Soal kemampuan tempur, prajurit Kopassus tak diragukan lagi. Namun banyak kisah menarik dan lucu dari polosnya mereka.
Salah satunya soal naik pesawat dan landing alias mendarat. Ada seorang prajurit yang begitu bahagia saat bisa merasakan pesawat landing.
Kisah ini dituturkan Pelda Sumardi alias Mardi Rambo. Dia seorang prajurit Kopassus yang memiliki kemampuan zeni demolisi. Mardi Rambo ini sudah 14 kali diturunkan di medan operasi. Sebuah rekor karena biasanya rata-rata prajurit Kopassus merasakan turun empat kali di medan operasi.
Nah, suatu hari Pelda Sumardi ditugaskan ke Bosnia yang saat itu sedang mengalami konflik berdarah. Buat orang lain, ditugaskan ke Bosnia ibarat mimpi buruk. Namun buat Pelda Sumardi ibarat mendapat durian runtuh.
"Sueeneng sekali ke Bosnia. Pesawat itu take off kemudian landing. Ternyata landing itu wueenaak sekali," kata Pelda Sumardi.
Apa istimewanya landing? Bukankah pesawat yang take off pasti landing? Tunggu dulu, itu hanya berlaku untuk orang sipil.
Rupanya selama ini Pelda Sumardi hanya merasakan pesawat lepas landas. Begitu pesawat di udara, dia selalu 'dibuang' alias diterjunkan dengan pesawat. Pantas saja, pengalamannya 14 kali turun ke medan operasi. Karena itu Mardi Rambo bahagia karena merasakan pesawat landing untuk pertama kali.
Kisah lucu polosnya anggota Kopassus ini bukan satu-satunya. Simak kisah-kisah lucu lainnya yang dimuat dalam buku Kopassus untuk Indonesia yang ditulis Iwan Santosa dan EA Natanegara dan diterbitkan R&W.
1. Gagal, tidur di kandang sapi
Di medan tugas, prajurit Kopassus harus berhasil. Jika tidak berprestasi, mereka akan ditarik pulang dan dilatih lagi. Bahkan jika gagal lagi ada bonus spesial untuk mereka.
Pelda Suwito, salah seorang prajurit Kopassus yang berpengalaman menceritakan bagaimana kerasnya dulu para pelatih mendidik mereka.
"Pengalaman saya jika tugas perang Timor Timur dan tidak berhasil mendapatkan senjata musuh, sudah pasti tidurnya di kandang sapi!" kata Pelda Suwito.
Saat itu di Grup 2 Kopassus di Kertasura, banyak sapi. Prajurit yang gagal akan ditidurkan bersama sapi.
"Dilatih lagi tiga bulan, diberangkatkan lagi enam bulan. Kalo gagal lagi, tidur sama sapi lagi," kata Pelda Suwito.
2. Pohon habis gara-gara lempar pisau
Lempar pisau dan kampak menjadi salah satu kemampuan yang wajib dimiliki prajurit Kopassus. Nah soal ini ada mahaguru lempar pisau yang sangat ditakuti di Pusdikpassus Batujajar, Kapten Encun.
Tiada hari tanpa berlatih. Bahkan waktu istirahat pun dipakai Encun untuk latihan melempar pisau.
Maka para prajurit Kopassus pun bergurau. "Gara-gara Encun latihan, pohon randu di Pusdikpassus tidak ada yang utuh. Semua habis dibabat untuk latihan lempar pisau," canda mereka.
Kapten Encun memang prajurit istimewa. Dia mengawali karirnya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kopassus bagian dapur. Kini dia adalah pelatih spesialisasi tembak runduk alias sniper dan daki serbu. Encun juga sudah menjadi pelatih Komando legendaris sejak tahun 1984.
3. Tak takut setan, lebih takut pelatih
Salah satu episode paling mengerikan yang harus dialami setiap prajurit Kopassus adalah pendidikan Komando. Fisik dan mental mereka digojlok habis sampai level nol.
Materi latihan meliputi gunung, hutan, rawa dan laut. Rasa lelah, lapar, stres ditambah para pelatih yang menggilas mereka tanpa ampun.
Karena itu para prajurit Kopassus mengaku tak sempat merasa takut pada setan jika harus melewati medan gelap gulita di tengah malam. Mereka lebih takut pada para pelatih yang tak kenal ampun.
"Kami tidak takut setan, lebih takut pelatih," ini jadi semacam semboyan mereka.
Namun tentu tak ada niat buruk dari para pelatih ini selain mendidik para prajurit agar menjadi pasukan komando tangguh berotot kawat dan mental sekeras batu.
Salah satunya soal naik pesawat dan landing alias mendarat. Ada seorang prajurit yang begitu bahagia saat bisa merasakan pesawat landing.
Kisah ini dituturkan Pelda Sumardi alias Mardi Rambo. Dia seorang prajurit Kopassus yang memiliki kemampuan zeni demolisi. Mardi Rambo ini sudah 14 kali diturunkan di medan operasi. Sebuah rekor karena biasanya rata-rata prajurit Kopassus merasakan turun empat kali di medan operasi.
Nah, suatu hari Pelda Sumardi ditugaskan ke Bosnia yang saat itu sedang mengalami konflik berdarah. Buat orang lain, ditugaskan ke Bosnia ibarat mimpi buruk. Namun buat Pelda Sumardi ibarat mendapat durian runtuh.
"Sueeneng sekali ke Bosnia. Pesawat itu take off kemudian landing. Ternyata landing itu wueenaak sekali," kata Pelda Sumardi.
Apa istimewanya landing? Bukankah pesawat yang take off pasti landing? Tunggu dulu, itu hanya berlaku untuk orang sipil.
Rupanya selama ini Pelda Sumardi hanya merasakan pesawat lepas landas. Begitu pesawat di udara, dia selalu 'dibuang' alias diterjunkan dengan pesawat. Pantas saja, pengalamannya 14 kali turun ke medan operasi. Karena itu Mardi Rambo bahagia karena merasakan pesawat landing untuk pertama kali.
Kisah lucu polosnya anggota Kopassus ini bukan satu-satunya. Simak kisah-kisah lucu lainnya yang dimuat dalam buku Kopassus untuk Indonesia yang ditulis Iwan Santosa dan EA Natanegara dan diterbitkan R&W.
1. Gagal, tidur di kandang sapi
Di medan tugas, prajurit Kopassus harus berhasil. Jika tidak berprestasi, mereka akan ditarik pulang dan dilatih lagi. Bahkan jika gagal lagi ada bonus spesial untuk mereka.
Pelda Suwito, salah seorang prajurit Kopassus yang berpengalaman menceritakan bagaimana kerasnya dulu para pelatih mendidik mereka.
"Pengalaman saya jika tugas perang Timor Timur dan tidak berhasil mendapatkan senjata musuh, sudah pasti tidurnya di kandang sapi!" kata Pelda Suwito.
Saat itu di Grup 2 Kopassus di Kertasura, banyak sapi. Prajurit yang gagal akan ditidurkan bersama sapi.
"Dilatih lagi tiga bulan, diberangkatkan lagi enam bulan. Kalo gagal lagi, tidur sama sapi lagi," kata Pelda Suwito.
2. Pohon habis gara-gara lempar pisau
Lempar pisau dan kampak menjadi salah satu kemampuan yang wajib dimiliki prajurit Kopassus. Nah soal ini ada mahaguru lempar pisau yang sangat ditakuti di Pusdikpassus Batujajar, Kapten Encun.
Tiada hari tanpa berlatih. Bahkan waktu istirahat pun dipakai Encun untuk latihan melempar pisau.
Maka para prajurit Kopassus pun bergurau. "Gara-gara Encun latihan, pohon randu di Pusdikpassus tidak ada yang utuh. Semua habis dibabat untuk latihan lempar pisau," canda mereka.
Kapten Encun memang prajurit istimewa. Dia mengawali karirnya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kopassus bagian dapur. Kini dia adalah pelatih spesialisasi tembak runduk alias sniper dan daki serbu. Encun juga sudah menjadi pelatih Komando legendaris sejak tahun 1984.
3. Tak takut setan, lebih takut pelatih
Salah satu episode paling mengerikan yang harus dialami setiap prajurit Kopassus adalah pendidikan Komando. Fisik dan mental mereka digojlok habis sampai level nol.
Materi latihan meliputi gunung, hutan, rawa dan laut. Rasa lelah, lapar, stres ditambah para pelatih yang menggilas mereka tanpa ampun.
Karena itu para prajurit Kopassus mengaku tak sempat merasa takut pada setan jika harus melewati medan gelap gulita di tengah malam. Mereka lebih takut pada para pelatih yang tak kenal ampun.
"Kami tidak takut setan, lebih takut pelatih," ini jadi semacam semboyan mereka.
Namun tentu tak ada niat buruk dari para pelatih ini selain mendidik para prajurit agar menjadi pasukan komando tangguh berotot kawat dan mental sekeras batu.
☠ Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.