Ilustrasi Hercules TNI AU (TNI AU) ⚒
Fraksi PDIP DPR menyatakan terus mendorong agar anggaran untuk pertahanan ditingkatkan. Anggota Komisi I dari Fraksi PDIP Charles Honoris menyatakan perlu ada reformasi pengelolaan alutsista (alat utama sistem persenjataan) TNI, terutama setelah insiden jatuhnya pesawat Hercules di Papua.
"TNI harus melakukan investigasi komprehensif terkait perawatan dan pengelolaan skuadron pesawat miliknya. Harus ada reformasi pengelolaan alutsista di tubuh TNI," kata Charles kepada wartawan, Rabu (21/12/2016).
Dia menyoroti insiden pesawat Hercules yang jatuh di Papua. Menurutnya, Hercules sejenis masih banyak digunakan di berbagai negara dengan optimal. Namun dengan catatan, perawatannya dilakukan dengan baik.
Charles mengakui memang ada keterbatasan anggaran untuk membeli pesawat baru untuk TNI. Sebab, ada banyak antrean yang harus dilewati untuk pengadaan pesawat angkut militer baru.
"Tahun 2017 nanti, anggaran untuk TNI AU memang yang paling kecil. Dari rencana anggaran Rp 108 T, matra udara hanya mendapat alokasi Rp 13,8 T. Fraksi PDI Perjuangan terus mendorong agar anggaran pertahanan dari tahun ke tahun terus meningkat," terangnya.
"Dan seimbang sesuai dengan kebutuhan riil sektor pertahanan kita. Kita mendukung penuh pemerintah menaikkan anggaran pertahanan sampai 2019 sebesar Rp 250 triliun," sambung Charles.
Sebagai anggota komisi yang membidangi pertahanan, Charles memahami betul bahwa TNI AU memiliki keterbatasan. Setelah kecelakaan Hercules di Medan pada 2015, menurutnya hanya ada 11 pesawat yang kondisinya siap terbang dari 24 unit Hercules.
"Dan dari total 50 pesawat angkut yang kita punya, hanya 24 unit yg bisa terbang. Ini tentunya harus menjadi bahan evaluasi bagi TNI AU terkait perawatan dan pengelolaan pesawat terbang TNI," ucap dia.
Charles mengingatkan, dalam setahun terakhir, sudah ada beberapa kecelakaan yang melibatkan pesawat TNI. Baik pesawat tempur maupun pesawat angkut penumpang.
"Setidaknya sudah 5 kali. Prajurit TNI itu dilatih dan dididik untuk menghadapi ancaman dan musuh NKRI, bukan untuk mati karena kelalaian institusi. Jangan jadikan pesawat dan alutsista sebagai peti mati prajurit kita," tegas Charles.
Seperti diketahui, pesawat Hercules jatuh di Wamena, Papua, pada Senin (19/12). Seluruh kru dan penumpang pesawat angkut itu tewas, total 13 orang. (elz/dhn)
Fraksi PDIP DPR menyatakan terus mendorong agar anggaran untuk pertahanan ditingkatkan. Anggota Komisi I dari Fraksi PDIP Charles Honoris menyatakan perlu ada reformasi pengelolaan alutsista (alat utama sistem persenjataan) TNI, terutama setelah insiden jatuhnya pesawat Hercules di Papua.
"TNI harus melakukan investigasi komprehensif terkait perawatan dan pengelolaan skuadron pesawat miliknya. Harus ada reformasi pengelolaan alutsista di tubuh TNI," kata Charles kepada wartawan, Rabu (21/12/2016).
Dia menyoroti insiden pesawat Hercules yang jatuh di Papua. Menurutnya, Hercules sejenis masih banyak digunakan di berbagai negara dengan optimal. Namun dengan catatan, perawatannya dilakukan dengan baik.
Charles mengakui memang ada keterbatasan anggaran untuk membeli pesawat baru untuk TNI. Sebab, ada banyak antrean yang harus dilewati untuk pengadaan pesawat angkut militer baru.
"Tahun 2017 nanti, anggaran untuk TNI AU memang yang paling kecil. Dari rencana anggaran Rp 108 T, matra udara hanya mendapat alokasi Rp 13,8 T. Fraksi PDI Perjuangan terus mendorong agar anggaran pertahanan dari tahun ke tahun terus meningkat," terangnya.
"Dan seimbang sesuai dengan kebutuhan riil sektor pertahanan kita. Kita mendukung penuh pemerintah menaikkan anggaran pertahanan sampai 2019 sebesar Rp 250 triliun," sambung Charles.
Sebagai anggota komisi yang membidangi pertahanan, Charles memahami betul bahwa TNI AU memiliki keterbatasan. Setelah kecelakaan Hercules di Medan pada 2015, menurutnya hanya ada 11 pesawat yang kondisinya siap terbang dari 24 unit Hercules.
"Dan dari total 50 pesawat angkut yang kita punya, hanya 24 unit yg bisa terbang. Ini tentunya harus menjadi bahan evaluasi bagi TNI AU terkait perawatan dan pengelolaan pesawat terbang TNI," ucap dia.
Charles mengingatkan, dalam setahun terakhir, sudah ada beberapa kecelakaan yang melibatkan pesawat TNI. Baik pesawat tempur maupun pesawat angkut penumpang.
"Setidaknya sudah 5 kali. Prajurit TNI itu dilatih dan dididik untuk menghadapi ancaman dan musuh NKRI, bukan untuk mati karena kelalaian institusi. Jangan jadikan pesawat dan alutsista sebagai peti mati prajurit kita," tegas Charles.
Seperti diketahui, pesawat Hercules jatuh di Wamena, Papua, pada Senin (19/12). Seluruh kru dan penumpang pesawat angkut itu tewas, total 13 orang. (elz/dhn)
☠ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.