot versi 1 ini dimiliki kemampuan untuk menaiki tangga dengan slope 15 derajat.
Perhubungan Bambang Susantono dan Kepala LIPI Umar Anggara
Jenie mengamati cara kerja mobil robot berlengan Morolipi (Mobil Robot
Penjinak Bom LIPI) di Anyer, Banten, 10 Februari 2010. Robot yang
diproduksi Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI tersebut
dapat digunakan sebagai robot penjinak bom.
Morolipi tidak
sekadar bisa berjalan di atas tanah datar saja, tapi dapat naik-turun
tangga. Nantinya, mobil robot ini disiapkan sebagai salah satu peralatan
militer, sebagai mobil robot yang maju di garda depan kancah
pertempuran, robot pengintai, bahkan untuk membantu pasukan anti
huru-hara mengatasi kerusuhan.
“Inovasi dan kreasi baru sedang
disiapkan oleh para peneliti untuk semakin menyempurnakan kinerja mobil
robot yang dioperasikan menggunakan joystick ini,” ujar Dr Eng Estiko
Rijanto, peneliti Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik
(Telimek) LIPI.
Terkait masalah harga, Estiko menjamin mobil
robot ini bisa lebih murah hingga 50% dibanding mobil robot penjinak bom
impor yang kini mencapai harga sekitar Rp1 miliar per unit. “Diupayakan
semua onderdil yang dibutuhkan untuk merakit mobil robot yang
dikendalikan secara jarak jauh ini bisa didapatkan dari produk lokal,”
ujarnya.
Meskipun untuk beberapa komponen tertentu, pihaknya
masih harus mengimpor beberapa onderdil, seperti motor listrik dan sabuk
bergigi dua muka. Morolipi merupakan prototipe mobil robot penjinak bom
yang telah dikembangkan LIPI sejak 2004.
Mobil robot ini dapat
dioperasikan dari jarak jauh memakai kabel untuk menjinakkan bom dengan
cara memotong kabel listrik rangkaian pemicu ledakan bom. Operator dapat
mengoperasikan mobil robot itu dari jarak maksimal 6 km menggunakan
joystick dengan cara melihat gambar di monitor komputer yang dikirim
oleh video yang terpasang di mobil tersebut.
Prototipe teknologi
itu telah didaftarkan hak kekayaan intelektualnya (HKI) dengan nomor
pendaftaran paten P00200500585 (17 Oktober 2005) dan pendaftaran paten
P00200600696 (30 November 2006). Namun, lanjut dia, dukungan masih
diperlukan untuk melakukan penyempurnaan teknis melalui kegiatan
penelitian dan pengembangan selama 1–2 tahun ke depan, agar prototipe
mobil tersebut siap ditransfer ke industri swasta dan BUMN atau pengguna
lainnya, seperti POLRI dan TNI. Morolipi-V.1 yang sudah berhasil
dikembangkan tim peneliti LIPI.
Mobil robot ini memiliki
dua ruas lengan yang dapat berputar bebas ke lima arah sehingga bisa
menekuk. Masing-masing ruas lengan panjang 70 cm dan bisa bergerak 360
derajat. Tinggi Morolipi-V.1 ini mencapai 1,5 meter, dan didukung
elemen- elemen kerja berupa artikulator, pengontrol artikulator, kamera
biasa, dan inframerah yang akan mengirimkan gambar lapangan secara
nirkabel ke operator melalui layar komputer serta gripper sebagai alat
penjepit dan pemotong kabel. Rangkaian elektronik penggerak mulai kontak
dengan roda penggerak, lengan, kopling elektronika mekanisme melewati
tangga, serta pengontrol supervisor untuk memudahkan pengoperasian.
Dalam
suatu uji coba Morolipi dapat memotong kabel berukuran 2 mm yang
mengalirkan arus listrik itu sebelum sampai ke bahan peledak. Kecepatan
robot itu menjinakkan bom sangat tergantung dari kecepatan operator
mengendalikannya. Bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan robot,
yaitu aki listrik.
Selain memiliki empat roda vespa delapan inci,
robot itu juga dilengkapi sabuk roda, yang membantu robot itu menaiki
tangga tanpa harus terpeleset. Kecepatan geraknya sama seperti kecepatan
jalan manusia, yaitu 3 meter per detik. “Dari jarak 6 km, robot
penjinak bom itu bisa dioperasikan. Jarak tersebut cukup aman untuk
menjinakkan bom,” ujarnya.
Dalam uji coba menjinakkan bahan
peledak, Morolipi terbukti dapat bekerja efektif, yaitu memotong
rangkaian kabel berukuran diameter 2 mm yang dapat memicu ledakan
sehingga bahan peledak nonaktif.
Setelah sempat terhenti selama
dua tahun, 2007-2008, Estiko dan timnya mulai membuat mobil robot
generasi kedua, yaitu Morolipi V.2. Pada Morolipi versi ini robot
ditingkatkan kemampuannya untuk membawa senjata api. Robot generasi baru
ini dapat dikendalikan untuk mendekati dan menembak sasaran. Selain
itu, juga akan dilakukan pengembangan ke arah nonmiliter, yaitu
melengkapi robot dengan alat pembersih tangki bahan bakar minyak di
pelabuhan.
Pengembangan robot penjinak bom atau mobil
robot, baik oleh Endra maupun Estiko, dapat mengurangi ketergantungan
pada pihak asing. Pembuatan robot di dalam negeri juga dapat menekan
biaya hingga setengahnya dibandingkan impor mobil robot penjinak bom.
Harga robot impor bisa mencapai sekitar Rp 1 miliar per unit.
Pengembangan robot penjinak bom atau mobil
robot, baik oleh Endra maupun Estiko, dapat mengurangi ketergantungan
pada pihak asing. Pembuatan robot di dalam negeri juga dapat menekan
biaya hingga setengahnya dibandingkan impor mobil robot penjinak bom.
Harga robot impor bisa mencapai sekitar Rp 1 miliar per unit.
Menurut
dia, untuk mencapai tahap itu diperlukan waktu beberapa tahun lagi
sehingga prototipe Morolipi dapat difabrikasi oleh industri dan
digunakan oleh berbagai pihak, antara lain Polri dan TNI serta industri
manufaktur dan migas.
Robot pengintai tersebut diberi nama Morolipi v1.0,
sebuah mobil robot penjinak bom yang dikembangkan oleh LIPI (Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia) di tahun 2004, kemudian dilanjutkan hingga
tahun 2008.
Mobil Robot LIPI (Moro LIPI)
Sebenarnya penggunaan robot oleh pasukan
penjinak bahan peledak atau Tim Gegana Polri sudah dilakukan sejak lama.
Sayangnya, robot-robot yang digunakan masih produk impor, antara lain
berasal dari Israel dan Inggris.
Pemanfaatan security robot semacam itu yang paling
menghebohkan akhir-akhir ini tentu saja terjadi ketika penggerebekan
teroris di Dusun Beji, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. Robot penjinak bom
tersebut berjalan perlahan melintasi halaman dan menyelinap ke dalam
rumah target. Robot ini mampu mengambil gambar, video bahkan memindahkan
benda. Dengan pergerakannya membopong kamera, robot ini memuluskan
langkah polisi dalam membekuk orang yang bersembunyi dalam rumah di
tengah ladang jagung yang berhawa dingin tersebut, yang diduga sebagai
mastermind dari serangkaian tindakan terror yang terjadi di Indonesia
selama satu dekade terakhir (termasuk terror bom yang terjadi di Hotel
The Ritz-Carlton dan JW Marriott, kawasan Mega kuningan, Jakarta 17 Juli
lalu).
Robot yang digunakan ketika itu didatangkan khusus dari
Israel dengan harga yang cukup tinggi, harga per unitnya bisa mencapai 1
Milyar Rupiah. Namun demikian, sebenarnya Estiko Rijanto, seorang
peneliti mekatronika dan sistem kontrol di Pusat Penelitian Tenaga
Listrik dan Mekatronik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), telah
berhasil menemukan dan merakit robot penjinak bom, yang
diperkenalkannya pada tahun 2006. Robot pengintai tersebut diberi nama
Morolipi v1.0, mobil robot penjinak bom yang dikembangkan oleh LIPI
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Prototipe Morolipi yang telah
dipatenkan itu desain awalnya dirancang pada tahun 2004 yang kemudian
dilanjutkan hingga tahun 2008. Namun demikian, menurut Menteri Riset dan
Teknologi saat itu, Kusmayanto Kadiman, robot tersebut mungkin belum
bisa digunakan karena masih tahap pengembangan.
Morolipi adalah unit mobil robot berlengan penjepit yang
memiliki kemampuan memotong putus kabel yang juga robotik. Dalam uji
coba menjinakkan bahan peledak, Morolipi terbukti dapat bekerja efektif,
yaitu memotong rangkaian kabel berukuran diameter 2 mm yang dapat
memicu ledakan sehingga bahan peledak nonaktif.
5 Keunggulan Moro LIPI V-1 :
➀ Rancangan berbasis pesanan sesuai kebutuhan pengguna.
➁ Memaksimalkan potensi dalam negeri.
➂ Perbaikan dan perawatannya lebih mudah dilakukan karena merupakan produksi dalam negeri.
➃ Mampu melewati tanggul dan tangga dengan slope 15º.
➄ Mampu memotong kabel diameter 3 mm untuk menjinakan bom.
➁ Memaksimalkan potensi dalam negeri.
➂ Perbaikan dan perawatannya lebih mudah dilakukan karena merupakan produksi dalam negeri.
➃ Mampu melewati tanggul dan tangga dengan slope 15º.
➄ Mampu memotong kabel diameter 3 mm untuk menjinakan bom.
Spesifikasi :
Mampu berjalan di permukaan yang datar ataupun menaiki
tangga dengan kecepatan 3 meter per detik tanpa
menggunakan energi karena menggunakan kopling elektrik.
Memiliki dua ruas lengan dengan panjang 70cm dan dapat
bergerak bebas ke lima arah, berputar 360 derajat, juga menekuk,
Terdapat gripper sebagai alat penjepit dan pemotong kabel di bagian
ujung lengannya, Didukung dengan camera, sensor inframerah, pengontrol
artikulator dan artikulator yang dapat mengirimkan detail gambar ke
komputer, Dikendalikan dengan jarak maksimal 6km dengan menggunakan
tongkat pengendali atau joystick.
Memiliki rangkaian elektronik penggerak mulai kontak
dengan roda penggerak, lengan, kopling elektronika mekanisme melewati
tangga, serta pengontrol supervisor untuk memudahkan pengoperasian. Bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan robot
berupa aki listrik, Memiliki 4 roda vespa delapan inci, plus sabuk roda
untuk membantu menaiki tangga tanpa terpeleset,
Dimensi : 105 cm X 92 cm X 120 cm
Berat : 80-100 kg
Kamera : CCD Camera with infared illumination
Tenaga : Baterai 4 X @ 12 volt
Alat Komunikasi : RF (Fully digital 2.4 Ghz / 900 Mhz)
Durasi Misi : 1 Jam
Kecepatan Maksmum : 0,68 m/detik
Berat : 80-100 kg
Kamera : CCD Camera with infared illumination
Tenaga : Baterai 4 X @ 12 volt
Alat Komunikasi : RF (Fully digital 2.4 Ghz / 900 Mhz)
Durasi Misi : 1 Jam
Kecepatan Maksmum : 0,68 m/detik
Menristek Suharna Surapranata bersama Wakil Menteri |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.