Sedang Ditimbang untuk DipinangRudal Umkhonto (Defence news) ⚒
Kapal korvet eks kelas Nakhoda Ragam yang dibeli TNI AL pada 2013 dan bersalin rupa menjadi MRLF (Multi Role Light Frigate) kelas Bung Tomo, secara perlahan melengkapi diri dengan beragam sistem senjata.
Seperti diketahui, MRLF kelas Bung Tomo ini sudah dilengkapi dengan VLS (Vertical Launch System) sebanyak 16 sel yang meluncurkan rudal antipesawat untuk sistem anti pertahanan kapal perang itu sendiri. Desain asli VLS pada MLRF sendiri diperuntukkan bagi rudal Seawolf. Sayangnya, rudal ini sudah uzur dan tidak diproduksi lagi.
TNI AL sendiri sudah melakukan pengadaan sejumlah sistem rudal pertahanan diri, termasuk rudal MICA untuk PKR-105. Salah satu pesaing sebelum MICA terpilih adalah rudal Umkhonto buatan Denel Defense (Kentron) Afrika Selatan.
Nah, untuk MLRF kabarnya Denel Defense ikut serta lagi untuk memperebutkan ‘hunian’ di dalam VLS.
Umkhonto sendiri merupakan nama tombak sakti milik Raja Shaka dari suku Zulu. Rudal pertahanan diri ini memang relatif kurang terdengar di kancah persaingan internasional, tetapi bukan berarti tak bertaji. Adopsi Umkhonto oleh 12 Angkatan Laut di seluruh dunia menjadi buktinya.
Umkhonto tersedia dalam tiga varian: pemandu infra merah (Umkhonto IR) untuk jarak dekat, pemandu IR dengan booster (Umkhonto ER-IR) untuk jarak sedang, dan pemandu Radar (Umkhonto-R) untuk sasaran BVR (Beyond Visual Range). Besar kemungkinan yang dijajaki oleh TNI AL adalah Umkhonto IR Block 2 yang memiliki jarak efektif sampai 15 km terhadap sasaran seukuran pesawat terbang.
Pengembangan awal dari Umkhonto IR (Block I) dilakukan Denel pada tahun 2001 untuk mempersenjatai frigat kelas Meko A200 yang memang dilengkapi dengan VLS.
Pengembangan varian Umkhonto IR Block 2 dilakukan atas pesanan AL Finlandia yang hendak memasangnya ke kapal cepat kelas Hamina. Denel memasang sistem pemandu IR generasi baru dan algoritma pengenalan sasaran yang lebih baik. Dengan sistem ini Umkhonto mampu membedakan antara sasaran dan objek sekitar sehingga memiliki pertahanan terhadap gangguan elektronik atau lingkungan sekitar yang lebih baik.
Rudal sepanjang tiga meter dan berbobot 125 kg saat peluncuran ini hanya butuh 16 detik untuk melesat menuju sasaran sejauh 8 km dari kapal peluncur. Kemampuannya bermanuver di udara disediakan oleh nosel yang bisa diubah-ubah sudutnya (thrust vectoring control).
Karena sistem pemandunya yang berbasis infra merah, Umkhonto IR cukup menerima informasi sasaran dari sistem manajemen pertempuran. Sistem manajemen menerima pasokan data sasaran udara dari radar pencari dan penjejak 3 dimensi buatan British Aerospace Insyte AWS-9 dan 1802SW yang terpasang pada MRLF.
Umkhonto IR Block 2 juga dapat menerima informasi sasaran setelah rudal diluncurkan, atau bias dikenal dengan teknologi LOAL (Lock On After Launch). Rudal ini juga mampu menerima pembaruan informasi dan koreksi atas data sasaran saat tengah meluncur, dan langsung di-update ke sistem pemandu inersialnya.
Umkhonto-IR menyalakan sistem pemandu IR-nya pada saat fase terminal untuk menjejak emisi panas dari sasarannya dan menghantam sasaran dengan hulu ledak fragmentasi.
Spek Umkhonto IR Block 2
➲ Panjang : 3.320mm
➲ Diameter : 180mm
➲ Bentang sayap : 500mm
➲ Spek VLS : panjang kotak 3.800mm, diameter 650mm
➲ Jarak : 15.000m dan sampai 20.000m
Kapal korvet eks kelas Nakhoda Ragam yang dibeli TNI AL pada 2013 dan bersalin rupa menjadi MRLF (Multi Role Light Frigate) kelas Bung Tomo, secara perlahan melengkapi diri dengan beragam sistem senjata.
Seperti diketahui, MRLF kelas Bung Tomo ini sudah dilengkapi dengan VLS (Vertical Launch System) sebanyak 16 sel yang meluncurkan rudal antipesawat untuk sistem anti pertahanan kapal perang itu sendiri. Desain asli VLS pada MLRF sendiri diperuntukkan bagi rudal Seawolf. Sayangnya, rudal ini sudah uzur dan tidak diproduksi lagi.
TNI AL sendiri sudah melakukan pengadaan sejumlah sistem rudal pertahanan diri, termasuk rudal MICA untuk PKR-105. Salah satu pesaing sebelum MICA terpilih adalah rudal Umkhonto buatan Denel Defense (Kentron) Afrika Selatan.
Nah, untuk MLRF kabarnya Denel Defense ikut serta lagi untuk memperebutkan ‘hunian’ di dalam VLS.
Umkhonto sendiri merupakan nama tombak sakti milik Raja Shaka dari suku Zulu. Rudal pertahanan diri ini memang relatif kurang terdengar di kancah persaingan internasional, tetapi bukan berarti tak bertaji. Adopsi Umkhonto oleh 12 Angkatan Laut di seluruh dunia menjadi buktinya.
Umkhonto tersedia dalam tiga varian: pemandu infra merah (Umkhonto IR) untuk jarak dekat, pemandu IR dengan booster (Umkhonto ER-IR) untuk jarak sedang, dan pemandu Radar (Umkhonto-R) untuk sasaran BVR (Beyond Visual Range). Besar kemungkinan yang dijajaki oleh TNI AL adalah Umkhonto IR Block 2 yang memiliki jarak efektif sampai 15 km terhadap sasaran seukuran pesawat terbang.
Pengembangan awal dari Umkhonto IR (Block I) dilakukan Denel pada tahun 2001 untuk mempersenjatai frigat kelas Meko A200 yang memang dilengkapi dengan VLS.
Pengembangan varian Umkhonto IR Block 2 dilakukan atas pesanan AL Finlandia yang hendak memasangnya ke kapal cepat kelas Hamina. Denel memasang sistem pemandu IR generasi baru dan algoritma pengenalan sasaran yang lebih baik. Dengan sistem ini Umkhonto mampu membedakan antara sasaran dan objek sekitar sehingga memiliki pertahanan terhadap gangguan elektronik atau lingkungan sekitar yang lebih baik.
Rudal sepanjang tiga meter dan berbobot 125 kg saat peluncuran ini hanya butuh 16 detik untuk melesat menuju sasaran sejauh 8 km dari kapal peluncur. Kemampuannya bermanuver di udara disediakan oleh nosel yang bisa diubah-ubah sudutnya (thrust vectoring control).
Karena sistem pemandunya yang berbasis infra merah, Umkhonto IR cukup menerima informasi sasaran dari sistem manajemen pertempuran. Sistem manajemen menerima pasokan data sasaran udara dari radar pencari dan penjejak 3 dimensi buatan British Aerospace Insyte AWS-9 dan 1802SW yang terpasang pada MRLF.
Umkhonto IR Block 2 juga dapat menerima informasi sasaran setelah rudal diluncurkan, atau bias dikenal dengan teknologi LOAL (Lock On After Launch). Rudal ini juga mampu menerima pembaruan informasi dan koreksi atas data sasaran saat tengah meluncur, dan langsung di-update ke sistem pemandu inersialnya.
Umkhonto-IR menyalakan sistem pemandu IR-nya pada saat fase terminal untuk menjejak emisi panas dari sasarannya dan menghantam sasaran dengan hulu ledak fragmentasi.
Spek Umkhonto IR Block 2
➲ Panjang : 3.320mm
➲ Diameter : 180mm
➲ Bentang sayap : 500mm
➲ Spek VLS : panjang kotak 3.800mm, diameter 650mm
➲ Jarak : 15.000m dan sampai 20.000m
☠ Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.