Rencana pembangunan Dermaga Pangkalan TNI Angkatan Laut (AL) di pesisir pantai Balikpapan bukan sebatas wacana. Tahun ini, DPRD bakal mengalokasikan Rp 1,5-2 miliar dalam APBD Perubahan untuk penyusunan Detail Engineering Design (DED) proyek di pantai belakang Banua Patra tersebut.
Demikian disampaikan Ketua Komisi III DPRD Balikpapan Abdulloh di sela-sela diskusi publik tentang kajian kedalaman laut pembangunan dermaga AL di Hotel Grand Tiga Mustika, kemarin (23/6). “DED segera dibuat setelah itu baru kita akan tahu berapa kebutuhan anggaran untuk pekerjaan fisik. Perkiraan sekitar Rp 80 miliar,” terangnya.
Senada, Ketua DPRD Andi Burhanuddin Solong (ABS) menilai pembangunan dermaga AL di Balikpapan merupakan kebutuhan prioritas yang tidak dapat dihambat oleh siapa pun.
Menjaga pertahanan dan keamanan laut, katanya, merupakan instrumen yang diatur dalam UUD yang saling terkait antara UU nomor 3 tahun 2002 tentang Ketahanan Negara, UU TNI nomor 34 tahun 2004, UU yang mengatur fungsi negara termasuk UU Pemanfaatan daerah pesisir dan pantai.
“Bahwa membangun pertahanan dan keamanan negara menjadi prioritas dan siapa pun harus tunduk pada kepentingan nasional karena ini menyangkut pertahanan negara,” tegas ABS setelah membuka diskusi publik tersebut.
Ia tidak mempersoalkan pembangunan lain seperti Pertamina dan Pelindo yang akan mengembangkan pelabuhan di sekitar lokasi yang bersinggung dengan pembangunan dermaga AL.
“Kita lihat saja, itu kan perlu analisis. Tapi yang jelas poin utama dalam UU 2 tahun 2012 adalah Pertahanan dan Keamanan menjadi prioritas,” tambahnya.
Perwakilan Tim Ahli Geomatika dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Khomsin menyampaikan Balikpapan memang sangat strategis untuk pembangunan dermaga AL. Kondisinya yang berdekatan dengan Pelabuhan Semayang tidak menjadi masalah.
Ia membandingkan dengan dermaga AL di Surabaya yang berdampingan dengan Tanjung Priok sehingga jauh lebih ramai.
Ia menyebut Selat Makassar juga jauh lebih lebar dibanding dengan Selat Madura. Berdasarkan perbandingan itu, sangat layak dibangun dermaga AL di Balikpapan. Hanya, berdasarkan kajian, untuk mendapatkan kedalaman 10 meter dari muka air surut terendah, perlu jarak 350-500 meter menjorok ke arah laut dari bibir pantai.
“Ini tidak menjadi masalah. Hanya teknologinya nanti apakah mau reklamasi (pengurukan) atau dibangun travel memanjang ke laut. Lima ratus meter itu tidak terlalu jauh,” pungkasnya. Tim dari ITS terdiri dari empat tenaga ahli dan enam petugas lapangan. Mereka melakukan survei lapangan selama tiga bulan di lokasi dengan luasan 1x1 km.
Demikian disampaikan Ketua Komisi III DPRD Balikpapan Abdulloh di sela-sela diskusi publik tentang kajian kedalaman laut pembangunan dermaga AL di Hotel Grand Tiga Mustika, kemarin (23/6). “DED segera dibuat setelah itu baru kita akan tahu berapa kebutuhan anggaran untuk pekerjaan fisik. Perkiraan sekitar Rp 80 miliar,” terangnya.
Senada, Ketua DPRD Andi Burhanuddin Solong (ABS) menilai pembangunan dermaga AL di Balikpapan merupakan kebutuhan prioritas yang tidak dapat dihambat oleh siapa pun.
Menjaga pertahanan dan keamanan laut, katanya, merupakan instrumen yang diatur dalam UUD yang saling terkait antara UU nomor 3 tahun 2002 tentang Ketahanan Negara, UU TNI nomor 34 tahun 2004, UU yang mengatur fungsi negara termasuk UU Pemanfaatan daerah pesisir dan pantai.
“Bahwa membangun pertahanan dan keamanan negara menjadi prioritas dan siapa pun harus tunduk pada kepentingan nasional karena ini menyangkut pertahanan negara,” tegas ABS setelah membuka diskusi publik tersebut.
Ia tidak mempersoalkan pembangunan lain seperti Pertamina dan Pelindo yang akan mengembangkan pelabuhan di sekitar lokasi yang bersinggung dengan pembangunan dermaga AL.
“Kita lihat saja, itu kan perlu analisis. Tapi yang jelas poin utama dalam UU 2 tahun 2012 adalah Pertahanan dan Keamanan menjadi prioritas,” tambahnya.
Perwakilan Tim Ahli Geomatika dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Khomsin menyampaikan Balikpapan memang sangat strategis untuk pembangunan dermaga AL. Kondisinya yang berdekatan dengan Pelabuhan Semayang tidak menjadi masalah.
Ia membandingkan dengan dermaga AL di Surabaya yang berdampingan dengan Tanjung Priok sehingga jauh lebih ramai.
Ia menyebut Selat Makassar juga jauh lebih lebar dibanding dengan Selat Madura. Berdasarkan perbandingan itu, sangat layak dibangun dermaga AL di Balikpapan. Hanya, berdasarkan kajian, untuk mendapatkan kedalaman 10 meter dari muka air surut terendah, perlu jarak 350-500 meter menjorok ke arah laut dari bibir pantai.
“Ini tidak menjadi masalah. Hanya teknologinya nanti apakah mau reklamasi (pengurukan) atau dibangun travel memanjang ke laut. Lima ratus meter itu tidak terlalu jauh,” pungkasnya. Tim dari ITS terdiri dari empat tenaga ahli dan enam petugas lapangan. Mereka melakukan survei lapangan selama tiga bulan di lokasi dengan luasan 1x1 km.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.